Bab 116 “Arga... kau merasakannya juga, kan?”Suara Ratna bergetar, setengah berbisik, setengah menahan napas. Udara di sekitar mereka berdenyut lembut, seperti ada kehidupan baru yang sedang lahir di antara kabut tipis senja itu.Arga menatap kedua tangannya yang masih menyala lembut, seolah cahaya putih itu menolak padam. Detak jantungnya terasa menyatu dengan detak Ratna. Tidak ada jarak, tidak ada dinding. Hanya kehangatan yang menembus sampai ke tulang.“Ya,” jawab Arga lirih. “Tapi ini... bukan cuma kekuatan, Ratna. Ini sesuatu yang hidup.”Ratna menelan ludah. Di matanya, refleksi cahaya dari tangan Arga tampak berpendar. “Kau pikir kita bisa mengendalikannya?”“Belum tentu,” sahut Arga sambil tersenyum miring. “Tapi selama kau di sini, aku rasa... kita bisa mencoba.”Ratna menunduk pelan, senyum kecil melengkung di sudut bibirnya. Ia tidak menjawab, hanya merasakan energi hangat itu menyusup di sela-sela jarinya. Namun di balik kehangatan itu, ada sesuatu yang lain—getar hal
Huling Na-update : 2025-11-12 Magbasa pa