Lantai batu di kamar mulai terasa dingin, memantulkan cahaya redup dari obor yang berkedip-kedip. Di tengah suasana tegang itu, tiba-tiba Tabib Markus menjatuhkan diri berlutut di hadapan Jason, suaranya pecah antara rasa takut dan keputusasaan. Tubuhnya gemetar hebat, keringat mengucur di pelipis, dan tanpa ragu ia bersujud tiga kali di depan pemuda itu hingga dahinya membentur lantai keras.“Tuan Muda... tolong selamatkan aku!” raungnya lirih tapi parau, suaranya seperti suara orang yang sudah menggantung separuh kakinya di jurang maut.Jason terpaku. Udara seakan berhenti mengalir di sekitarnya. Tatapannya kosong sesaat—ia tak tahu apakah harus marah, iba, atau mencibir pria yang beberapa menit lalu menuduhnya sebagai penjahat. Bau keringat dan dupa bercampur, memenuhi ruangan dengan aroma aneh yang membuat dada terasa berat.“Kau salah orang,” kata Jason akhirnya, nadanya datar namun tegas. “Seharusnya kau mohon ampun kepada Perdana Menteri dan Jenderal, bukan kepadaku.”Nada suara
Terakhir Diperbarui : 2025-10-28 Baca selengkapnya