Apa Kutipan Paling Menyentuh Tentang Berdamai Dengan Takdir?

2025-09-05 12:15:24 294

3 Answers

Jack
Jack
2025-09-06 20:31:04
Langit sore itu membuatku terdiam, lalu aku membisikkan kalimat favoritku: 'Takdir mengundang, kita yang memilih menari atau menolak.' Kalimat itu sederhana, tapi punya kekuatan untuk mengubah cara pandang. Dulu aku terbiasa melihat takdir sebagai sesuatu yang menimpa, sesuatu yang hanya bisa ditanggung. Sekarang aku mencoba melihatnya sebagai ajakan—ajakan untuk menanggapi dengan keberanian ataupun kebijaksanaan.

Seiring bertambahnya pengalaman, aku belajar bahwa berdamai tak selalu berarti menerima segala hal tanpa perlawanan. Seringkali aku masih melawan ketika perlu, memperjuangkan apa yang benar-benar penting. Namun ada momen-momen ketika melenturkan genggaman justru membuka peluang baru. Ketika aku memilih untuk berhenti memaksakan hasil, aku menemukan solusi yang sebelumnya tak terlihat dan orang-orang yang tulus ikut membantu.

Jadi bagiku, kutipan itu bukan soal menyerah, melainkan soal memilih cara hidup yang lebih ringan. Ada kedamaian kecil saat menyadari bahwa beberapa hal memang di luar kendali—dan itu bukan akhir cerita, melainkan bab lain yang mungkin lebih berisi. Aku lebih tenang sekarang, dan itulah hadiah kecil dari belajar berdamai.
Weston
Weston
2025-09-07 19:04:40
Ada sebuah kalimat yang pernah membuat dadaku terasa lapang di tengah badai: 'Melepaskan bukan berarti kalah, melainkan memberi kesempatan takdir untuk bekerja dengan caranya.' Kalimat itu sederhana, tapi setiap kali kubaca, rasanya seperti napas panjang yang menenangkan. Aku ingat malam-malam panjang ketika segala rencana runtuh dan aku merasa seperti terseret arus—dan, entah bagaimana, melepaskan gagasan tentang kontrol sempurna justru membuka ruang untuk hal-hal tak terduga yang lebih cocok untukku.

Dalam pengalamanku, berdamai dengan takdir bukan hanya soal pasrah, tapi soal mengubah arah energi. Alih-alih melawan, aku mulai memperhatikan apa yang bisa kubenahi: sikap, pilihan harian, dan orang-orang yang kusering abaikan. Ada rasa kuat bahwa takdir itu bukan hukuman; ia lebih seperti arsitek yang kadang menggambar ulang rencanamu agar bangunannya kuat. Saat aku menerima itu, beban perlahan mengendur dan ada rindu aneh untuk melihat apa yang akan muncul selanjutnya.

Kalimat kecil tadi sering kujadikan mantra saat ragu. Bukan untuk membuatku berhenti berusaha, melainkan untuk mengingatkan bahwa hasil bukan satu-satunya ukuran keberanian. Waktu menunjukkan bahwa ketika aku lebih tenang, keputusan malah lebih jernih dan hidup terasa lebih penuh warna. Aku terus membawa kalimat itu sebagai pengingat: berdamai dengan takdir itu perjalanan, bukan garis akhir, dan aku masih senang menjalani setiap belokannya.
Henry
Henry
2025-09-08 06:17:47
Di malam sepi aku sering mengulang satu kalimat yang menenangkan: 'Berdamai bukan berarti menyerah; itu memilih damai meski jalan belum jelas.' Kata-kata itu membantu saat kegalauan datang tanpa undangan. Aku sering berpikir terlalu jauh ke depan, mencoba menebak semua kemungkinan sampai kepalaku penuh. Mengulang kalimat itu membuatku berhenti menebak dan mulai menerima langkah yang bisa kulakukan sekarang.

