Semakin ia mengingat, semakin benih keraguan tumbuh menjadi sesuatu yang lebih besar — ketakutan.“Mungkin aku sudah bodoh karena terlalu percaya,” gumamnya. Air mata menggenang di pelupuk.Ia tidak tahu, apakah yang ia rasakan sekarang lebih condong ke arah kekecewaan… atau patah hati.Keesokan harinya, matahari terbit tapi tidak membawa kehangatan bagi mereka berdua.Ardi datang lebih pagi, mencoba memperbaiki suasana dengan bersikap seperti biasa. Ia menyapa semua orang, memberi instruksi dengan senyum ramah, tapi di dalam dadanya, ada rasa waswas yang sulit diabaikan.Ketika ia melihat Maya, senyumnya terhenti sepersekian detik. Maya berdiri di depan meja kerja, sibuk memeriksa dokumen, tapi tak menoleh sama sekali saat ia lewat.“Pagi,” katanya pelan.“Pagi,” jawab Maya cepat tanpa menatap.Risa yang memperhatikan dari jauh bisa merasakan atmosfer yang berbeda.Biasanya, setiap kali Ardi datang, ruangan terasa hangat — entah karena senyumnya, atau karena Maya yang selalu tampak l
Last Updated : 2025-11-04 Read more