All Chapters of Jodoh Untuk Om Dokter: Chapter 21 - Chapter 30

"Aaaaa Syera sakit." Alisha merintih kesakitan kala tangannya di tarik begitu kasar oleh temannya. Dia yang baru saja selesai bekerja, tiba-tiba temannya menariknya secara kasar dan entah akan membawanya kemana. Syera membawa temannya itu ke lorong yang terlihat cukup sepi. Dengan kasar dia langsung menghempaskan tangan Alisha dan menatapnya dengan tajam. "Lo kenapa sih? Sakit tahu di tarik-tarik kayak gitu," ujar Alisha menatap tak terima pada sahabatnya itu. "Gue marah sama lo! Kenapa lo bilang kalau kemarin lo lihat gue sama istrinya Davin. Dan berani-beraninya banget tanpa nanya ke gue dulu lo langsung ngadu semuanya sama Davin. Emangnya kemarin lo tahu apa yang gue omongin sama istrinya Davin? Gak kan? Jadi, kenapa lo main ngadu aja!" Sungutnya dengan nafasnya yang memburu kasar lantaran begitu marah. Kalau saat ini mereka tidak berada di rumah sakit, mungkin Syera sudah memakinya dengan kasar. Alisha merengut kesal sembari mengusap-ngusap tangannya yang terasa sakit, karena

Bohong rasanya kalau seandainya Davin tidak cemburu saat mendengar perkataan istrinya semalam. Dari bagaimana istrinya mengatakan itu, sudah dipastikan kalau sepertinya istrinya sangat mencintai laki-laki itu. Tapi Davin penasaran, kalau seandainya Rara tahu bagaimana kelakuan kekasihnya yang berselingkuh di belakangnya. Apa dia akan menerimanya? Atau dia akan marah? Davin berharap kalau Rara akan meninggalkan laki-laki itu. Suara ketukan pada pintu membuat Davin tersadar akan lamunannya, sontak dia menutup ponselnya dan menoleh pada seseorang yang baru saja membuka pintu ruangannya. "Kenapa Syer?" Tanya Davin. Syera tersenyum kecil, "Boleh masuk?" Davin menganggukan kepalanya, "Iya masuk saja." Dengan senang hati Syera memasuki ruangan tersebut, dia melangkah menghampiri Davin yang sepertinya tengah sibuk. "Ini sudah masuk jam makan siang, tapi aku tidak melihatmu di kantin rumah sakit, sepertinya kamu sangat sibuk, itu sebabnya aku membelikan makan siang untukmu," ujarnya sem

"Jangan memanggilnya bajingan! Jaga ucapanmu, mas!" Davin tersenyum sinis mendengarnya, perlahan dia melangkah mendekat pada istrinya itu dengan emosi yang sebisa mungkin mencoba dia tahan. Meski saat ini dia merasa tak terima dan sangat marah kala mendengar perkataan istrinya yang tengah membela pria bajingan itu. "Wah, kamu membelanya?" "Iya, karena dia kekasihku! Aku akan jujur sejujur-jujurnya kalau aku memang memiliki seorang kekasih. Hubunganku dan kekasihku tidak terlarang! Kami saling mencintai, dan kami sudah menjalin hubungan ini sangat lama! Aku dan dia sama-sama saling menyayangi dan kami tidak akan terpisahkan! Kalau kamu bertanya kenapa hubungan ini tidak salah, karena hubungan ini terjalin sebelum pernikahan. Justru, perlu kamu ketahui, kalau pernikahan inilah yang salah," ujarnya dengan nafasnya yang terengah-engah dan menatap suaminya dengan takut. Raut wajah Davin semakin datar. Dia merasa kecewa. Namun, kenapa dia berharap sesuatu hal yang tak akan pernah terjad

Rara sebenarnya tidak ingin pergi untuk makan siang bersama Davin. Namun karena terpaksa, akhirnya dia mau. Baru saja dia sampai di cafe yang dekat dengan rumah sakit tempat suaminya bekerja. Di makan siang seperti ini, keadaan Cafe cukup ramai karena banyak orang yang tengah makan siang. Dia masuk ke dalam cafe tersebut dengan mata yang mengedar mencari keberadaan suaminya. "Rara." Suara dari panggilan yang tak asing saat dia mendengarnya, membuat Rara langsung menoleh. Tampak terlihat kalau suaminya sudah menunggunya di meja yang dekat dengan jendela. Meja itu terlihat berada di pojok dengan suasana yang cukup bagus dan cocok untuk berduaan. Namun, kenapa suaminya memilih tempat di pojok sana? Apa dia sengaja melakukan itu? Ah, tak peduli soal itu yang terpenting Rara sudah berada disana dan bisa memesan makanan kesukaannya dan makanan lezat yang tersedia di cafe tersebut. Rara duduk tepat di hadapan suaminya, dengan mimik wajahnya yang terlihat jutek dan tidak bersahabat sam

Rara pulang ke rumahnya dalam keadaan yang sangat berantakan, dia pulang sendiri karena menolak diantar oleh Davin. Setelah berdebat dan bertengkar dengan Rio, hatinya sangat hancur, apalagi mendapatkan fakta kalau pria yang begitu dia cintai ternyata telah mengkhianatinya. Dan apa katanya tadi. Rio selingkuh karena sakit hati karena melihat dia menikah dengan pria lain? Alasan macam apa itu? Bukankah sudah beberapa kali Rara yakinkan Rio kalau dia menerima pernikahan ini karena orang tuanya. Dan sudah beberapa kali juga dia menyakinkan Rio kalau yang dia cintai hanya Rio, bukan siapa pun lagi. Bahkan dia sudah berjanji kalau cintanya tidak akan berganti. Namun tetap saja Rio tidak mempercayainya dan memilih berselingkuh dengan alasan terjadinya pernikahan dia dan Davin. "Rara." Suara dari Davin terdengar. Namun Rara tidak peduli soal itu. Tangisan Rara semakin kencang di dalam kamarnya, dengan tubuhnya yang tengkurap sembari memeluk gulingnya untuk dijadikan sebagai pelampiasan.