Gandes menarik tangan Jati, lalu menggeleng.Tidak kuat bicara.Jati menarik napas lega namun bersamaan, dadanya perih. "Lalu kenapa kamu menangis tadi?"Gandes diam. Diam yang panjang. Diam yang seperti mencubit Jati dari dalam."Aku takut..." Gandes akhirnya berbisik, suaranya retak.Jati mendekat sedikit. "Takut apa?"Gandes menggigit bibir. Diam lagi."Gandes," Jati mencondongkan tubuh, "aku akan selalu ada untukmu. Kamu punya aku, kamu jangan takut apapun."Gandes hanya menunduk, mengusap mata lagi. "Aku cuma... bingung. Semuanya terjadi cepat. Aku tak tahu, apa artinya hidupku lagi. Ryan, Mama, semuanya seolah sesuatu yang membuatku tak percaya. Aku bahkan tak sanngup bertemu dengan Mama lagi, sekedar menanyakan, apa maksud dari semua ini?" Tubuh Gandes terguncang oleh tangis.Jati memejamkan mata sesaat.Ia ingin memeluk Gandes. Tapi ia tahan."Dengar," Jati berkata lebih pelan, hanya dengan memegang tangannya. "Semuanya akan berakhir. Aku juga minta maaf, aku bersalah."Gandes
Last Updated : 2025-12-11 Read more