Praktiknya sederhana: aku fokus pada hal kecil yang bisa dikontrol—makan cukup, tidur lebih teratur, menjalin hubungan yang sehat—lalu biarkan sisanya mengalir. Ternyata, dengan melakukan itu, takdir terasa kurang menakutkan. Ada rasa saling melengkapi antara usaha dan penerimaan, dan percayalah, kedua hal itu bisa hidup berdampingan. Kutipan ini jadi pengingat harian bahwa menerima bukan berarti pasif, melainkan memilih damai saat ketidakpastian mengetuk pintu. Akhirnya, hidup terasa lebih ringan dan aku bisa melangkah tanpa menahan napas terlalu lama.
View All Answers
Scan code to download App

Related Books

Berdamai dengan Takdir
Berdamai dengan Takdir
Hanna Kirana sangat terkejut ketika mendapat kiriman surat dari seseorang yang tak dikenalnya di benua Amerika. Dia tak pernah menyangka dirinya akan berteman dengan sosok Dean David Joos, yang jika dilihat dari rupanya saja--pria itu lebih cocok menjadi aktor Hollywood. Hanna merasa kecewa pada Dean yang sejak awal mengaku single, namun tiba-tiba seorang wanita mengaku istrinya meminta Hanna untuk menjauhi Dean. Merasa dirinya menjadi orang ketiga, Hanna akhirnya memutus korespondensi dengan Dean tanpa memberitahu alasannya. Bahkan Hanna juga tidak membalas surat-surat yang dikirimkan Dean. Setelah sekian lama Dean tak kunjung mendapat balasan surat dari Hanna, dia meminta Kevin untuk mencari keberadaan gadis itu. Sayangnya usaha Dean nihil. Namun, tak lama dia justru mendapat kabar pernikahan anak rekan bisnisnya dengan gadis yang bernama Hanna. Benarkah gadis itu adalah orang yang dia cintai selama ini? Akankah Dean bisa mendapatkan Hanna kembali?
Not enough ratings
66 Chapters
Ada Apa dengan Bia?
Ada Apa dengan Bia?
Sauqi dan Bia adalah sepasang sahabat yang sudah bersama sejak mereka masih berada di bangku kanak-kanak. Namun, setelah remaja, tiba-tiba Bia berubah secara mendadak, mulai dari penampilan, perilaku, dan sifatnya. Bia yang semula adalah gadis yang tomboi dan senang berkelahi, tiba-tiba menjadi seorang muslimah yang menutup diri. Bahkan, tiba-tiba Bia juga mulai menjauhi Sauqi. Sauqi dibuat bingung dengan perubahan yang terjadi pada sahabatnya itu. Apa yang sebenarnya terjadi pada Bia?
10
23 Chapters
Ada apa dengan tunanganku?
Ada apa dengan tunanganku?
Rania Keysha Wardhani, seorang dosen filsafat yang dibuat bingung oleh sikap tunangannya. Pria itu terlalu sulit untuk dikenal, meski mereka sudah bersama sejak di bangku sekolah dasar. Ada saja hal yang membuat dirinya bertambah ragu dengan keputusan mereka yang akan segera menikah. Selalu ada cara yang dilakukan pria itu untuk menahannya pergi meski rasa lelah seringkali muncul di hatinya. Ini seperti dia yang berjuang sendirian, dan si pria hanya diam memperhatikan. Padahal kenyataannya, tidak ada yang perlu diperjuangkan dalam hubungan mereka. *** "Kamu hanya perlu diam, duduk, dan menunggu." Laki-laki itu memberi perintah. Rania terdiam. Menunggu katanya? Berapa waktu lagi yang harus dia habiskan untuk menunggu? Apa belasan tahun itu belum cukup bagi laki-laki ini? Dan apa yang harus dia tunggu lagi kali ini? Rasanya, semua sia-sia.
10
52 Chapters
Ada Apa Dengan Istriku?
Ada Apa Dengan Istriku?
Nayla memiliki seorang suami bernama Rendy, namun pernikahan yang dia impikan selama ini berakhir seperti neraka baginya. Dia mendapati kakaknya berselingkuh dengan suaminya. Setiap hari, Rendy memperlakukan dirinya seperti babu dan bahkan lebih memilih selingkuhannya di banding dia. Hingga pada akhirnya, saat kakaknya membutuhkan donor ginjal, Rendy memohon padanya untuk mendonorkan ginjalnya untuk selingkuhannya itu. Awalnya Nayla menuruti permintaan suaminya, hingga saat di alam bawah sadar, dia di perlihatkan semua kelakuan suami dan selingkuhannya itu dan bahkan kelakuan suaminya saat menyakiti fisiknya. Bahkan, suaminya memaksanya untuk menandatangani surat cerai. Akankah Nayla sadar dan memilih memberontak? Ataukah dia tetap memilih sang suami? Saksikan kisahnya di novel ini.
Not enough ratings
13 Chapters
Pertemuan Kedua Dengan Tuan Takdir
Pertemuan Kedua Dengan Tuan Takdir
David Evans Hubert, seorang CEO Perusahaan Hubert raja bisnis dari kota Lincoln yang terkenal tampan dan cerdas dengan sifatnya yang dingin dan acuh tak acuh. Sebagai pewaris utama perusahaan serta kekayaan keluarga Hubert menambahkan segala kesempurnaan dalam dirinya. Takdir mempertemukan David dengan seorang gadis yang menarik perhatiannya sebagai cinta pertamanya, dia menaruh perhatian dan jatuh cinta dengan seorang Liana Edsel, nona muda dari keluarga kaya menengah Edsel di kota mereka. Merekapun akhirnya saling berkenalan dan jatuh cinta serta menjalin kasih selama satu tahun. Namun Liana, sang gadis sekaligus cinta pertamanya itu menghilang begitu saja tanpa sepatah kata apapun. Takdir memang unik dan tidak ada yang tahu, hari ini ada karyawan baru di perusahaannya sekaligus akan menjadi sekretaris barunya. Matanya terbelalak mendapati sosok yang tidak mungkin ia salah lihat "Liana...". Setelah dua tahun menghilang dari Kota Lincoln, Liana akhirnya kembali dan mencari kerja di Kota ini. Setelah mendaftar dibeberapa tempat, akhirnya dia diterima di Perusahaan terkenal sebagai raja bisnis yaitu Perusahaan Hubert. Liana tak menyangka bahwa dirinya akan menjadi sekretaris untuk CEO perusahaan tersebut yang merupakan kekasihnya yang ia tinggalkan dan bersembunyi darinya dua tahun lalu. Akankah ia lari lagi atau menghadapi pria tersebut?
10
28 Chapters
Menantu Paling Oke
Menantu Paling Oke
Wisnu tak pernah bermimpi akan menjadi suami dari Sinta yang anak konglomerat nomer wahid di Jakarta, Hendra Wiguna. Banyak kebencian yang ditujukan kepada dirinya yang hanya orang biasa, dari bibi dan paman, kakak, dan mama tiri Sinta Wisnu tetap menghadapi semua hinaan dan sikap meremehkan itu dengan tegar. Sekaligus membalikkan keadaan dengan belajar dan bekerja keras. Bagi Wisnu cinta istrinya adalah kekuatannya. Dengan banyak cinta dari Sinta, bantuan moril dari teman semasa kuliahnya dulu, Wisnu bangkit dan terus berjuang membuktikan diri bahwa dialah menantu paling oke! morfeus author (pic cover : canva premium)
10
92 Chapters

