All Chapters of Kebangkitan Kaisar Beladiri: Chapter 61 - Chapter 70

Keluarga Wang bereaksi dengan sangat cepat. Yang Teng baru saja memberi tahu kakeknya, Yang Wudi, tentang masalah ini ketika Wang Shi'an datang berkunjung. Yang terjadi selanjutnya sederhana: kedua tokoh berpengaruh ini berbincang sepanjang sore di sebuah ruangan rahasia. Ketika kedua kepala keluarga muncul, mereka berdua tersenyum puas, menandakan bahwa mereka telah mencapai kesepakatan. Berbeda dengan tanggapan cepat keluarga Wang, Zhao Yilin segera menyampaikan kata-kata Yang Teng kepada Zhao Xiongshan sekembalinya ke keluarganya. Zhao Xiongshan merenung sejenak, lalu menatap Zhao Yilin. "Yilin, bagaimana keluarga memperlakukanmu?" Zhao Yilin terkejut. Ini bukan lagi tentang Yang Teng yang menempa pedang untuknya; ini menyangkut hubungan masa depan antara kedua keluarga. "Keluarga telah membesarkanku, dan aku tidak akan pernah melupakannya," jawab Zhao Yilin setelah berpikir sejenak, merasakan makna tersembunyi dalam kata-kata kepala keluarga. "Karena keluar

Saat bertemu Wang Shi'an, Wang Shi'an menghujani Yang Teng dengan pujian, menghujaninya dengan pujian seperti "bakat muda, masa depan yang menjanjikan," dan "potensi tak terbatas." Ketika mengetahui pertemuannya dengan Golok Emas Berlapis Hitam, Wang Shi'an bertanya dengan khawatir apakah Yang Teng terluka dan dengan keras mencela Golok Emas Berlapis Hitam, menyatakan bahwa keluarga Wang tidak akan melepaskannya begitu saja. Yang Teng mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada Wang Shi'an, sambil tersenyum dalam hati. "Wang Qi, mulai hari ini, kesampingkan semua urusan lain dan dukung penuh Yang Teng dalam menempa pedang," instruksi Wang Shi'an. "Patriark, saya pasti akan bekerja sama sepenuhnya dengan Yang Teng," Wang Qi langsung setuju. Keluarga Wang telah mempertimbangkan semuanya dengan matang, mengatur agar Yang Teng tinggal di sebelah ruang penempaan senjata demi kenyamanannya. Zhao Yilin tinggal di sebelah Yang Teng. Sesampainya di kediaman sementaran

Wang Qi tidak mengerti apa arti kondisi terkini dari bahan-bahan pemurnian ini, tetapi ia dapat merasakan perubahan di dalam tungku pemurnian melalui indera ilahinya dan tahu bahwa tungku itu sedang berkembang ke arah yang terbaik. "Semua orang, yang energi spiritualnya kurang, segera minum Pil Pengumpul Roh untuk mengisinya kembali. Kita akan segera memulai langkah kedua, jadi kita harus memastikan energi spiritual yang melimpah." Suara Yang Teng menyegarkan semua orang. Jadi, langkah pertama berhasil! Tunggu sebentar! Wang Qi segera menyadari bahwa meskipun semua bahan telah meleleh, dua bahan penting, Pasir Yin Mendalam dan Tanda Ilusi, belum ditambahkan. Yang Jun menghela napas lega. Akhirnya, langkah pertama selesai. Pekerjaan semacam ini terlalu membosankan; bertahan selama beberapa hari telah membuatnya kelelahan fisik dan mental. Mendengar kabar baik ini, Yang Jun langsung merasa segar dan memasukkan Pil Pengumpul Roh ke dalam mulutnya, menikmatinya dengan nikm

Orang di dalam bergegas keluar. Wang Shi'an kebetulan membelakangi pintu ruang pemurnian senjata, dan orang ini hampir menabraknya. Untungnya, keduanya sangat terampil, dan mereka berhasil menghindari satu sama lain. "Kelakuan ceroboh macam apa ini!" kata Wang Shi'an dengan suara berat. Wang Qi segera menghentikan langkahnya. "Salam, Patriark." "Wang Qi, bagaimana situasi di dalam? Apa yang akan kau lakukan?" Wang Shi'an sangat ingin tahu apa yang terjadi di dalam ruang pemurnian senjata. "Patriark, Yang Teng setuju untuk menempa tombak untukku. Aku akan menyiapkan bahan-bahan tempa seperti yang diperintahkan Yang Teng," kata Wang Qi bersemangat. "Yang Teng menempa tombak untukmu? Lagipula keluarga ini tidak mampu membeli tombak. Mengapa kami membutuhkan Yang Teng untuk menempanya untukmu!" Wang Shi'an langsung kesal. Keluarga Wang melengkapi setiap anggotanya dengan tombak berdasarkan tingkat kultivasi, kontribusi mereka terhadap keluarga, dan potensi pertumbu

Tombak itu berkilau bagai naga! Cahaya dingin memancar dari tungku tempaan, seketika memenuhi seluruh ruang tempaan dengan aura dingin. "Bang!" Wang Qi melompat tinggi, mencengkeram gagang tombak erat-erat dengan kedua tangan. Gagang tombak yang hitam legam itu menonjolkan ujung tombak yang berkilau, tombak itu berputar dan mekar di tangannya. Tombak yang indah! Wang Qi langsung menyukai tombak ini; berat dan panjangnya benar-benar sesuai dengan kebutuhannya. Ia mengusap pelan ujung tombak itu dengan jari-jarinya, setetes darah mengalir di permukaannya. "Wang Qi, apa yang kau lakukan?" Yang Teng menatap Wang Qi dengan heran. Apakah ia tidak percaya pada kemampuannya dan ingin menguji ketajaman tombak itu sendiri? "Bukankah ini seharusnya sumpah darah? Aku ingin segera menaklukkan tombak ini." Wang Qi menatap tombak itu dengan saksama, berharap darahnya terserap. Yang sangat mengejutkannya, darah mengalir di ujung tombak sebelum jatuh ke tanah. Wang Qi berse