My Husband or My Teacher

My Husband or My Teacher

By:  Asterzh  Ongoing
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
8 ratings
33Chapters
8.1Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Adel dan Beni menikah karena peristiwa menginap bersama di ranjang yang sama, padahal mereka berdua tidak melakukan hal apapun. Iya, hanya tidur. Namun keluarga besar mereka menyuruh mereka untuk menikah sedangkan usia Adel masih 17 tahun. Mereka melewati pernikahan dengan banyak cobaan, salah satunya adalah kemunculan Nata, adik kelas yang menyukai Adel. Mampukah mereka mempertahankan rumah tangga mereka?

View More
My Husband or My Teacher Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Liliss354
Keren kak ceritanya, alurnya menarik dan bikin penasaran😍 Semangat kakak, jangan lupa feedback "King of Night" ya:)
2021-05-22 11:45:33
0
user avatar
Marthini Lan Tania
good boom🥰🥰
2021-05-11 18:59:11
0
user avatar
Authoring
Semangat kak, update terus ya. Salam dari Married With Killer's Teacher
2021-05-08 07:16:49
0
user avatar
Eva Yunita
bagus kak..mampir ke cerita ku jg kak "Pura-puea menikah" dan "CEO love me" ceritanya juga seru. makasih 🙏🙏🤗
2021-04-22 03:30:43
0
user avatar
Authoring
Cerita, alurnya bagus sekali, kak. Jangan lupa mampir ya >> My Girl is mine
2021-04-16 09:18:59
0
user avatar
Dessy Jonathan
kak story masi lanjut?
2021-04-08 08:07:39
0
user avatar
Mheey Ghae Phiechecha
saya suka sekali
2021-04-07 23:50:48
0
user avatar
Kaagaluh
Ini cerita keren sih... harus dimasukin ke reading list! apalagi kelakuan Adel dan Beni yang buat gue ngakak, 🔥 Pokoknya rekomen story yak!
2021-02-10 21:59:04
0
33 Chapters
Keluarga Besar Buyut Djamil
“Andai kau tahu, aku ingin kembali ke masa di mana aku berada di sampingmu, tanpa merasakan beban apapun.”~♥~♥~♥~ Liburan semester ganjil sudah ditunggu-tunggu hampir seluruh siswa yang ada di Indonesia. Siapapun itu pasti akan senang kala liburan tiba. Entah liburan itu diisi dengan hal yang penting seperti belajar kelompok, sampai yang tidak penting seperti menonton televisi di rumah hingga petang menjelang. Bagi yang liburannya hanya di rumah saja mereka akan menjalani rutinitas makan lalu tidur berulang kali selama dua minggu lamanya. Sedangkan mereka yang menghabiskan masa liburannya di rumah sanak saudara seperti yang  Adel lakukan saat ini, pasti ada sedikit kesenangan tersendiri.Adel sudah menghabiskan dua jam lamanya dalam perjalanan menuju rumah kakeknya yang terletak di Gunungkidul dari Malioboro. Dan entah mengapa matanya sangat berat begitu sampai ke rumah kakek. Ditambah lagi sang kakek yang ten
Read more
Konspirasi Menyebalkan
“Ada hal yang bisa membuatmu tertawa dan menangis di saat yang bersamaan. Aku menyebutnya … kenangan.”~♥~♥~♥~Adel yakin semalam ia tidur sendiri di kasur king size kamarnya. Adel juga yakin jika guling yang semalam ia peluk bentuknya bukan seperti ini. Gulingnya terbuat dari bahan kapas yang tentunya lembut, bentuknya yang memanjang sepanjang dirinya membuat Adel senang  dengan guling itu. Namun yang saat ini Adel peluk terasa seperti bukan gulingnya. Guling ini bentuknya lebih panjang dari biasanya, dan tak beraturan. Serta terdengar bunyi desahan napas. Bahkan dari balik telapak tangannya, Adel bisa merasakan detak jantung. Huh? Detak jantung?Seperti seseorang.“Pasti Bunda,” pikir Adel.Jadi, Adel semakin menenggelamkan wajahnya ke dada orang yang memeluknya. Tetapi lagi-lagi ada yang aneh. Jika Bundanya … "kok rata,ya?" pikir Adel.“Kalau gitu, pasti ini Ayah.”Dan Adel sudah bosan beradu pikiran
Read more
Nikah?
