Jason baru saja menutup buku catatannya ketika sebuah suara parau, berat oleh usia dan kelelahan, menggema dari belakang.“Kau… tabib baru dari kerajaan?”Jason menoleh cepat.Di ambang pintu berdiri seorang lelaki tua bersandar pada tongkat bambu retak. Jubahnya lusuh, warna aslinya sudah hilang entah sejak kapan. Sorot matanya dalam—cekung, penuh bayang keputusasaan yang lama menetap. Namun berbeda dengan warga lain, tubuhnya tidak menunjukkan tanda-tanda mati rasa ataupun bercak mengeras.“Aku bukan tabib,” kata Jason pelan, menutup alat scannernya. “Aku dokter.”Lelaki tua itu mendesah panjang, napasnya bergetar. “Sama saja… tabib, dokter… semua yang datang ke Satyaloka berakhir mati atau lari.”Alis Jason terangkat. “Mati karena apa?”“Penyakit ini,” gumam lelaki itu lirih, seolah takut dinding bambu mendengar. “Ia menggerogoti roh mereka.”Jason melirik pasien terakhir yang ia periksa—kulit pucat, jari-jari mengecil seperti tergerus, luka tak berdarah.“Itu bukan roh yang digerog
Last Updated : 2025-12-07 Read more