Putri Aurora melangkah menuju meja racikan Jason. Langkahnya terdengar halus, tapi aura kecemasannya terasa jelas. Di atas meja, sisa-sisa akar, serpihan daun kering, dan botol kecil minyak herbal masih berserakan. Aroma pahit dan hangat dari residu alkimianya naik ke udara, bercampur dengan wangi melati yang terbawa dari tubuh sang putri.“Kau benar-benar membuat pil itu…” bisiknya, jemarinya nyaris menyentuh salah satu wadah obat. Matanya berkilat—takut, kagum, dan… curiga. “Aku ingin melihatnya.”Jason menghalangi tangan Aurora sebelum menyentuh apa pun.“Tidak.” Suaranya tegas, hampir terlalu cepat. “Pil itu berbahaya jika disentuh sembarangan.”Aurora berhenti, tetapi sorot kecewa jelas melintas di matanya. Ia mengerutkan alis tipisnya. “Jadi kau bahkan tak mempercayaiku?”Jason membalas tatapannya tanpa ragu. “Aku mempercayaimu… tapi tidak mempercayai politik istana di belakangmu.”Kalimat itu seperti pisau tumpul—pelan, namun menyakitkan.Dari samping, Karina menggenggam tangan
Terakhir Diperbarui : 2025-12-01 Baca selengkapnya