Related Questions

Bagaimana Adaptasi Film Menggambarkan Berdamai Dengan Takdir?

3 Answers2025-09-05 04:19:15
Malam ini aku lagi kepikiran gimana film-film adaptasi kadang malah jadi terapis takdir buat penontonnya. Kalau dipikir-pikir, adaptasi punya tantangan unik: sumber asli (novel, manga, bahkan game) seringkali menaruh banyak monolog batin tentang menerima nasib, sedangkan film harus mengubah itu jadi visual dan ritme. Contohnya, dalam adaptasi yang menyentuh seperti 'It's a Wonderful Life', kegelisahan tentang arti hidup dan penyesalan diringkas melalui momen-momen kecil—lampu bohlam yang menyala, rumah yang ramai—yang membuat penonton melihat penerimaan takdir sebagai proses yang penuh kehangatan, bukan sekadar kata-kata berat. Sementara itu, ada pendekatan lain yang lebih filosofis, misalnya 'Arrival' yang menggunakan struktur waktu non-linear untuk membuat karakter dan penonton berdamai dengan pengetahuan akan masa depan. Di sini, adaptasi memilih bikin penerimaan takdir terasa bersifat sadar dan damai, bukan pasrah. Teknik seperti montage, motif visual berulang, serta musik yang berubah tonenya di momen kunci sering dipakai untuk menuntun emosi penonton sampai pada penerimaan. Yang menarik, adaptasi sering mengubah akhir atau menonjolkan satu subplot supaya tema berdamai dengan takdir lebih terasa. Kadang ini bikin cerita terasa lebih optimis daripada versi aslinya; kadang juga lebih pahit. Bagiku, keberhasilan adaptasi ada di kemampuannya membuat penonton nggak cuma paham konsep, tapi merasakannya—seolah film itu menepuk bahumu dan bilang, "oke, ini tidak mudah, tapi kamu bisa menerima ini dengan cara yang berarti." Itu yang bikin aku balik nonton ulang saat mood butuh pelipur lara.

