BAB, 17. 🌻 Langit sore di luar rumah sakit tampak muram, seolah ikut menanggung berat di dada Aylin. Bau antiseptik yang tajam menusuk hidungnya, tapi ia tak bergeming dari kursi di sisi ranjang Athar. Tubuh lelaki itu terbaring lemah, selang infus menjuntai di pergelangan tangannya, wajahnya masih pucat dengan sisa keringat dingin di pelipis. Tadi siang semuanya terjadi begitu cepat- Athar tiba-tiba muntah hebat di ruang tamu, tubuhnya panas tinggi, dan sebelum Aylin sempat memanggil pertolongan, lelaki itu sudah ambruk, tak sadarkan diri. Sejak itu, detak jantung Aylin seperti tak pernah tenang. Kini, setelah hampir satu jam penuh penantian dan ketegangan, Athar sudah siuman. Matanya terbuka perlahan, tampak linglung, seakan berusaha mengenali tempatnya berada. Aylin refleks berdiri, mendekat, dan menepuk lembut punggung tangannya. “Athar... sudah sadar?” suaranya pelan, hampir berbisik, seperti takut mengusik luka yang masih tertinggal. Athar hanya mengangguk kecil, bibir
Terakhir Diperbarui : 2025-11-09 Baca selengkapnya