“Tidak ada kata paksaan dalam cinta. Seperti halnya tidak ada yang terpaksa mencintai, tidak ada juga terpaksa mencintai.”~♥~♥~♥~What! Nikah? Yang benar saja!Otak Adel langsung menyuarakan isi hatinya. Menolak mentah-mentah apa yang disarankan kakeknya. Tetapi Adel merasa penolakannya percuma saja. Kakek tetap keukeuh pada pendiriannya. Dan malah kian rumit kala kakek didukung oleh seluruh anggota keluarga yang ada di situ. Benar-benar konspirasi menyebalkan!Jadi di sinilah Adel sekarang. Fitting baju pengantin dengan Bunda dan Tante Mut... em ralat! Mama Mutia.Tanpa didampingi calon pengantin pria."Ah, bodo amat! Dia enggak datang malah gue seneng banget. Semoga aja dia enggak datang,  enggak usah nikah sekalian aja," batin Adel. Ia menyeringai kecil sambil ikut membenarkan letak gaun pengantinnya.Katanya enggak mau nikah, kok sekarang Adel malah ikut bantuin mbak-mbak pegawai butik buat memasangkan gaunnya? Gadis
Read more
Hari yang Paling Ditunggu
 “Ada hari di mana kau tidak ingin waktu berlalu dengan cepat. Tahu artinya? Kau bahagia dan menghargai waktu yang kau lalui bersamanya.”~♥~♥~♥~Beni sedari tadi tidak dapat menahan senyumnya tatkala melihat penampilan Adel. Benarkah yang ada di hadapannya itu Adel? Itulah yang sejak sepuluh menit lalu ia tanyakan pada penglihatannya. Adel begitu cantik dengan balutan dress berwarna putih salju yang kini ia kenakan. Gadis itu tampak anggun, tidak seperti Adel yang biasanya judes kepada semua orang yang baru dikenalnya.Beni menatap Adel untuk kesekian kalinya. Tetapi bukannya bosan, ia malah semakin kecanduan memandang wajah mungil itu. Itukah gadis yang dulu dengan lucunya mengajaknya berkenalan? Apa itu gadis yang dulu pernah mengobati luka di lututnya saat ia terjatuh? Beni mengenang, ingatannya jatuh pada bertahun-tahun yang lalu. Di mana ada Adel kecil di sana.Ya. Sepertinya ia memang gadis kecil itu, Ardela Maharani. Gadis y
Read more
Senang Mendengar Kata ‘Kita’
“Aku tidak ingin munafik dengan membohongi diriku sendiri. Tetapi aku senang kau menyebut perumpamaan antara kau dan aku dengan kata ‘kita’.”~♥~♥~♥~Selepas acara pernikahan, Kakek Retno mengumpulkan anggota keluarga besar Djamil di ruang aula besar.Ruangan ini terdapat di gedung hotel yang sengaja disewa kakek, lengkap dengan segala perlengkapan pernikahan.Adel bahkan baru tahu, bahwa Kakek Retno ternyata kaya raya. Buktinya, kakek bisa menyewa salah satu ruangan di hotel yang Adel taksir akan mencapai sekitar 50 juta.Belum lagi ditambah dengan tetek-bengek pernikahan ini.Adel benar-benar tidak menyangka sebelumnya."Kamu harus siap-siap untuk pulang ke rumah."Meiti menyentuh lengan Adel dan itu cukup menyadarkan Adel dari lamunannya."Hah, akhirnya!" Adel mengembuskan napasnya lalu mulai mengangkat gaunnya yang kebesaran dan berjalan ke pintu keluar."Eh, kamu mau kemana?" tanya Meiti menahan lengan Adel yang main
Read more
Sedikit Lebih Dekat
“Aku senang pada kenyataan di mana aku dan kau … sedikit lebih dekat. Itu awal yang baik untuk sebuah hubungan, bukan?” ~♥~♥~♥~Mereka berdua sarapan dalam diam. Adel mengaduk-aduk makanannya tidak bersemangat. Sedangkan Beni malah memakan sarapannya dengan lahap. Beni menelan makanannya lalu meminum minumannya. Cowok itu menatap Adel prihatin dan berkata, "Kalau makanannya kamu aduk-aduk terus kayak gitu, nanti dingin, Del."Adel terus saja mengerucutkan bibirnya. Ia masih marah pada Beni, karena cowok itu semalam tidak mau mengalah padanya. Setelah Adel berpura-pura pingsan di ambang pintu kamar yang mereka perebutkan semalam, Beni dengan seenaknya menggendong Adel bagaikan karung beras dan menggiring gadis itu ke kamar bawah tangga. Adel sudah memohon pada cowok itu, tetapi lagi-lagi Beni mengusulkan untuk tidur sekamar dengannya. Sekali Adel merajuk, Beni akan dengan sekenanya menjawab, "Kenapa harus malu t
Read more
Kabar Gembira atau Kabar Buruk?
