All Chapters of Sistem Medis Dokter Jenius Masa Depan : Chapter 71 - Chapter 80

110 Chapters

Curiga

Kamar Jenderal Alexander masih berbau obat obat dan asap dupa penetral racun. Cahaya lampu minyak menggoyang-goyang di dinding, menciptakan bayangan yang tampak seperti bayangan para prajurit yang gugur di medan perang. Jason berdiri di sisi ranjang, sementara Karina duduk memegangi tangan ayahnya yang mulai menghangat kembali.Alexander menghela napas panjang, seolah mengumpulkan keberanian sebelum membuka luka yang tak terlihat.“Sebenarnya,” katanya pelan namun tegas, “aku tidak boleh membicarakan hal ini pada siapa pun. Tapi kau… Jason… sudah seperti keluarga.” Tatapannya dalam, penuh kepercayaan. “Mungkin kau bisa membantu memecahkan siapa yang mencoba membunuhku. Juga alasan yang masuk akal karena saat itu hanya ada prajurit Kerajaan Sangkala.”Jason mengangguk, mendengarkan tanpa berkedip. Ia juga sudah penasaran dengan intrik istana tapi untuk saat ini ia masih tidak berminat untuk menjadi pejabat istana kerajaan.Alexander menatap langit-langit, seolah melihat kembali perang b

Last Updated : 2025-11-26

Distrik Medis

Pagi baru saja membuka tirainya ketika tiga sosok berjalan santai melewati gerbang besar Distrik Medis Kota Aryaloka. Matahari masih lembut, cahayanya menyinari bangunan-bangunan batu berwarna pucat yang berdiri berjajar, sementara udara pagi membawa aroma tanah lembap bercampur bau herbal yang menguar dari pasar terdekat.Jason melangkah di antara Perdana Menteri Nathan dan Karina. Setiap langkahnya memantulkan pantulan sinar keemasan dari ubin jalanan yang baru dibersihkan. Suasana distrik ini berbeda dari distrik lain—lebih sunyi namun terasa hidup oleh hiruk-pikuk para tabib dan pedagang ramuan.Mereka berhenti di depan sebuah tanah luas dengan bangunan toko dua lantai yang masih mengeluarkan aroma kayu baru. Papan di bagian depan masih belum dipasang, dan beberapa pekerja tampak sibuk memindahkan perabot baru keluar dari gerobak.“Di sinilah tempatnya,” ujar Nathan sambil menepuk bahu Jason. “Bangunan ini baru selesai direnovasi kemarin malam. Lokasinya paling strategis, dekat Pas

Last Updated : 2025-11-26

Tiga Bahan Herbal

Bau tajam herbal kering, kayu manis, dan jamur hutan memenuhi udara ketika Jason dan Karina memasuki lorong terdalam Pasar Obat Aryaloka. Di sini, suasana jauh berbeda dari bagian depan pasar. Tidak ada teriakan pedagang. Tidak ada suara tawar-menawar. Hanya bisik-bisik dan tatapan tajam. Lorong ini seperti dunia berbeda—lebih sempit, lebih gelap, dengan kain hitam tebal menggantung di setiap kios. Karina menggandeng Jason lebih erat, seolah tahu bahaya bisa muncul kapan saja. “Berhati-hatilah,” bisiknya. “Di sini… uang bukan satu-satunya mata uang. Reputasi, status, bahkan hubungan politik bisa jadi syarat membeli satu daun herbal.” Jason tersenyum tipis. “Kalau begitu, kita gunakan saja apa yang kita punya.” Baru saja langkah mereka masuk lebih jauh, seorang pria berwajah tirus berdiri menghadang. Bajunya hitam, matanya setajam bilah pedang memandang mereka dengan curiga. “Apa tujuan kalian memasuki area pedagang utama?” tanyanya dingin. Karina hendak menjawab, namun Jaso