Bagaimana Penulis Membuat Tokoh Berdamai Dengan Takdir?

3 Answers2025-09-05 22:15:02
Ada satu hal yang selalu menarik perhatianku: cara penulis mengubah perlawanan jadi penerimaan. Menurutku, inti dari membuat tokoh berdamai dengan takdir bukan sekadar memberi mereka monolog puitis, melainkan menata serangkaian momen kecil yang menuntun perasaan pembaca ikut berubah. Pertama, penulis biasanya memecah proses itu jadi fragmen—kenangan kecil, keputusan yang kelihatan sepele, dan dialog yang menyingkap kerentanan. Ketika semua fragmen itu berkumpul, pembaca merasakan transisi batin sang tokoh tanpa diberitahu secara eksplisit. Kedua, simbol dan ritus sering dipakai sebagai jangkar emosi. Aku suka bagaimana beberapa karya menggunakan benda sederhana—misalnya jam rusak, syal lusuh, atau catatan lama—sebagai pengingat takdir yang tak bisa dihindari, tapi juga sebagai alat penguat untuk melambungkan penerimaan. Contohnya, dalam beberapa anime seperti 'Your Name' atau drama yang manis sekaligus getir, momen ketika tokoh memilih melakukan sesuatu kecil untuk menerima kenyataan terasa jauh lebih kuat daripada klimaks dramatis yang berisik. Terakhir, jaga agar penerimaan itu terasa menjadi pilihan, bukan pasrah total. Tokoh yang berdamai tapi tetap aktif memilih langkahnya—bahkan jika langkah itu adalah melepaskan—memberi pembaca rasa hormat terhadap agensi karakter. Aku lebih suka akhir yang melibatkan fragmen harapan kecil, bukan penutup yang steril; itu membuat kisah tetap hidup di kepala setelah membaca.

Bagaimana Membuat Caption Instagram Tentang Berdamai Dengan Takdir?

3 Answers2025-09-05 01:13:41
Ada momen pas aku sedang nyari kata yang pas buat foto, aku sadar caption tentang berdamai dengan takdir nggak harus rumit — yang penting jujur dan nempel di hati. Pertama, mulai dari perasaanmu: apakah ini soal melepas, menerima, atau merayakan jalan yang sudah dilalui? Pilih satu nuansa dan pertahankan itu. Gunakan gambaran sehari-hari yang konkret—misal secangkir kopi, jalanan hujan, atau tumpukan tiket konser—supaya orang bisa ikut merasakan. Hindari klise berlebihan; kadang kata sederhana seperti 'terima' atau 'biarkan' lebih kuat daripada frase puitis yang njelimet. Kedua, praktik langsung: tulis beberapa versi pendek (5–15 kata) dan satu versi panjang 1–2 kalimat. Jika mau, tambahkan metafora kecil atau emoji yang tepat. Contoh caption yang pernah aku pakai dan suka: 'Takdir nggak selalu mudah, tapi aku sudah belajar menari di tengah hujan', 'Aku memilih percaya proses, bukan sekadar hasil', atau yang ringkas seperti 'Lepas, lalu ringan'. Bereksperimen itu seru—kadang gabungkan humor tipis untuk mengurangi beratnya tema. Akhiri dengan nada positif atau reflektif supaya pembaca merasa diajak, bukan dikhotbahin.

Mengapa Akhir Cerita Membuat Pembaca Mudah Berdamai Dengan Takdir?

