“Ini, silakan, Dok.”Helena meletakkan dua cangkir teh di atas meja, lalu ia duduk di sebelah Yanuar.“Terima kasih, Dokter Helena,” sahut Yanuar sambil tersenyum menebar pesona, seolah ia laki-laki paling tampan dan diminati banyak wanita.Helena tersenyum tipis. Ia menyilangkan kakinya, hingga membuat paha putih mulusnya kembali terlihat.Yanuar terdiam sejenak. Tangannya berhenti di cangkir. Ia menelan ludah sambil terus melirik penuh hasrat ke arah paha mulus tersebut.“Kenapa, Dok?” tanya Helena lagi, masih dengan lakon pura-pura tidak tahu.“Ah, hehe. Tidak, tidak ada apa-apa.”Yanuar langsung mengambil cangkir dan menyesap pelan teh hangat tersebut.Helena juga ikut menikmati teh. Ia tersenyum saat melihat gundukan samar di balik celana Yanuar.“Dasar! Begitu mudahnya dia dipancing,” batinnya sinis.Ia kembali mengangkat wajahnya dan menatap Yanuar.“Bagaimana, Dok, tehnya?”“Ah, ini sangat nikmat. Anda memang tahu betul bagaimana caranya memanjakan tamu,” sahut Yanuar sambil m
Last Updated : 2025-12-15 Read more