Apa Makna Puisi 'Perihal Waktu' Dari Sapardi Djoko Damono?

2025-11-26 17:55:58 69

3 Jawaban

Bennett
Bennett
2025-11-27 00:46:59
Kalau boleh jujur, pertama kali baca 'Perihal Waktu', aku langsung teringat masa kecil di kampung dulu. Sapardi berhasil membungkus kompleksitas waktu dalam bahasa yang begitu membumi. Bagian dimana dia menulis tentang 'waktu yang diam-diam menghitung kita' bikin merinding - seperti pengingat bahwa setiap hembusan nafas adalah hitungan mundur.

Puisi ini menurutku juga menyentuh soal bagaimana manusia sering salah persepsi tentang waktu. Kita menganggapnya linear, padahal dalam ingatan dan harapan, waktu bisa melompat-lompat tak terduga. Sapardi seolah bilang: waktu lebih dari sekadar jam yang berdetak, tapi juga tentang bagaimana kita merasakannya secara subjektif.
Bennett
Bennett
2025-11-28 14:57:35
Sapardi Djoko Damono punya cara unik membuat waktu terasa konkret sekaligus misterius. Dalam 'Perihal Waktu', ada permainan kata yang cerdas antara waktu sebagai konsep dan waktu sebagai pengalaman personal. Aku suka bagaimana dia menggunakan metafora sederhana tapi dalam, seperti menggambarkan waktu sebagai 'sesuatu yang kita pinjam'.

Yang menarik, puisi ini tidak memberi jawaban pasti tentang apa itu waktu, tapi justru mengajak pembaca untuk berefleksi. Setiap kali membacanya, selalu muncul interpretasi berbeda tergantung mood dan pengalaman hidup saat itu. Mungkin itu kejeniusan Sapardi - menciptakan karya yang terus hidup dan bermakna baru seiring berjalannya waktu.
Leila
Leila
2025-11-28 17:28:26
Ada sesuatu yang sangat personal tentang cara Sapardi Djoko Damono menangkap esensi waktu dalam puisinya. 'Perihal Waktu' bukan sekadar refleksi filosofis, tapi lebih seperti percakapan intim dengan diri sendiri tentang bagaimana kita memaknai setiap detik. Aku selalu terpana dengan baris-barisnya yang sederhana namun menusuk, seolah-olah waktu bukanlah konsep abstrak melainkan entitas hidup yang bernafas bersama kita.

Dari sudut pandangku, puisi ini bicara tentang ketidakberdayaan manusia di hadapan waktu. Ada ironi yang indah dalam cara Sapardi menggambarkan waktu sebagai sesuatu yang 'tak pernah menunggu' namun sekaligus 'selalu ada'. Ini mengingatkanku pada momen-momen kecil dalam hidup dimana kita sadar bahwa waktu terus berlalu, tapi kita justru terjebak dalam kenangan atau kekhawatiran akan masa depan.
Lihat Semua Jawaban
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Buku Terkait