3 Answers2025-09-05 17:06:49
Ada momen dalam sebuah kisah ketika semua keping kecil tiba-tiba cocok, dan itu selalu bikin aku lega—seolah napas panjang dilepaskan setelah menahan terlalu lama. Aku sering merasa akhir yang kuat bekerja seperti cermin: ia memantulkan kembali semua pilihan tokoh, konsekuensi, dan motif sehingga pembaca bisa melihat garis besar makna yang tadinya tersebar. Dengan adanya pola, foreshadowing yang terbayar, dan konsistensi moral, takdir dalam cerita terasa bukan lagi sesuatu yang memaksa, melainkan sesuatu yang layak diterima. Aku juga percaya bahwa akhir memberi kesempatan untuk menata narasi jadi 'baik' secara emosional. Ketika konflik ditutup dengan cara yang masuk akal—meskipun pahit—kita diberi ruang untuk meresapi kenapa hal itu harus terjadi. Itulah yang mengubah perasaan dipaksa menjadi berdamai: bukan karena nasibnya indah, tetapi karena penjelasannya masuk akal dan menghormati perjalanan tokoh. Contohnya, dalam beberapa cerita yang kutonton, penutup yang bittersweet terasa lebih jujur daripada akhir bahagia paksa; ia mengakui kehilangan dan memberi penghormatan. Terakhir, ada efek kolektif dari akhirnya sendiri. Setelah membaca akhir yang rapi, aku suka berdiskusi dengan teman, mengulang adegan favorit, dan menemukan detail kecil yang menciptakan rasa komunitas. Percakapan itu membantu memproses emosi dan memperkuat penerimaan terhadap takdir yang dihadirkan cerita. Pada akhirnya, berdamai bukan sekadar menerima nasib, tapi mengerti alasannya, dan sebuah akhir yang baik memberi kita pemahaman itu.

Apa Soundtrack Yang Paling Cocok Untuk Berdamai Dengan Takdir?

3 Answers2025-09-05 18:50:17
Ada kalanya aku merasa takdir itu seperti jalan setapak yang sudah ditanami daun kering—kita melangkah, dengar suara keringnya, tapi tak tahu arah akhirnya. Untuk momen-momen itu, aku paling sering memutar instrumental yang lembut dan bertahap mengangkat beban. Lagu pembuka favoritku adalah 'Comptine d'un autre été' karena melodi pianonya sederhana tapi selalu bikin hati lega; setelah itu aku suka meneruskan ke 'On the Nature of Daylight' yang memberikan rasa penerimaan yang mendalam. Campuran piano, string, dan ambient itu seperti pelukan yang tenang. Kadang aku menambahkan potongan yang lebih sinematik seperti 'Time' untuk memberi ruang lega saat emosi mengumpul, lalu menutup sesi dengan 'Weightless' yang ambientnya benar-benar menurunkan denyut. Selain itu, soundtrack game seperti 'To Zanarkand' dari 'Final Fantasy X' punya cara aneh menyisipkan haru dan ketenangan sekaligus—seperti mengakui sesuatu yang tak bisa diubah tapi masih indah. Aku biasanya dengarkan ini sambil menulis di jurnal atau berjalan malam; kombinasi musik dan gerak membuat penerimaan terasa alami. Kalau mau membuat playlist, aku susun mulai dari piano lembut, naik ke string hangat, masuk ke ambient luas, lalu akhiri lagi dengan piano atau vokal halus. Musik-musik ini bukan solusi instan, tapi mereka memberi ruang untuk bernapas dan menatap takdir tanpa melawan terlalu keras. Aku selalu merasa sedikit lebih ringan setelahnya, seperti menaruh beban di rak dan melangkah lagi dengan napas yang lebih panjang.

Bagaimana Menulis Fanfiction Yang Fokus Pada Berdamai Dengan Takdir?

3 Answers2025-09-05 15:50:44
Ada satu cara yang selalu membuatku merasa utuh saat menulis cerita tentang menerima nasib: perlakukan takdir seperti karakter lain yang punya motivasi dan kelemahan. Aku biasanya mulai dengan menanyakan tiga pertanyaan pada takdir dalam dunia cerita: apa yang ia inginkan, apa batas kemampuannya, dan bagaimana ia berinteraksi dengan keinginan tokoh utama. Dengan begitu, takdir bukan sekadar papan tulis yang mengeksekusi nasib, melainkan lawan bicara yang bisa ditawar, dicabut, atau dipeluk. Dari situ aku merancang busur emosional yang fokus pada proses berdamai—bukan perubahan instan. Misalnya, adegan-adegan kecil di mana tokoh menerima konsekuensi kecil dulu, lalu mencoba menawar konsekuensi besar, dan akhirnya memilih jalan yang menunjukkan penerimaan aktif, bukan pasif. Aku suka memakai motif berulang, seperti jam rusak atau surat yang tak pernah sampai, untuk menunjukkan bahwa menerima takdir seringkali soal mengubah hubungan kita dengan hal-hal yang sudah ditulis. Tekniknya praktis: pakai POV dekat agar pembaca bisa merasakan pergulatan batin, sisipkan flashback yang menggambarkan kenapa tokoh tak bisa begitu saja menerima, dan beri ruang untuk kebisuan—kadang adegan tanpa dialog mengatakan lebih banyak tentang rekonsiliasi. Akhiri bukan dengan jawaban mutlak, tapi momen di mana tokoh memilih berdiri di hadapan takdir dengan mata terbuka. Itu membuat penutup terasa jujur dan menyentuh untukku.

