Meski ragu, Tania akhirnya mempersilakan Helena masuk ke dalam.“Silakan duduk,” kata Tania pelan.Helena tersenyum, ia langsung duduk di sofa besar yang terasa cukup empuk. Ia meletakkan tas kecilnya di atas meja, lalu dengan gerakan elegan menyilangkan kaki dan duduk tenang sambil menatap Tania.Entah mengapa, Tania tampak begitu gugup. Aura dominasi Helena benar-benar menguar.“Sebentar, saya buatkan minum dulu.”Tania hendak bangkit, namun suara lembut Helena menghentikannya.“Tidak usah, tidak perlu repot-repot.”Helena kembali tersenyum dengan sorot mata yang sangat sulit diartikan.“Saya hanya sebentar di sini, tidak lama,” katanya lagi.Tania akhirnya duduk kembali, merapikan dasternya yang sedikit tersingkap.“Ja-jadi, ada apa ya, Bu Helena?” Tania benar-benar tampak gugup.“Tidak usah gugup seperti itu, Tania. Santai saja.”Helena menatap Tania dengan tatapan yang benar-benar membuat Tania merasa terintimidasi.“Ada beberapa hal yang saya ingin bicarakan,” lanjut Helena. Ia
Last Updated : 2025-12-23 Read more