Tafsir Waktu
Tafsir Waktu
Akira Carrasco adalah satu-satunya pria keturunan Jepang yang tinggal didaratan eropa. Di tahun 1960, ayahnya yang seorang pelaut membawa Akira untuk tinggal ditempat asalnya. Akira harus hidup seorang diri, kehidupan yang sangat sulit untuk dijalani. Apalagi karena wajahnya yang sedikit berbeda dengan orang disekitar tempat tinggalnya, membuat dia sulit untuk mendapatkan teman. Menemui jalan buntu. Ketakutan. Hingga rasa sakit hati. Pada suatu ketika Akira bertemu dengan sorang pria aneh. Pria itu berjanji akan mewujudkan apapun yang Akira inginkan. Namun untuk itu ia memberikan syarat. Mendapat bantuan dari pria tersebut Akira menjelajahi ruang waktu untuk mendapatkan keinginannya. Tidak mudah untuk itu dia bahkan harus menjalani banyak misi yang di berikan juga disisi lain dia harus menyelamatkan banyak orang yang ia sayangi. Hingga harus terlibat dengan banyak orang jahat. Editor Visual ads_aspera foto by; https//www.pexels.com/id-id/foto/orang-yang-mengenakan-jaket-hitam-dan-
10
102 Bab
Batas Waktu
Batas Waktu
Alfa, laki-laki dengan tampang diatas rata-rata. Anak dari pengusaha manufaktur sukses di Indonesia. Dengan segala kelebihannya, membuatnya menjadi Playboy kelas kakap sekaligus idola di sekolahnya. Namun hal itu sebelum ia bertemu dengan Aqilla. Perempuan dingin yang sangat membenci laki-laki itu. Ia terpaksa menyetujui taruhan dari sahabatnya.
Belum ada penilaian
9 Bab
TERALIS WAKTU
TERALIS WAKTU
Ketika cinta mengalahkan logika,pengorbanan jiwa dan raga mampu dilakukan.. Seorang anak,ibu dan istri mampu bertahan menghadapi segala cobaan hingga hinaaan meski dari suami sendiri
10
23 Bab
Apa Warna Hatimu?
Apa Warna Hatimu?
Kisah seorang wanita muda yang memiliki kemampuan istimewa melihat warna hati. Kisah cinta yang menemui banyak rintangan, terutama dari diri sendiri.
10
151 Bab
Apa Kamu Kurang Istri?
Apa Kamu Kurang Istri?
Dua minggu sebelum pernikahan, Felix Darmaji tiba-tiba menunda upacara pernikahan kami. Dia berkata, "Shifa bilang kalau hari itu adalah pameran lukisan pertamanya. Dia sendirian saat acara pembukaan nanti. Aku khawatir dia merasa ketakutan kalau nggak sanggup menghadapi situasi itu, jadi aku harus pergi untuk membantunya." "Kita berdua juga nggak memerlukan acara penuh formalitas seperti ini. Apa bedanya kalau kita menikah lebih cepat atau lebih lambat sehari?" lanjut Felix. Namun, ini adalah ketiga kalinya pria ini menunda tanggal pernikahan kami demi Shifa Adnan. Saat pertama kali, Felix mengatakan bahwa Shifa baru saja menjalani operasi. Wanita itu merindukan makanan dari kampung halamannya, jadi Felix tanpa ragu pergi ke luar negeri untuk merawatnya selama dua bulan. Saat kedua kalinya, Felix mengatakan bahwa Shifa ingin pergi ke pegunungan terpencil untuk melukis serta mencari inspirasi. Felix khawatir akan keselamatannya, jadi dia ikut bersama wanita itu. Ini adalah ketiga kalinya. Aku menutup telepon, menatap teman masa kecilku, Callen Harlan, yang sedang duduk di seberang dengan sikap santai. Dia sedang mengetuk lantai marmer dengan tongkat berhias zamrud di tangannya, membentuk irama yang teratur. "Apakah kamu masih mencari seorang istri?" tanyaku. Pada hari pernikahanku, Shifa yang tersenyum manis sedang mengangkat gelasnya, menunggu Felix untuk bersulang bersamanya. Namun, pria itu justru menatap siaran langsung pernikahan putra kesayangan Grup Harlan, pengembang properti terbesar di negara ini, dengan mata memerah.
10 Bab
apa elo soulmate gw
apa elo soulmate gw
perjalanan seorang gadis mencari cinta sejati. mencari belahan jiwa bukan perkara mudah, mesya mengalami beberapa kali kegagalan dalam mencari saoulmatenya hingga ia sempat putus asa, Akankah ia menemukan soulmate yang ia cari ?
Belum ada penilaian
1 Bab

Pertanyaan Terkait

Bagaimana Sejarah Puisi Berjudul Merana Memang Merana Muncul?

4 Jawaban2025-11-09 19:59:34
Ada sesuatu tentang suara patah yang menempel di kepala setiap kali kusebut 'merana memang merana'. Aku pernah menemukan judul itu terpampang di tepi koran kampus dan kemudian di timeline seorang penyair amatir, dan sejak itu rasa penasaran jadi tumbuh: dari mana asalnya? Menurut pengamatanku, puisi ini kemungkinan besar lahir di persimpangan tradisi lisan dan era digital — sebuah fragmen lirik yang kuat, dipotong-padat, lalu disebarkan sebagai kutipan di surat kabar alternatif, zine, atau blog puisi pada akhir abad ke-20. Jika dibaca dari segi gaya, pola repetisi dan ritme pendeknya mirip dengan puisi-puisi protes dan patah hati yang sering muncul pasca-transisi sosial. Banyak penulis muda waktu itu memilih bentuk ringkas supaya pesan langsung nyantol ke pembaca; itu juga yang membuat baris seperti 'merana memang merana' gampang dijiplak dan diparodikan. Aku membayangkan versi awalnya mungkin anonim, muncul di dinding kampus, selanjutnya menyebar lewat fotokopi atau kaset rekaman pembacaan puisi. Sekarang, di era media sosial, fragmen-fragmen itu kembali hidup: seseorang men-tweet satu baris, lalu bermunculan ilustrasi dan setlist musik indie yang memaknai ulangnya. Untukku, itu bagian dari keindahan puisi lisan — asal-usulnya mungkin samar, tapi tiap pembaca memberi kehidupan baru pada bait itu. Aku suka membayangkan penyair tak dikenal yang sekali menulis, lalu melepaskan kata-katanya ke dunia, membiarkannya berkelana seperti surat yang tak memiliki alamat tetap.