Bagaimana Cara Tokoh Utama Dalam Novel Itu Berdamai Dengan Takdir?

3 Answers2025-09-05 13:27:11
Momen ketika dia memilih menatap langit, bukannya menunduk, selalu membekas di kepalaku. Dalam sudut pandangku yang agak sentimental, proses berdamai tokoh utama terasa seperti serangkaian keputusan kecil yang akhirnya menggantikan semua harapan besar yang runtuh. Awalnya tidak ada momen pencerahan dramatis — justru rangkaian kegagalan, kehilangan, dan percakapan sederhana dengan orang-orang yang ia sayang yang membuka ruang baru. Dia mulai dari menerima fakta: takdir bukan hukuman yang harus ditolak, melainkan kondisi yang bisa dipahami ulang. Penerimaan ini bukan pasif; itu adalah pengakuan atas batasan sekaligus pijakan untuk bergerak. Langkah berikutnya adalah memberi makna baru pada apa yang terjadi. Alih-alih melawan arus, dia memilih menanamkan niat pada setiap tindakannya—merawat hubungan yang tersisa, menyelesaikan tugas yang tertunda, atau melakukan ritual kecil yang meneguhkan identitasnya. Ada juga unsur pemberdayaan sosial: komunitas kecil yang mendengarkan dan membiarkan dia berproses tanpa menghakimi. Dari perspektif ini, berdamai dengan takdir bukan soal menyerah, melainkan meresapi kondisi lalu menaruh energi pada hal yang masih bisa diubah. Itu terasa lebih manusiawi dan tahan lama menurutku, karena bukan penghapusan rasa sakit, melainkan transformasi rasa sakit menjadi alasan untuk terus melangkah dengan cara yang lebih lembut dan nyata.

Apa Pelajaran Hidup Yang Bisa Dipetik Dari Berdamai Dengan Takdir?

3 Answers2025-09-05 14:27:26
Ada satu gambaran yang sering muncul ketika aku memikirkan berdamai dengan takdir: sebuah jalan batu yang tak selalu lurus, tapi cukup untuk membuatku belajar langkah yang baru. Di masa lalu aku sering melawan rute yang terasa 'sudah ditulis'—berdebat dengan realitas, menolak kehilangan, dan berusaha menata ulang setiap kejadian agar sesuai rencanaku. Setelah beberapa kali terpeleset, pelajaran pertama yang kuterima adalah bahwa berdamai bukan berarti pasrah total. Itu lebih mirip memilih pertarungan yang layak: menerima hal yang memang di luar kendali sambil tetap bergerak pada hal yang bisa kubaiki. Ada kebebasan aneh ketika melepas ilusi kontrol penuh; ruang itu kupakai untuk memupuk rasa syukur, kreativitas, dan tindakan kecil yang membuat hidup berwarna. Hal lain yang kucatat adalah pentingnya narasi. Takdir mungkin mengatur papan catur, tapi kita bisa memilih cerita untuk dimainkan. Menyulam pengalaman pahit jadi pembelajaran, bukan label permanen—itu membantu mengubah rasa kehilangan menjadi tenaga untuk mencoba lagi. Intinya, berdamai dengan takdir mengajari aku kasar lembut: menerima kenyataan yang keras, lalu melanjutkan dengan hati yang lebih ringan dan pilihan yang lebih sadar. Aku tidur sedikit lebih tenang malam ini karena tahu ada keseimbangan antara menyerah dan merelakan, dan itu terasa seperti kemenangan kecil.
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status