Home / Romansa / Penyamaran CEO Tanaka / Bab 79 – Kebenaran yang Menyakitkan

Share

Bab 79 – Kebenaran yang Menyakitkan

Author: Jeff Ry
last update Last Updated: 2025-11-06 15:02:26

Sementara itu, di sisi lain gedung, Ardi—atau Adrian—berdiri di balkon lantai dua, menatap langit yang kini mulai kelabu tua. Ia baru saja menyelesaikan rapat kecil dengan tim, tapi pikirannya sama sekali tidak di sana. Ia tahu sesuatu sudah berubah sejak pagi.

Maya menghindar, bahkan pandangan matanya tak lagi sama.

Andra tampak terlalu tenang — seperti seseorang yang sudah menyimpan sesuatu.

Adrian menghela napas panjang, lalu menyandarkan tubuhnya ke pagar besi balkon. “Semuanya mulai retak,” gumamnya pelan.

Davin sudah memperingatkannya. “Kau tak bisa terus hidup di dua dunia, Adrian. Cepat atau lambat, keduanya akan saling menghancurkan.”

Dan kini, peringatan itu menjadi kenyataan.

Ia menatap ke bawah, melihat beberapa pekerja proyek tertawa di bawah tenda kecil yang melindungi mereka dari hujan. Dunia mereka sederhana — bekerja, tertawa, pulang ke rumah. Dunia yang dulu ia rindukan, yang membuatnya rela meninggalkan status dan nama besar.

Tapi dunia itu kini mulai menolaknya kem
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Penyamaran CEO Tanaka   Bab 79 – Kebenaran yang Menyakitkan

    Sementara itu, di sisi lain gedung, Ardi—atau Adrian—berdiri di balkon lantai dua, menatap langit yang kini mulai kelabu tua. Ia baru saja menyelesaikan rapat kecil dengan tim, tapi pikirannya sama sekali tidak di sana. Ia tahu sesuatu sudah berubah sejak pagi.Maya menghindar, bahkan pandangan matanya tak lagi sama.Andra tampak terlalu tenang — seperti seseorang yang sudah menyimpan sesuatu.Adrian menghela napas panjang, lalu menyandarkan tubuhnya ke pagar besi balkon. “Semuanya mulai retak,” gumamnya pelan.Davin sudah memperingatkannya. “Kau tak bisa terus hidup di dua dunia, Adrian. Cepat atau lambat, keduanya akan saling menghancurkan.”Dan kini, peringatan itu menjadi kenyataan.Ia menatap ke bawah, melihat beberapa pekerja proyek tertawa di bawah tenda kecil yang melindungi mereka dari hujan. Dunia mereka sederhana — bekerja, tertawa, pulang ke rumah. Dunia yang dulu ia rindukan, yang membuatnya rela meninggalkan status dan nama besar.Tapi dunia itu kini mulai menolaknya kem

  • Penyamaran CEO Tanaka   Bab 78 – Hancur

    Hatinya masih berperang. Antara ingin percaya dan takut benar.Karena jika ternyata semua dugaannya terbukti, maka cinta yang ia rasa selama ini hanyalah bayangan dari seseorang yang tidak pernah benar-benar ada.Di luar kamar, Risa mengetuk pintu. “May, kau belum tidur?”“Belum,” jawabnya pendek.Risa masuk, membawa dua cangkir cokelat hangat. “Kupikir kau butuh teman bicara. Hari-hari ini kau kelihatan aneh.”Maya memaksakan senyum. “Aku baik-baik saja.”“Jangan bohong. Aku tahu tatapan orang yang menyimpan sesuatu,” kata Risa pelan, duduk di sampingnya. “Kau masih memikirkan Ardi, kan?”Maya terdiam lama.Akhirnya ia mengangguk pelan. “Aku tidak tahu harus percaya apa lagi, Ris. Semakin aku mencoba berpikir jernih, semakin semuanya tak masuk akal.”Risa menatapnya penuh empati. “Kalau kau ingin tahu kebenaran, kau harus siap untuk terluka.”Maya menghela napas berat. “Aku sudah terluka sejak dia mulai berbohong.”Keesokan harinya, langit cerah tapi suasana kantor dingin.Andra data