Last Updated : 2025-11-27

Ancaman Vardos

Karina mengepalkan tangan begitu kencang hingga jari-jarinya yang tergenggam tampak mulai memerah. Napasnya memburu, dada naik-turun. “Itu jebakan! Jangan mau mengikuti syaratnya, Jason!” katanya, suaranya bergetar namun penuh peringatan.Tapi Vardos belum selesai. Lelaki itu memiringkan kepala, bibirnya terangkat membentuk senyum licik yang membuat udara di sekitar seolah mengental. Tatapannya meluncur ke arah Karina—kejam, menghina, seperti seekor ular yang baru menemukan mangsanya.“Atau…” Ia mengerling, nada suaranya sengaja dibuat manis namun beracun. “Kau bisa menyerah sekarang… dan membiarkan nona cantik ini makan malam bersamaku. Hanya kami berdua. Di rumahku yang sangat mewah. Tentunya sangat menyenangkan bagiku.”Karina sontak menegang dari ujung rambut sampai ujung kaki. Jari-jarinya mencengkeram bajunya, rahangnya mengeras. Jason melihat itu, dan darahnya—yang selama ini ditahan tetap dingin—mengalir panas seketika.“Kurang ajar!” Karina meledak, suaranya tajam melengking.

Last Updated : 2025-11-27

Duel Tabib

Gedung Uji Herbal tampak seperti bangunan suci. Pilar-pilar marmer berukir naga melingkar, atapnya menjulang tinggi, dan lorong masuknya dipenuhi lentera biru yang berdenyut halus seperti cahaya kehidupan.Namun begitu Jason dan Karina masuk, hawa di dalamnya terasa seperti ruang pengadilan. Sepuluh tabib senior Asosiasi Tabib duduk di kursi tinggi, masing-masing mengenakan jubah putih dengan lambang daun perak.Di tengah ruangan, terdapat dua meja uji—datar, bersih, dipenuhi peralatan pembuat obat: lesung, pisau herbal, tungku pembakar, dan botol kaca. Di sampingnya terdapat kotak misterius tempat penyakit yang akan diberikan untuk diuji.Karina berbisik, “Jason… hati-hati. Duel tabib di sini bukan main-main. Jika salah meracik, obatmu bisa meledak atau berubah menjadi racun murni.”“Sempurna,” jawab Jason santai. “Aku suka tantangan.”Vardos sudah berada di meja seberang, wajahnya tersenyum sinis. Dua asistennya berdiri di belakang, siap menyodorkan bahan atau alat apa pun.Begitu Ja

Last Updated : 2025-11-27

Obat Tingkat Ilahi

Enam menit tersisa.Ketegangan di ruangan itu terasa sangat menyesakkan dada. Aroma herbal panas, uap metalik, dan bau pahit dari akar-akar kering memenuhi udara. Para tabib senior berdiri melingkar, memperhatikan tiap gerakan seperti hakim yang menunggu jatuhnya vonis.Vardos, yang sebelumnya penuh percaya diri, kini tampak mulai goyah. Cairan dalam tabungnya mendidih tak teratur, berbuih seperti air racun yang tersentuh petir. Alisnya berkerut, tangannya bergerak cepat namun gemetar.“Apa-apaan ini…” gumamnya frustasi.Ia menambahkan serbuk herbal lain—terlalu cepat, terlalu kasar.PSSSSHH!!Uap hijau pekat meletus dari permukaan ramuan. Bau busuk menusuk hidung, membuat beberapa pengamat mundur setengah langkah.“Brengsek! Menyebalkan sekali!” maki Vardos, panik merembes dari setiap nada suaranya.Sementara itu, Jason bergerak dengan ketenangan yang menantang logika. Ia mengambil bahan cincang tipis yang ia siapkan sebelumnya—aromanya lembut, seperti daun basah seusai hujan. Ia mema

Last Updated : 2025-11-27

Pemburu Bayangan

Angin sore menyapu distrik medis saat Jason, Karina, dan Perdana Menteri Nathan keluar dari Gedung Uji Herbal. Nathan yang sudah kembali dari mengurus dokumen resmi untuk Jason langsung menuju Gedung Uji Herbal saat mendengar ada keributan sebelumnya antara Jason dan Karina dengan Vardos.Cahaya emas matahari memantul di bangunan batu putih, membuat kota Aryaloka tampak damai—namun Jason tahu, ketenangan seperti ini selalu menjadi tanda sebelum kejadian besar.Jason sempat menoleh sekali. Kerumunan tabib masih membicarakannya, memuji kemampuannya, menganggumi teknik jarum emasnya.Tapi…Di antara kerumunan itu, Jason merasakan sesuatu menusuk punggungnya—tatapan. Bukan tatapan iri, bukan kagum. Ini tatapan pembunuh.Ada seseorang yang mengikutiku…Ia memejamkan mata untuk sepersekian detik. Indera Qi yang meningkat berkat sistem mulai menangkap aliran energi asing.Dingin. Sunyi. Seperti bayangan yang tidak memiliki wujud.Pemburu? Atau mata-mata istana?Karina menepuk lengannya, memb

