“Oma kenapa, Om?” Aura ikut tegang.“Dali bilang sejak tadi pagi Oma enggak bangun. Dibangunin perawat juga enggak bangun,” jelas Pras, suaranya terdengar menahan panik.“Oh, astaga… Oma…” Aura langsung gelisah, hampir histeris.Pras sigap memegang bahunya. “Hei, jangan panik dulu. Mungkin gula darahnya turun. Jangan langsung mikir yang buruk.”“Om, kita ke sana ya?”“Jangan, Ra. Aku antar kamu ke apartemen dulu. Nanti kalau kondisi Oma sudah lebih baik, baru aku jemput kamu.”Aura mengangguk. Dia tahu Pras sedang kalut, jadi tak mau menambah beban. Mereka kembali ke apartemen dengan cepat, dan begitu sampai, Pras langsung pergi lagi.Aura menangis pelan. Ketakutan terbesar dalam dirinya kembali muncul—takut Oma Eliyas pergi dari dunia ini tanpa pernah memaafkannya. Andai itu terjadi, Aura tahu dia tidak akan sanggup memaafkan dirinya sendiri.Dalam hatinya dia terus berdoa agar Oma cepat membaik. Untuk mencari kabar lebih jelas, Aura menghubungi Tata dan memintanya mencari tahu kondis
Last Updated : 2025-12-05 Read more