Kereta kuda berguncang ringan di atas jalan tanah berbatu, meninggalkan kabut lembap Hutan Tirtasari. Udara pagi yang baru saja memanas membawa aroma getah dan tanah basah, bercampur dengan derap langkah empat kuda yang berlari kencang di jalan yang mulai berdebu.Jason menyingkap tirai kulit kereta, pandangannya menyapu hamparan padang rumput yang mulai disinari mentari. Jauh di depan, siluet sesuatu menarik perhatiannya — sebuah kereta kuda lain, namun kondisinya… hancur berantakan.Roda kirinya patah, tiang kendali remuk, dan jejak seret di tanah menunjukkan kereta itu terguling keras.Gadis di sampingnya — rambutnya kusut, wajahnya pucat — tiba-tiba menegang. “Itu… itu kereta kami!” serunya dengan suara bergetar.Mantel Jason disingkirkannya tanpa merasa dingin sama sekali.Sebelum Jason sempat menahan, gadis itu sudah membuka pintu dan melompat turun, rok panjangnya tersapu debu. Ia berlari secepat yang ia bisa, langkahnya terseret, napasnya berat.“Ayah!” jeritnya, memecah udara
Last Updated : 2025-11-06 Read more