All Chapters of Kebangkitan Kaisar Beladiri: Chapter 51 - Chapter 60

Setelah Paviliun Qishi dikosongkan, para penonton mundur ke luar untuk menunggu kabar. Namun, beberapa tokoh berpengaruh dan penilai ternama tetap tinggal, diundang untuk tinggal dan menyaksikan kemampuan Yang Teng dalam memilih batu. Fu Zhen, salah satu pengikut keluarga Li, telah dibawa dari ibu kota ke Kota Fenglei dengan biaya besar, di mana ia memberikan kontribusi yang tak ternilai bagi penilaian batu keluarga tersebut. Fu Zhen memiliki keahlian unik dalam penilaian batu; seringkali, ia tidak perlu menyentuh batu, tetapi dapat menentukan isi batu hanya dengan melihat permukaannya. Kemampuannya luar biasa, dan jarang gagal. Hari ini, mendengar bahwa seseorang telah mengekstrak tembaga merah dari Batu Bayi Tidur dan mempermalukan Tong Mao, salah satu pengikut keluarga Li, Fu Zhen bergegas menghampiri tanpa ragu. Ia ingin melihat apakah orang ini hanya beruntung atau benar-benar memiliki kemampuan luar biasa. Ia telah menilai Batu Bayi Tidur sendiri, menganggapn

Batu pertama yang dipilih Yang Teng mengejutkan semua orang. Zhao Yilin menatap Yang Teng dengan heran, seolah-olah dia tidak mendengarnya dengan jelas. Ini adalah salah satu dari tiga batu paling berharga yang dipilih oleh Qishixuan, dengan harga hanya dua juta tael perak. Bagaimana mungkin batu ini dibandingkan dengan batu yang harganya hampir lima puluh juta tael? Bahkan jika para penilai di Qishixuan membuat kesalahan, seperti pada Batu Bayi Tidur, mereka tidak mungkin membuat kesalahan sebanyak itu. Lagipula, mereka yang datang ke Qishixuan untuk membeli batu semuanya adalah para ahli. Jika batu dua juta tael lebih berharga daripada batu lima puluh juta tael, batu itu pasti sudah dibeli sejak lama. Apakah Yang Teng gila, atau apakah dia mencoba mempermalukan keluarga Li dengan cara yang begitu ceroboh? Tidak seorang pun yang hadir mengerti niat sebenarnya Yang Teng. Namun tindakan Yang Teng yang mengejutkan tidak berhenti di situ. Sebelum semua orang s

Batu yang hancur itu menyerupai setetes darah raksasa yang jernih, seolah mengandung energi tak terbatas. Kekuatan hidup yang memancar darinya memancarkan aura yang kuat, namun sekaligus membawa tekanan yang luar biasa dan menindas. Seolah-olah seekor binatang dewa yang kuat dari hutan belantara kuno berdiri di hadapan mereka, mencekik semua orang dan membuat mereka sulit bernapas. "Benda apa ini! Kenapa aku begitu panik?" Wajah Zhao Yilin pucat, matanya tak mampu menatap langsung ke batu itu. Yang Teng mengambil sapu tangan yang diberikan Yan Xiaoyu kepadanya dan menyeka keringat dari wajahnya. "Ini adalah Batu Darah. Konon setelah seekor binatang dewa yang kuat jatuh di zaman kuno, energinya mengembun menjadi setetes darah esensi, yang membentuk Batu Darah selama bertahun-tahun yang tak terhitung jumlahnya." "Jadi tekanan kuat yang kurasakan berasal dari seekor binatang dewa kuno?" Zhao Yilin sangat terkejut, ingin melihat Batu Darah itu lagi, tetapi masih belum bera

*Tepuk tangan!* Yang Teng bertepuk tangan. "Bagus! Patriark Li memang orang yang menepati janjinya. Karena Patriark Li mengaku kalah, bukankah kita harus menghormati taruhannya?" Yang Teng telah menunggu Li Hanfeng mengatakan ini. Apa yang menanti Li Hanfeng setelah ia mengaku kalah adalah sesuatu yang tak berani dibayangkan oleh Li Hanfeng sendiri. Li Hanfeng mendesah dalam hati. "Saudara Yang, masalah ini sangat penting. Bagaimana kalau kita bahas secara detail di dalam?" Li Hanfeng tidak menanyakan pendapat Yang Teng, melainkan bertanya kepada Yang Wudi. Ia kini yakin betul bahwa ini adalah jebakan yang dibuat oleh keluarga Yang. Entah apakah keluarga Yang telah menyewa para ahli sebelumnya untuk menilai batu-batu di Qishixuan dan kemudian menggunakan berbagai cara untuk menjebaknya. Yang Wudi berada dalam dilema. Jika ia tidak menyetujui permintaan Li Hanfeng dan membiarkan Yang Teng mengambil batu-batu dengan nilai yang sama dari Qishixuan, kedua keluarga itu

Yang Teng memeluk Batu Darah itu erat-erat, menatap Abu-abu Kecil dengan waspada. "Apa, kau mau mengambil Batu Darah ini juga!" Kultivasi Abu-abu Kecil jauh lebih unggul daripada Yang Teng. Jika mereka musuh, akan terlalu mudah baginya untuk merebut Batu Darah itu. Namun, ia telah meminum Pil Penakluk Naga dan sangat setia kepada Yang Teng. Ia mengusap-usap kaki Yang Teng, senyum seperti manusia muncul di wajahnya saat ia berbisik kepada tuannya, "Tuan, benda ini sangat membantu untuk meningkatkan kultivasiku. Berikan aku sepotong kecil saja." "Tampar!" Yang Teng menampar kepala Abu-abu Kecil dengan keras. "Dasar rakus! Batu Darah ini mengandung energi yang sangat besar; sepotong kecil saja bisa menghancurkanmu!" "Sedikit saja, sepotong yang sangat kecil pun bisa." Abu-abu Kecil tidak pernah semanis ini. "Baiklah, aku akan menghargaimu." Yang Teng mengeluarkan pisau hitam kecil, pisau yang sama yang digunakan oleh ahli pemotong batu di Qishixuan. Merasa tertipu