“Aku berbohong kalau berkata jika ini kabar yang buruk. Namun, aku juga tidak bisa menyebutnya kabar yang baik, mengingat bagaimana hubungan kita.”~♥~♥~♥~"Pagi." Adel tersenyum manis pada Beni saat cowok itu keluar dari kamarnya dengan setelan kemeja rapi."Pagi," sahut Beni cepat. Cowok itu mengacak rambut Adel gemas dan ikut mendudukkan dirinya di samping Adel."Kopi, please," pintanya.Adel buru-buru mengambil apa yang diinginkan Beni dan segera menyerahkannya."Thanks," kata Beni sambil menyesap kopinya."Kamu mau kemana pagi-pagi begini?  Tumben. Enggak ada tuh pengangguran rapi yang cuma di rumah tetapi pakai kemeja kantoran," ledek Adel.Beni terkekeh lalu menyeringai pada Adel."Aku diterima kerja," katanya.Adel tersenyum dan bertepuk tangan di tempatnya. Kemudian ia beranjak dan tanpa sadar memeluk Beni."Selamat ya, suamiku. Aku seneng dengernya," katanya.Beni awalnya tersentak bing
Read more
Guru Baru dan Hukuman
“Well, guru baru dan hukumannya yang menyenangkan? Aku tidak ingin murid lain memiliki hukuman ini juga!”~♥~♥~♥~Adel memainkan sedotan dalam gelas jusnya dengan malas. Gadis itu juga berkali-kali mengembuskan napasnya lelah."Udahlah, Del, enggak usah dipikirin gitu banget. Lo kan baru pertama kalinya ada problem sama guru, lagian guru baru itu kayaknya juga biasa aja, kok."Reina memberikan sentuhan lembut di pundak Adel guna menenangkan gadis itu. Tetapi gadis itu tetap saja memakan siomainya dengan gerakan lambat. Adel benar-benar seperti zombie sekarang. Reina prihatin menatap wajahnya. Pucat, suram, seperti tidak mempunyai masa depan. Hampir mirip sama anak-anak alay yang lagi galau karena diputusin pacarnya. Adel menghela napasnya lalu berkata, "Lo sih gampang ngomong begitu, Re. Nah gue? Gue shock banget, tahu enggak, pas guru baru itu bilang kalimat telak kalau gue enggak boleh ikut pelajarannya lagi." Adel mencibir dalam diam
Read more
Kebimbangan
“Aku tidak ingin menyimpan perasaanku sendirian. Maka dari itu, tolong dengarkan, dan rasakan.”~♥~♥~♥~Adel menatap pantulan dirinya di cermin. Wajahnya merah padam, bajunya kusut, berantakan, ditambah lagi dengan bibirnya yang merah mungkin membengkak karena di sela ciuman mereka, Beni beberapa kali menggigitnya.Adel menggeleng keras. "Apa sih yang udah kulakukan?"Pipinya memanas kala mengingatnya kembali. Lalu gadis itu segera membasuh wajahnya dan dengan cekatan merapikan dandanannya. Adel memutar knop pintu toilet dan langsung mendapati Beni yang bersandar di tembok di depannya. Ia berdehem untuk menyadarkan Beni yang menunggunya.Beni tersenyum, lalu menyuruh Adel berjalan terlebih dahulu di depannya. Mereka beriringan menuju parkiran."Maaf," ujar Beni sambil terus menunduk.Adel menatap Beni dari samping. "Buat apa?""Ciuman itu ...." sahut Beni. Wajah Adel kembali merona."Udahlah, enggak apa-apa kok. Toh pa
Read more
Apa yang Harus Dilakukan?
“Pernah berada di suatu titik di mana kau tidak tahu apa yang harus kau lakukan? Ketika kau maju, kau takut menyakiti seseorang. Ketika kau mundur, kau takut bukan hanya seseorang yang tersakiti, tetapi tiga orang.”~♥~♥~♥~Jogja, Sebelum UTS Semester 2, 2017Adel's POVSial!Gara-gara lupa dengan jadwal bulananku, jam segini aku masih harus terjebak di sekolah. Padahal bel pulang sudah berdering dengan nyaringnya sekitar setengah jam yang lalu, tetapi masih banyak murid SMA HARAPAN yang belum pulang. Andai saja tadi aku ikut pulang bareng Reina, aku enggak akan terjebak di sini, di saat semua anak lain sudah pulang dan bobok cantik di rumahnya.Lagi-lagi aku menolehkan kepalaku ke belakang, mengawasi situasi. Sambil tetap merapatkan bagian belakang rokku ke tembok, aku berjalan terseok-seok dengan menggenggam sekantong kresek yang kubeli tadi.Beruntung, warung Bu Sari masih buka, kalo enggak... aku mungkin enggak akan
Read more
DMCA.com Protection Status