Yudis tidak ingin mempertimbangkan perasaan ibunya. Toh, hubungannya dengan Ziana juga tidak seserius itu. Semua bisa berakhir kapan saja, dan semua itu tergantung Yudis. "Tentu aku akan tetap bertunangan. Terserah Ibu merestui atau menolak, tidak akan merubah keputusanku," jawab Yudis tanpa ragu. Raya semakin menegang, tangannya mengepal dengan rasa kesal. Anak sulungnya yang paling ngeyel dan keras kepala memang sulit diatur! "Yudis," Raya menatap anaknya. "Ada banyak wanita lain yang lebih pantas! Ibu bisa mencarikannya untukmu--" "Tidak, Bu," tolak Yudis mentah-mentah. Pemuda itu berdiri. "Yudis hanya ingin Ziana. Jika Ibu tidak bisa memberi kontribusi apa pun pada hubungan kami, tidak perlu ikut campur."Pemuda itu pamit, tidak ingin lagi mendengar omelan ibunya. Saat sampai di pintu, dia menoleh sekilas pada ibunya. "Ibu, tolong jangan ganggu dia," katanya lagi, lebih seperti peringatan daripada permintaan. Raya menggertakkan giginya. Yudis memang keras kepala, tapi baru s
Last Updated : 2025-11-02 Read more