Penulis Memakai Gaya Bahasa Apa Pada Puisi Percintaan Remaja?

5 Jawaban2025-11-04 22:52:53
Pikiranku langsung tertarik pada ritme yang lembut dan jujur dalam puisi percintaan remaja. Aku sering menemukan bahwa penulis berusaha meniru detak jantung—baris pendek, jeda tak terduga, dan enjambment yang membuat pembaca 'merasakan' napas tokoh. Bahasa yang dipakai cenderung sederhana tapi padat: kata-kata sehari-hari dipadukan dengan metafora yang gampang dicerna, misalnya membandingkan rindu dengan hujan atau senyum dengan lampu jalan. Gaya ini bukan soal kompleksitas leksikal, melainkan kejelasan emosi. Di samping itu, ada juga nuansa konfesi; penulis seakan berbicara langsung ke teman dekat lewat baris. Nada itu membuat pembaca remaja mudah terhubung karena terasa personal, raw, dan kadang malu-malu tapi berani. Aku suka bagaimana perangkat puitik sederhana—repetisi, aliterasi, citra indera—dipakai untuk mengekspresikan sesuatu yang besar tanpa berbelit-belit. Itu membuat puisi-puisi itu terasa hangat dan nyata, seperti surat cinta yang ditemukan di saku jaket lama.

Editor Mengoreksi Elemen Apa Pada Puisi Percintaan Remaja?

5 Jawaban2025-11-04 18:46:13
Satu hal yang selalu membuatku berhenti baca adalah kalau suara penyair nggak konsisten — itu langsung ketara di puisi percintaan remaja. Aku sering memperhatikan apakah bahasa yang dipakai cocok dengan usia tokoh: jangan pakai metafora yang terdengar terlalu dewasa atau istilah abstrak yang nggak bakal dipikirkan remaja. Editor biasanya mengecek pilihan kata (diction), ritme baris, dan pemecahan bait supaya emosi mengalir alami. Aku juga suka membetulkan tempat di mana perasaan dijelaskan secara berlebihan; puisi yang kuat seringnya menunjukkan lewat detail kecil, bukan lewat deklarasi panjang. Selain itu aku kerap memperbaiki konsistensi sudut pandang — kalau berganti-ganti tanpa tanda, pembaca bisa bingung. Punctuation dan enjambment juga penting: jeda yang tepat bisa memberikan napas pada baris yang manis atau menyayat. Terakhir, aku selalu memastikan ending punya resonansi, bukan sekadar klise manis, karena remaja paling ingat puisi yang terasa jujur dan sedikit raw. Kalau semua itu beres, puisi bisa tetap sederhana tapi meninggalkan kesan mendalam pada pembaca remaja — itulah yang aku cari saat mengoreksi.

Apakah Rinnegan Adalah Sumber Teknik Ruang-Waktu?

4 Jawaban2025-10-22 05:33:49
Ngomong-ngomong soal mata legendaris di 'Naruto', aku selalu kepikiran betapa rumitnya hubungan antara Rinnegan dan teknik ruang-waktu. Dari sudut pandangku sebagai penggemar yang pernah bengong nonton ulang banyak pertarungan, Rinnegan itu kayak kunci universal buat banyak kemampuan: Six Paths, kontrol gravitasi, memanggil, bahkan menghidupkan kembali. Tapi bukan berarti tiap Rinnegan otomatis jadi generator teknik ruang-waktu. Contohnya, Sasuke dengan Rinnegan bermotif tomoe bisa pakai 'Amenotejikara' yang jelas-jelas manipulasi ruang untuk menukar posisi. Di sisi lain, Nagato pakai Rinnegan-nya untuk mengontrol jalur kehidupan dan kematian, bukan teleportasi dimensi. Intinya, menurut aku Rinnegan berpotensi membuka pintu ruang-waktu, tapi apakah pemiliknya bisa memanfaatkan itu sangat tergantung asal-usul chakra, kombinasi dojutsu, dan narasi karakter. Kadang itu kemampuan bawaan mata, kadang hasil sintesis warisan Ōtsutsuki atau campuran Sharingan-Rinnegan. Jadi Rinnegan seringkali jadi sumber, tapi bukan satu-satunya jalan menuju teknik ruang-waktu—dan itu bagian yang bikin lore-nya seru buat dibahas.

