Sementara itu, di apartemen, Aura duduk seorang diri. Malam terasa jauh lebih panjang dari biasanya, seolah detik berjalan lebih lambat hanya untuk memaksanya menghadapi sunyi yang tak mau pergi.Sudah sebulan ini Pras selalu pulang ke apartemen, selalu berusaha ada di dekatnya meski sesibuk apa pun, ia selalu berusaha bertanggung jawab atas kehamilan Aura.Trimester pertama kehamilannya cukup berat: betis yang tiba-tiba keram saat tidur, mual yang tak pernah benar-benar mereda di pagi haru, tubuh yang ringkih dan mudah lelah. Pras selalu ada. Bahkan di tengah malam, saat Aura terbangun dengan wajah pucat dan napas terengah, Pras bangun lebih dulu, menenangkan lebih dulu.Aura merasa beruntung. Meski status hubungan mereka belum jelas, Pras memperlakukannya seperti istri—atau mungkin lebih intim dari itu.Setiap kali lelaki itu menyentuh perutnya dengan sorot bangga seorang calon ayah, hati Aura selalu mencair. Ada rasa damai, lembut dan menenangkan, yang tak pernah ia rasakan sebelum
Last Updated : 2025-11-30 Read more