BAB, 35. 🌻 " Aylin?" Gadis itu menoleh, kedua netranya mendapati cahaya senja menari di wajahnya, menyoroti garis rahang tegas yang seolah dipahat oleh waktu. Matanya, sekelam malam namun berkilau bak bintang kejora, menatap lurus, seolah mampu menebus jiwa. Bukan tatapan yang menghakimi, melainkan tatapan yang mengundang, penuh pengertian dan rasa ingin tahu. " Kamu lagi ngapain?" tanyanya seraya tersenyum. Senyumnya, ah, senyumnya. Bukan sekadar tarikan bibir, melainkan ledakan kehangatan yang menjalar ke seluruh tubuh. " Lin?" tanyanya lagi. Aylin segera menghapus imajinasi tentang visual laki-laki yang ada di hadapannya. Pak Rayan, seorang manajer general yang saat ini berdiri dihadapannya. Aylin gegas bangkit dari jongkoknya, mangkuk-mangkuk sudah bersih sebagian. " Kamu kerja paruh waktu juga?" Rayan tersenyum, kali ini dengan senyuman kagum." Kamu hebat juga, ya." " Ah, itu- aku- sebenarnya barusan aku gak sengaja lempar ponselku ke laut. Terus pas mau pulang aku lap
Zuletzt aktualisiert : 2025-11-22 Mehr lesen