  • Penyamaran CEO Tanaka   Bab 77 – Bukti di Tangan

    Angin malam berembus melalui celah jendela ruang kerja Ardi, membawa aroma debu proyek yang khas.Kantor cabang Timur telah lama sepi — hanya lampu kecil di meja administrasi yang masih menyala, menyoroti berkas-berkas proyek yang berserakan.Namun malam itu, bukan Maya, bukan Risa, bukan siapa pun dari tim administrasi yang masih bekerja.Yang berada di sana adalah Andra Putra, project manager yang sejak awal menaruh kecurigaan terhadap “staf baru” bernama Ardi Santoso.Langkah Andra pelan tapi mantap. Suara sepatunya bergema di lantai, seolah menyuarakan tekad yang sudah matang.Ia menoleh ke kanan dan kiri, memastikan tak ada yang melihatnya sebelum menekan gagang pintu ruang kerja Ardi.Klik.Pintu terbuka dengan mudah. Rupanya Ardi lupa menguncinya.Andra tersenyum tipis — senyum kemenangan kecil di tengah malam.“Selalu terlalu percaya diri,” gumamnya.Ia menyalakan lampu meja, lalu memindai ruangan dengan tatapan penuh perhitungan.Ruangan itu rapi, bahkan terlalu rapi.Setiap

  • Penyamaran CEO Tanaka   Bab 76 – Nyaris Terbongkar

    Ardi tidak menjawab. Hanya tatapan kosong yang menjadi jawabannya.Davin mendengus lirih, lalu menatapnya dengan nada lelah. “Kau akan hancur kalau terus seperti ini.”Apa yang keduanya tidak sadari — dari kejauhan, Maya melihat mereka.Ia baru saja keluar dari ruang administrasi, membawa beberapa dokumen laporan vendor ketika pandangannya tertumbuk pada dua sosok yang sedang berbicara di sisi area parkir proyek.Yang satu jelas Ardi.Yang satu lagi… wajahnya setengah tertutup topi, tapi tubuhnya tampak berwibawa, cara berdirinya tegas — tidak seperti kontraktor atau vendor biasa.Rasa penasaran menyelusup, pelan tapi menekan.Maya berhenti di balik tiang beton, memperhatikan dari jarak aman. Ia tidak bisa mendengar dengan jelas, tapi dari gestur tubuh keduanya, pembicaraan itu jelas serius.Ardi — yang biasanya tenang — kini tampak tegang, matanya tajam, bahunya kaku.Pria satunya, yang Maya belum kenal, sesekali menatap sekitar dengan gelisah.“Siapa dia?” bisik Maya, jantungnya mul

  • Penyamaran CEO Tanaka   Bab 75 – Belum Selesai

    Dari jarak itu, ia melihat Maya berhenti di tengah hujan. Gadis itu menatap langit, membiarkan air menetes di wajahnya — entah air hujan atau air mata, Adrian tak tahu.Yang ia tahu, wajah itu tampak lebih hancur daripada apa pun yang pernah ia lihat.Dan di detik itu, ia sadar:Mungkin ini harga dari kejujuran yang datang terlambat.Maya melanjutkan langkahnya.Ia naik ke bus kota yang setengah penuh, duduk di dekat jendela. Hujan menetes di kaca, menciptakan garis-garis air yang mengaburkan pandangan.Ia menatap keluar, tapi yang terlihat hanyalah lampu kota yang luntur — sama seperti harapannya.“Apakah semua yang kukenal hanya pura-pura?”“Apakah aku mencintai seseorang yang bahkan tak benar-benar ada?”Bus berjalan lambat, dan di kejauhan, sosok berpayung hitam masih berdiri, tak bergerak.Adrian menatap bus itu menjauh, lalu menunduk, menutup matanya rapat-rapat.“Maaf, Maya,” bisiknya nyaris tak terdengar. “Aku hanya ingin mencintaimu tanpa nama, tapi ternyata dunia tak mengizi

  • Penyamaran CEO Tanaka   Bab 74 – Pencarian Kebenaran

    Hari itu, hujan turun pelan sejak pagi — bukan deras, tapi cukup untuk membuat langit tampak muram, seperti mencerminkan isi hati Maya yang masih berkabut.Sudah dua hari sejak kejadian di kantor ketika Nadine menyebut nama “Adrian” dengan santai, tapi setiap detiknya terasa panjang, menyesakkan, dan penuh tanda tanya yang belum terjawab.Maya duduk di meja kerjanya, tapi pikirannya tidak di sana.Layar komputer menampilkan laporan proyek yang belum selesai, namun matanya kosong.Setiap kata yang tertulis tampak kabur, berganti bayangan wajah Ardi — atau Adrian, entahlah siapa yang sebenarnya ia kenal selama ini.Ia ingin marah. Tapi di sisi lain, ada bagian dari dirinya yang masih berharap semua itu salah paham.Bahwa Nadine hanya sedang bermain-main, bahwa Ardi tetaplah Ardi — pria sederhana yang membuatnya merasa tenang di tengah kerasnya dunia proyek.Namun semakin ia menolak, semakin pikirannya melahirkan keraguan.“Mungkinkah semua ini benar?” bisiknya lirih.Siang menjelang sor

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status