All Chapters of Kebangkitan Kaisar Beladiri: Chapter 11 - Chapter 20

Binatang Angin dan Petir adalah sejenis binatang buas eksotis, dan seperti binatang buas eksotis lainnya, ia terbagi menjadi empat tingkatan: binatang buas eksotis, binatang buas ganas, binatang iblis, dan binatang dewa. Secara umum, sebagian besar Binatang Angin dan Petir berada pada tingkat binatang buas eksotis, dan hanya sedikit Binatang Angin dan Petir setingkat binatang buas yang dapat ditemukan di bagian terdalam Pegunungan Angin dan Petir. Hingga saat ini, belum ada kabar tentang Binatang Angin dan Petir setingkat binatang iblis. Langkah Yang Teng sangat berani. Binatang Angin dan Petir yang menyerangnya bahkan tidak perlu setingkat binatang buas; binatang buas eksotis tingkat tinggi mana pun dapat menelannya bulat-bulat. Yang Teng berani membalas terhadap Binatang Angin dan Petir karena ia bertaruh bahwa Binatang Angin dan Petir ini bukanlah binatang buas tingkat tinggi. Ia tidak percaya bahwa ia akan seberuntung itu hingga bertemu dengan binatang buas eksotis

Dengan hentakan tinjunya , Yang Teng melancarkan jurus Tinju Angin Hitam, "Angin Menyapu Gunung," yang diarahkan ke pria pedang emas berbaju hitam. "Nak, kau mencari mati!" Pria pedang emas berbaju hitam itu tak membiarkan serangan mendadak Yang Teng berhasil. Ia mengangkat pedangnya, memaksa Yang Teng mengubah posisinya, jika tidak, tinjunya pasti akan bertabrakan dengan pedang emas. Bukan berarti Yang Teng mencari mati; ia tahu aturan pedang emas berbaju hitam itu. Ia tak akan berubah pikiran hanya karena harganya satu juta tael. Serendah apa pun harganya, begitu pria pedang emas berbaju hitam menerima misi pembunuhan itu, ia akan menyelesaikannya, kecuali jika pria pedang emas berbaju hitam itu mati. Kata-katanya hanya dimaksudkan untuk mengalihkan perhatian pria pedang emas berbaju hitam itu, berharap mendapatkan pertaruhan nekat untuk lolos dari maut. Hasilnya membuatnya benar-benar tak berdaya. Perbedaan kultivasi antara dirinya dan manusia pedang emas berpaka

Setelah menghitung waktu, hari ini adalah hari di mana ia dan Zhao Yitai sepakat untuk mempertaruhkan nyawa mereka di arena. "Baiklah, jangan terlalu bersemangat dulu. Cepatlah dan biasakan diri dengan tubuhmu. Kau harus menguasai kekuatanmu saat ini. Kita akan segera bertarung. Jika kau berani kalah darinya, aku tidak akan memaafkanmu!" Melihat Kelabu Kecil melompat-lompat riang dan memutar tubuhnya, Yang Teng mengangkat tangannya dan menampar kepalanya dengan keras. Sekarang bukan saatnya untuk bergembira. Ia bisa merayakan kemenangannya atas Zhao Yitai. "Bajingan kecil, kepalamu jadi jauh lebih keras setelah maju." Kelabu Kecil hampir tidak merasakan tamparan di kepala, tetapi tangan Yang Teng terasa sangat sakit. Kelabu Kecil meringkuk di kaki Yang Teng dan kemudian mulai menghangatkan tubuhnya di ruang latihan, mencoba untuk segera membiasakan diri dengan tubuhnya yang telah ditingkatkan dan menguasai kekuatan yang tiba-tiba berubah ini. Setelah menj

Saat pertarungan monster berakhir, para penonton mulai bubar, mengobrol satu sama lain. Zhao Yitai merasakan ada yang tidak beres. Ia mengutuk Wudi karena begitu tidak berguna, mengedipkan mata pada Zhao Yichen, dan segera meninggalkan ruang VIP. Yang Teng, si gila itu, mampu melakukan apa saja; lebih baik bersembunyi untuk sementara waktu. Menyelinap pergi melalui lorong VIP, Zhao Yitai dipenuhi rasa frustrasi. "Wudi sialan! Semua kerja kerasku melatihnya sia-sia, dan ini sangat mengecewakan!" "Saudaraku, kau salah. Bukannya Wudi tidak cukup kuat, tapi Binatang Angin dan Petir Yang Teng memang luar biasa. Kalau aku tidak salah, Binatang Angin dan Petir itu kemungkinan besar sudah berubah menjadi binatang buas!" kata Zhao Yichen dengan serius. "Apa? Kau bilang Binatang Angin dan Petir Yang Teng adalah binatang buas? Kau tidak mungkin salah! Dia bisa menjinakkan binatang buas?" Zhao Yitai tak percaya. Bagaimana mungkin! Keluarga Zhao lebih kuat dari

Saat Zhao Zhongsheng ragu-ragu, Zhao Yitai berteriak, "Ayah, setujui saja tawaran orang gila ini! Bukankah kita punya gudang di Jalan Kedua? Kita bisa merapikannya dan menggunakannya sebagai toko!" Benar! Zhao Zhongsheng tiba-tiba tersadar; ia baru ingat setelah Zhao Yitai menyebutkannya. Gudang yang disebutkan Zhao Yitai sebenarnya bukan properti keluarga, melainkan terdaftar atas nama Zhao Zhongsheng. Diingatkan oleh Zhao Yitai, senyum muncul di wajah Zhao Zhongsheng. "Yang Teng, aku punya gudang di Jalan Kedua. Itu bukan properti keluarga; itu atas namaku. Sekarang aku setuju untuk memberikannya kepadamu. Kamu bisa merenovasinya sedikit dan menggunakannya sebagai toko. Apakah kamu puas?" "Paman Zhao, kamu tidak akan memberiku gudang reyot di sudut mana pun, kan? Itu akan menjadi kerugian besar bagiku," tanya Yang Teng. "Inilah ketulusan terbesar yang bisa kuberikan. Jika kamu masih belum puas, aku tidak bisa memuaskanmu. Lakukan saja!" kata Zhao Zhongsh