“Baiklah! Kau menang, Risha! Om akan menikah denganmu! Sekarang keluar dari sana!” Suara Revan akhirnya pecah, ia sendiri merasa putus asa dengan keputusannya sendiri.Cangkul di tangan Irisha berhenti seketika. Hening. Lalu perlahan, bibirnya melengkung membentuk senyum tipis, dingin, licik, dan penuh kemenangan. Senyum yang membuat bulu kuduk Revan berdiri tegak.Ia mendongak, menatap tajam ke arah Revan yang masih duduk di tepi lubang. “Om tidak sedang membohongiku, kan?”Revan cepat-cepat menggeleng. “Tidak … om tidak sedang membohongi kamu, om janji. Om akan menikahi kamu.”Irisha menatapnya beberapa detik yang terasa begitu lama, seolah menelan-jangi ketakutan di wajah Revan.Kemudian, dengan suara tegas, ia berkata, “Baiklah. Kalau begitu, aku akan telepone Pak RT sekarang, dan menyuruh dia datang ke sini, bersama penghulu dan beberapa saksi. Aku mau pernikahan ini terjadi sekarang juga.”Revan menatapnya tak percaya. “S-sekarang? Di sini?”“Ya,” jawab Irisha cepat, matanya be
Terakhir Diperbarui : 2025-11-03 Baca selengkapnya