Bagas akhirnya bangkit, berjalan pelan mendekat ke arah Clara. Ia duduk di sebelahnya.“Iya, Bu. Saya mengerti,” ucap Bagas pelan, mencoba menenangkan Clara. Tangan Bagas terangkat pelan, menyentuh bahu Clara dengan lembut.Clara tak lagi mengucapkan apa-apa. Ia masih saja menangis di sana.Bagas menghela napas pelan, lalu merangkul bahu Clara dan mendekapnya. Clara langsung menjadikan pundak Bagas sebagai sandaran.“Tidak apa-apa, Bu. Menangislah, tidak ada salahnya,” ujar Bagas kembali sambil mengusap lembut bahu wanita itu.“Dok… apa saya seburuk itu? Apa saya benar-benar tidak menarik lagi, Dok?” tanya Clara lirih sambil menyeka air matanya.Tangan Bagas terangkat, memegang kedua pipi Clara dengan lembut. Ia menyeka air mata di pipi wanita itu dengan penuh kehangatan, tatapannya begitu sendu.“Tentu saja tidak, Bu Clara. Siapa yang bilang seperti itu?” tanya Bagas sambil tersenyum hangat.“Buktinya, suami saya lebih memilih wanita lain ketimbang diri saya, Dok…” lirih Clara. Wanit
Last Updated : 2025-12-04 Read more