Saat Kapak Merah mengayun turun, udara seketika tertikam oleh bunyi logam yang berdesing. SREEET!.Felix merasa sesuatu dingin menjalar di lehernya... otot-ototnya membeku, gerakannya tersendat seperti mesin yang kehabisan bahan bakar. Ia sempat membuka mulut, ingin melontarkan ancaman setengah jadi, “Kau sudah berjanji padaku, bocah bus—” —tapi kata-kata itu tidak sempat selesai.Dalam satu gerak yang bersih dan tanpa ampun kepala Felix terputus. Kepala itu terguling, memantul di halaman berbatu, lalu meluncur ke arah Nadia. Teriakan Nadia pecah memekakan telinga—histeris, ngeri, suara yang membelah udara malam. Bau logam, panas darah, dan tanah tergilas memenuhi hidungnya, membuat suara napasnya tercekat.Di tengah kekacauan itu, Jason berdiri tegap, wajahnya kaku dan dingin. Tidak ada rasa belas kasihan di matanya. “Aku memang tidak akan membunuhmu,” suaranya datar. “Tapi Adrian tidak berjanji padamu. Jika kau dibiarkan hidup, kau hanya akan menjadi hama di Desa Tirtaloka.”Pandang
Last Updated : 2025-11-12 Read more