“Akhirnya kita sampai juga,” kata Jati, suaranya memecah senyap ketika mobil mulai melambat. Lalu terparkir di depan sebuah villa. Gandes menoleh. “Sepi sekali, Mas. Kamu yakin ini?"“Yakin. Vila keluarga bukan tempat nyasar. Kalau ramai itu pasar atau mall. Namanya juga villa, tentu sepi. Kalau ramai gimana kita bisa....""Ih, otak kamu ngeres melulu, " ucap Gandes dengan mnjitak kepala Jati pelan. "Gandes, berani jitak aku. Aku ini komandan di kesatuan aku, malah sama kamu, enak-enakan kamu jitak.""Ngak boleh? Sini aku tambahi, " canda Gandes. Belum juga tangan Gandes mencapai kepalanya, Jati sudah menarik duluan tangan itu hingga Gandes terjerembab di pelukannya. Jati mencium bibir Gandes sampai gadis itu terengah. "Lepasin, kalau enggak, aku teriak! " ancam Gandes. "Teriak aja, emang ada yang berani ngusik suami yang membahagiakan istrinya?" kekeh Jati makin melancarkan aksinya. Gandes mendorong dada Jati. Namun, Gandes yang kalah kuat malah tak berdaya ditarik Jati dan di
Last Updated : 2025-12-19 Read more