Hujan turun perlahan malam itu, membasahi jalanan kota Bandung. Lampu-lampu dari gedung tinggi memantul di aspal yang licin, menciptakan bayangan panjang seperti urat-urat cahaya.Namun di bawah semua itu atau jauh di bawah permukaan kota yang sibuk, sebenarnya ada sesuatu yang bergetar.Getaran itu halus, nyaris tak terasa oleh manusia biasa. Tapi bagi mereka yang masih menyimpan rasa, suara itu seperti panggilan. Panggilan dari sesuatu yang tua, sangat tua, seakan ada sesuatu yang menunggu untuk dibangunkan.Saat itu Larisa berdiri di halaman kampus, memandangi batu besar di tengah taman arkeologi Universitas Padjadjaran. Batu itu baru ditemukan dua hari lalu saat tim kampus melakukan penggalian saluran bawah tanah lama. Tak ada yang aneh, katanya, kecuali satu hal — setiap malam, batu itu mengeluarkan bunyi rendah seperti napas panjang.Larisa mendekatinya, membawa alat perekam. “Frekuensi getarannya stabil… tapi seolah ada pola,” gumamnya.Ia kemudian menempelkan telinganya pada p
Last Updated : 2025-11-18 Read more