All Chapters of Jodoh Untuk Om Dokter: Chapter 31 - Chapter 40

Pagi ini Davin tak tega membangunkan Rara yang masih terlelap dalam tidurnya. Semalam Rara sempat kembali menangis, mungkin karena mengingat kejadian perselingkuhan kekasihnya yang dia lihat tepat di depan matanya sendiri. Sangat sulit bagi Rara untuk menerima semuanya. Hingga akhirnya dia membiarkan Rara tertidur tanpa berniat membangunkannya. Sembari menunggu Rara, Davin menyibukkan dirinya di dalam rumahnya, entah membantu bersih-bersih rumah, atau sibuk membuat cemilan untuk istrinya. Hari ini, dia memiliki waktu yang luang, lantaran hari ini dia libur bekerja. Suara derap langkah kaki seseorang membuat Davin mengalihkan perhatiannya. Sontak dia berbalik dan cukup terkejut melihat istrinya yang tengah berjalan dengan wajah bantalnya dan kedua matanya yang masih menyimpit. "Aaaa." Rara sempat terkejut, lantaran tak sengaja dia menabrak tubuh Davin yang tengah berdiri di dalam dapur. Dia tidak sadar soal keberadaan Davin karena matanya belum terbuka sempurna. Davin tersenyum gel

Malam ini Rara dan Davin baru saja sampai di rumah mereka. Selama seharian tadi, pasangan suami istri ini bermain di luar sana. Mereka sangat menikmati waktu berdua mereka. Layaknya sepasang suami istri yang saling mencintai. Sampainya di dalam rumah, tanpa basa basi Rara langsung terduduk lemas diatas sofa ruang tamu. Terlihat sangat jelas dari raut wajahnya kalau perempuan itu sangat lelah sekali. Sementara itu Davin baru saja masuk dengan membawa semua barang-barang yang dia bawa ke tempat main tadi. Dia memanggil pembantunya untuk membantunya membawakan semua barang miliknya ini. "Rara, kalau mau istirahat langsung ke kamar," titah Davin dengan lembut. Perlahan dia duduk di samping istrinya itu sembari menyingkirkan helaian rambut istirnya yang berantakan dan menghalangi wajah cantik sang istri. Rara menggelengkan kepalanya, "Aku sangat lelah." Davin tersenyum geli mendengarnya, "Mau saya gendong?" Rara menggelengkan kepalanya, "Tidak, aku bisa sendiri. Aku akan pergi

"Mas, aku minta izin mau pergi keluar sebentar," ujar Rara pada suaminya yang saat ini tengah memainkan ponselnya diatas tempat tidur."Kemana?" Tanya Davin dengan mengernyit dahi."Ke mini market, aku lagi datang bulan, mau beli sesuatu," balas Rara dengan senyum malu-malu."Ya sudah, biar saya saja yang--""Gak jangan Mas, kenapa harus mas?" Sontak Rara langsung bangkit dari duduknya dan berjalan menghampiri suaminya."Tidak perlu, Mas. Biar aku saja," ujarnya."Kenapa memangnya? Saya tidak masalah kok, lagi pula diluar sana sangat panas sekali, kamu pasti akan tidak nyaman berada di bawah sinar matahari yang begitu panas. Jadi, biar saya saja," ujar Davin dengan penuh pengertian.Rara tahu kalau suaminya tidak ingin dia kepanasan diluar sana, dan suaminya sangat perhatian padanya. Namun tetap saja, Rara cukup malu."Gak Mas, aku tidak akan lama kok, setelah membeli itu, aku akan langsung pulang, aku gak akan berbohong," ujar Rara yang tengah mencoba menyakinkan suaminya.Davin meng

"Lo gak mau pulang, Vin? Ini udah mau malam." Danu bertanya pada sahabatnya yang hampir seharian berada di rumahnya. Dari siang hingga menjelang malam, sahabatnya ada di rumahnya. Hanya duduk sambil merokok dan minum kopi.Biasanya, kalau Davin datang ke rumahnya, bukan sekedar untuk merokok, pasti karena ada sesuatu yang membuat sahabatnya datang ke rumahnya. Apalagi kalau bukan karena galau."Terakhir kali lo diam di rumah gue sampai nginep dua hari, karena masalah--""Jangan bahas, itu soal dulu. Gue gak mau bahas soal itu," potong Davin dengan tegas.Danu menghela nafasnya panjang, "Oh oke. Jadi, kapan lo mau pulang?""Kenapa? Lo risih kah ada gue di rumah lo? Biasanya juga lo gak masalah kalau gue disini, bahkan nginep sekali pun lo gak akan masalah," sungut Davin sangat kesal."Masalahnya kalau dulu beda, gue belum punya bini, kalau sekarang gue udah punya bini. Lo emang gak risih ada bini gue di rumah? Dulu mah, bebas mau lo nginep atau enggak, tapi sekarang kan suasananya beda

"Anda bisa diam gak? Terlalu berisik? Lagi pula kenapa saya harus tahu soal hubungan antara suami saya dan rekannya itu. Anda mau manasin saya? Gak perlu, toh saya udah jadi pemenangnya," sungut Rara yang sudah tak mampu untuk menahan emosi yang menggebu itu.Pasalnya sedari tadi perempuan di sampingnya itu tak berhenti terus menerus mengatakan soal hubungan Davin dan Syera. Rara tahu kalau itu sengaja dilakukan supaya Rara merasa cemburu dan merasa tak nyaman, tapi kalau hanya diam saja juga, Rara merasa sangat risih.Perempuan disamping nya ini sangat banyak bicara.Alisha langsung membungkam mulutnya, dia tak menduga kalau Rara akan mengatakan hal itu. Padahal sedari tadi dia sangat semangat untuk menceritakan kedekatan antara Davin dan Syera. Meski dia tahu kalau tindakannya terlalu ikut campur, tapi dia suka ikut campur ke dalam urusan orang lain. Rara menghembuskan nafasnya dengan kasar, perlahan dia pun melangkah untuk menghampiri suaminya. Karena perkataan perempuan itu membu