“Ra, itu anakku. Biarkan aku yang bertanggung jawab.”Nada suara Pras terdengar patah, memohon, seperti seseorang yang mulai kehabisan cara menahan orang yang hendak pergi.Tapi Aura tetap bersikukuh. Baginya, hubungan itu seperti pintu yang sudah tertutup rapat. Tak peduli seberapa keras Pras mengetuknya, dunia tetap tidak akan merestui mereka. Dan Aura sudah terlalu lelah menjadi bahan cibiran.“Aku tidak bisa, Om. Jangan pikirkan anak ini. Aku ibunya. Aku yang akan menjaganya. Jadi Om Pras tidak perlu merasa harus bertanggung jawab,” ujar Aura, suaranya bergetar, tapi tegas.“Enak saja!” balas Pras refleks, cepat dan penuh emosi yang belum sempat disaring. “Aku juga papanya, Ra. Mana bisa kau memisahkannya dariku? Ini aset keluarga Eliyas, lho.”“Om sudah punya anak, Om juga masih bisa punya anak lagi dari wanita lain. Jangan memaksaku, Om. Tidak akan ada yang suka dengan hubungan kita.”“Yang menjalani kita. Ngapain mikirin mereka?” dengan entengnya Pras menyahut.“Om, please… ser
Last Updated : 2025-11-26 Read more