Bab 92 “Arga... kau masih bisa dengar suaraku, kan?”Suara Ratna menggema di ruang putih yang seperti tak berujung. Ia memegang tangan Arga erat-erat, memastikan lelaki itu masih di sisinya. Namun dunia di sekitar mereka terasa aneh seakan-akan udara berubah jadi cahaya, dan lantainya bukan tanah, melainkan cermin besar yang memantulkan segala arah.Arga menarik napas pelan, berusaha menstabilkan langkah. “Aku dengar. Tapi di mana kita sekarang?”Ratna menatap sekeliling, matanya menyipit menembus kabut bercahaya yang melingkupi tempat itu. “Ini... bukan dunia manusia. Tapi bukan pula alam khodam. Ini ruang antara tempat di mana takdir diuji.”Di kejauhan, tiga sosok berjubah putih muncul. Mereka berjalan mendekat perlahan, langkahnya tanpa suara, tapi setiap gerakan meninggalkan jejak cahaya. Ratna menegang, nalurinya langsung waspada. Arga berdiri di depannya, refleks melindungi.“Tenang,” salah satu penjaga berbicara, suaranya bergema lembut namun memiliki kekuatan mengguncang.
Huling Na-update : 2025-11-09 Magbasa pa