Last Updated : 2025-11-27

Mencari Lotus Api Biru

BOOOM!Serangan datang begitu cepat hingga daun-daun terbang berputar. Jason menepisnya, tapi tekanan serangan itu membuat tanah di bawah kaki retak.Cepat sekali!Wujud bayangan itu menukik dari atas—gerakannya seperti kilatan hitam.Jason menarik jarum emas.Teknik Hawa Naga—Perisai Angin Emas!TING! Benturan keras bergema.Bayangan itu terpental, tapi tidak terluka. Ia mendarat di atas batang pohon tanpa suara, lalu berubah lagi menjadi kabut dan menghilang.“Menyatu dengan kabut?” Jason mendesis.Tiba-tiba suara berdenging muncul di telinganya.Ding! [Target : Singkirkan Pemburu Bayangan] [Kekuatan : Setara Master Tingkat Tinggi] [Tipe : Pembunuh tanpa bentuk / pengguna racun / spesialis serangan diam-diam] [Saran : Gunakan Api Qi untuk mengungkap wujudnya][Hadiah : Teknik Kultivasi dan Medis Kuno + 500 Keping Emas][Poin Suka Karina : +100][Poin Belanja : 50 poin. Gunakan untuk membeli barang di Sistem Medis]Jason mengangguk. “Baik…”Ia menarik napas, lalu mengeluarkan se

Last Updated : 2025-11-27

Meracik Pil Elixir Surgawi

Angin malam menyapu jalanan Aryaloka dengan dingin yang menggigit, membawa aroma kabut tipis dan sisa-sisa asap lampu minyak yang bergoyang tertiup angin. Kota sudah mulai lengang... para pedagang menutup lapak, gerobak-gerobak tua diselimuti kain, dan bayangan bangunan batu tampak menjulang sunyi di bawah cahaya oranye redup.Di tengah kesunyian itu, tiga sosok berjalan cepat... Jason, langkah tenang namun waspada... Karina, yang memeluk kotak herbal seperti memegang nyawa seseorang... dan Perdana Menteri Nathan, yang sesekali menatap sekeliling seakan mencium ancaman dari balik gelap.Di dalam kotak itu, beristirahat Lotus Api Biru—herbal yang dianggap berkah para dewa dan kutukan para pemburu. Kelopaknya yang seharusnya gelap justru berpendar dari dalam, membuat box itu tampak bersinar halus di gandengan tangan Karina.“Jason…” Karina akhirnya bicara, suaranya setipis desir angin. “Setelah ini… kau akan membuat Pil Elixir Surgawi itu, kan?”Jason mengangguk pelan, tetapi ada ketega

Last Updated : 2025-11-28

Munculnya Boneka Darah

Jason tidak bergerak, namun sorot matanya menajam seketika—seperti predator yang baru saja menangkap suara langkah mangsa.“Aku mendengarnya.”DUG!Lantai bergetar tipis. Angin dalam ruangan berubah berat, seolah mendorong semua orang untuk menahan napas.Dentuman berikutnya—DUG! BUUM!Suara itu menggetarkan seluruh klinik. Botol-botol obat saling bertabrakan, beberapa pecah, menebar wangi herbal yang bercampur dengan debu kayu.Nathan langsung menghunus pedang pendek di pinggangnya. Cahaya logam dingin memantul dari lilin yang bergetar.“Sepertinya… kita tidak sendirian malam ini.”BUUM!Pintu klinik terguncang begitu keras hingga engselnya memekik.Jason tetap menahan formasi energi Pil Elixir Surgawi dengan tangan kiri—sinar emas masih berputar. Tangan kanannya mengambil sehelai jarum emas, kilau tipisnya mematikan.“Karina, sebaiknya kau mundur.”Karina menggigit bibir, wajahnya tegang. “Jason… hati-hati.”Nathan berdiri tepat di depan pintu, pedang terarah. “Siapapun kalian—kalau

Last Updated : 2025-11-28

...

6 7 8 9 10 11

SCAN CODE TO READ ON APP