All Chapters of Pernikahan Dengan CEO Kandas Setelah Matinya Buah Hati: Chapter 71 - Chapter 80

Darlene sedang merias diri di depan cermin, berusaha semaksimal mungkin menutupi lingkar hitam di bawah mata. Saat itu, Kenward meletakkan segelas kopi panas di atas meja rias."Aku nggak tahu kamu biasanya minum kopi jenis apa, jadi aku minta Bi Susan buatkan latte yang paling umum."Darlene mengucapkan terima kasih. Menurutnya, hari ini Kenward sedikit aneh.Dulu, Kenward boleh saja memberinya uang belanja atau memberi hadiah saat hari besar, tapi mengantarkan secangkir kopi untuknya? Itu tidak pernah terjadi.Darlene berpikir, mungkin ini hanya karena mereka sedang berada di rumah besar keluarga,jadi Kenward perlu mempertahankan pencitraan.Setelah minum kopi, tubuhnya terasa lebih segar, dan dia mulai sibuk menyiapkan hidangan untuk pesta ulang tahun.Menjelang siang, tamu-tamu mulai berdatangan satu per satu.Tamunya masih sama seperti tahun-tahun sebelumnya, semua adalah orang-orang yang dikenal Darlene. Semua tahu bahwa Darlene adalah menantu Harold. Satu-satunya perbedaan tahu

Selain itu, setiap tahun saat ulang tahunnya, Darlene selalu menyiapkan semua hidangan favoritnya. Masakan Darlene bahkan menjadi bahan pameran Harold kepada teman-teman lamanya. Jadi, dia tidak pernah merasa butuh hadiah ulang tahun dari Darlene.Namun kali ini, Darlene benar-benar memberikan hadiah. Harold terharu, tapi sekaligus merasa sedikit pilu. Sebab, dia selalu merasa bahwa Darlene sedang memakai cara ini untuk menarik batas dengan Kenward."Hadiah apa itu sampai dikirim kurir? Jangan-jangan pesan makanan online?" Whitney tak tahan mengejek.Yang lain juga ikut penasaran dengan hadiah ulang tahun yang datang terlambat ini. Kecuali Kenward.Sejak Darlene mengajukan cerai padanya dan pindah dari Cloud Peak tanpa izin, dia tidak memberi sepeser pun pada Darlene. Darlene juga tidak pernah meminta.Kenward menebak hadiah Darlene kemungkinan besar adalah sesuatu yang dia buat sendiri. Hadiah seperti itu murah, tapi penuh makna. Seperti syal rajutan tangan, kue panggang buatan rumah

Di luar kediaman Keluarga Bramantyo, Darlene mengantar kepergian teman Harold satu per satu. Setelah semuanya pergi, dia sendiri juga sudah siap untuk pulang.Gianna berdiri tidak jauh darinya, tidak melakukan apa pun, tetapi juga tidak pergi.Darlene tahu, dia sedang menunggu Kenward.Kecuali tadi malam ketika mereka harus pulang bersama demi persiapan ulang tahun, di waktu-waktu lainnya, orang yang selalu bersama Kenward adalah Gianna.Akhirnya, Kenward keluar dari rumah. Langit sudah mulai gelap. Darlene berniat maju dan mengucapkan salam perpisahan pada Kenward.Bagaimanapun juga, hari ini dia masih berstatus sebagai menantu Keluarga Bramantyo. Saat pulang tadi dia bahkan sudah pamit kepada Francis dan Vida. Menurutnya, tidak perlu mengabaikan Kenward seorang diri."Kenward, aku mau pulang ....""Biar aku antar."Darlene tertegun.Wajah tampan Kenward tidak memperlihatkan emosi apa pun. Setelah berkata demikian, dia lalu menoleh pada Gianna yang buru-buru mendekat."Saka sebentar

Darlene menatap mata Adnan. Mata Adnan berbanding terbalik dengan milik Kenward. Jernih seperti mata air, sekali lihat saja sudah terasa bening sampai dasar.Karena itu, Darlene tahu Adnan tidak berbohong dan bukan memakai alasan ini untuk menutup-nutupi sesuatu."Tenang saja, malam ini Kenward nggak akan datang mencariku.""Kamu tahu dari mana?"Adnan tetap tidak tenang. Kemudian, dia melihat Darlene memaksakan senyuman."Karena dia pergi mencari Gianna."Di vila tepi pantai, saat Kenward tiba, lampu di dalam vila menyala. Begitu membuka pintu, dia langsung melihat Gianna berdiri di ambang pintu.Gianna sudah mengganti pakaian, mengenakan gaun tidur sutra warna nude yang menonjolkan lekuk tubuhnya yang menggoda. Dia berjinjit, lalu mengangkat tangan, membantu Kenward melepaskan dasinya. Pada saat yang sama, Kenward juga melepaskan jasnya sendiri.Keesokan harinya, Darlene datang ke kantor sangat pagi dan menunggu di depan ruang presdir. Dia menunggu hingga hampir tengah hari.Akhirnya

Sebenarnya Darlene sama sekali tidak berniat membeli."Kamu? Kamu mampu beli ini?" Darshen menaikkan alis menantang."Masalah 6 miliar yang harus kamu bayar waktu itu sudah dilupakan? Cepat banget."Begitu Darlene menyebut itu, wajah Darshen langsung pucat. "Waktu itu kamu yang memerasku! Kamu pikir dengan IQ Kenward, dia akan membayar begitu saja kalau diperas?"Sekarang Darshen terdiam. Di samping, Gianna juga mengerutkan dahi. Dia tak mengerti dari mana Darlene mendapat begitu banyak uang. Gaun miliaran, hadiah ratusan miliar. Namun, dia tidak akan membiarkan Darlene terlalu merasa bangga."Aku benar-benar iri padamu. Perhiasan harus dibeli sendiri. Berbeda denganku, semua perhiasanku Kenward yang beli. Oh ya, Darlene, selama bertahun-tahun ini kamu mencuci dan memasak untuk Kenward, apa dia nggak pernah memberimu satu pun perhiasan?"Sudut bibir Darlene yang tadinya tersenyum perlahan menurun. Kenward pernah memberinya banyak perhiasan, tetapi semuanya adalah berlian merah muda yan