Bagaimana Teknik Imagery Dipakai Dalam Puisi Bungaku Klasik?

3 Jawaban2025-10-22 07:27:22
Ada satu hal yang selalu bikin aku terpikat saat membaca puisi bungaku klasik: gambarnya nggak pernah dideskripsikan secara gamblang, tapi langsung nempel di kepala dan hati. Dalam banyak tanka dan waka dari kumpulan seperti 'Manyoshu' atau 'Kokin Wakashū', penyair sering pakai alam — bunga sakura, daun gugur, embun pagi, bulan — sebagai jembatan buat perasaan. Teknik yang paling kentara adalah ekonomi kata: hanya menyodorkan satu atau dua citra kuat, lalu membiarkan pembaca yang menambal sisanya. Contohnya, satu baris tentang 'bunga yang rontok' bisa langsung memunculkan rasa kehilangan, waktu yang lewat, dan keindahan yang singkat tanpa perlu kata-kata lain. Ada juga permainan linguistik khas Jepang yang memengaruhi imagery, seperti kakekotoba (kata berfungsi ganda) dan makurakotoba (epithet yang terikat). Dengan trik ini, satu kata bisa memberi dua lapis makna visual sekaligus—sebuah bayangan yang menyilaukan buat imajinasi. Intinya: puisi klasik mengandalkan sugesti dan resonansi gambar, bukan penjelasan. Kalau kamu lagi baca puisi seperti itu, coba berhenti sejenak pada satu citra dan biarkan imaji itu bekerja; seringkali barulah terasa kedalaman emosinya.

Siapa Penyair Ternama Yang Menulis Puisi Bungaku Populer?

3 Jawaban2025-10-22 17:04:49
Wangi metafora bunga sering bikin aku teringat pada Sapardi Djoko Damono, jadi banyak orang langsung mengaitkan puisi bungaku yang populer dengan namanya. Aku nggak bilang dia pasti penulis satu-satunya, tapi gaya Sapardi—simpel, penuh penggambaran alam dan perasaan sehari-hari—memudahkan orang merasa bahwa puisi bertema bunga atau cinta yang lembut itu 'asalnya' dari dia. Contohnya, baris-barisnya yang ringkas tapi menusuk di 'Hujan Bulan Juni' sering bikin pembaca membayangkan rangkaian puisi lain tentang bunga dan rindu. Di sisi lain, kalau kita bicara soal puisi-puisi lama yang juga populer bertema bunga, nama Chairil Anwar atau WS. Rendra kadang muncul, walau mereka lebih bernada revolusi dan ketukan yang lain. Jadi, kalau yang kamu maksud adalah puisi bungaku yang romantis, lembut, dan gampang viral di kalangan pembaca modern, Sapardi masih jadi kandidat paling sering disebut. Aku suka membayangkan orang-orang muda membacanya sambil menyesap kopi—itu vibes-nya Sapardi. Kalau kamu lagi cari satu nama untuk disimbolkan sebagai penulis puisi bungaku yang populer ke publik massa, sebut saja Sapardi Djoko Damono; cuitan, kutipan Instagram, dan antologi sastra modern sering memakai karyanya sebagai referensi. Aku sendiri selalu balik lagi ke ruang tenang yang terasa di tiap kata-katanya, itu yang bikin karyanya gampang dikenang.

Mengapa Pembaca Tertarik Pada Puisi Bungaku Kontemporer?

3 Jawaban2025-10-22 02:57:36
Ada momen saat aku menatap halaman yang terasa seolah pembicara di puisi itu sedang duduk di hadapanku, berbicara pelan tentang hal-hal yang biasanya tak pernah kita ucapkan. Hal yang membuat orang tertarik pada puisi bungaku kontemporer, menurut pengamatanku, adalah kejujuran yang tak dibuat-buat. Bahasa yang dipakai sering sederhana, bahkan sehari-hari, namun menaruh lapisan makna yang bisa mengena di perasaan. Puisi jenis ini nggak memaksakan struktur baku; ada eksperimen bentuk, permainan baris, dan jeda yang memberi ruang pembaca bernapas dan menafsirkan sendiri. Saat aku membaca baris pendek tentang kota hujan atau memori rumah lama, ada sensasi intim—seperti mendengar pesan rahasia yang hanya untukku. Selain itu, ada hubungan kuat antara puisi dan konteks sosial sekarang: isu-isu identitas, kecemasan generasi muda, kesepian urban, semua itu dimasukkan ke bait dengan cara yang ringkas tapi padat. Di komunitas daring aku sering melihat orang saling bertukar bait, mengunggah video bacaan singkat, atau menulis respons berupa gambar dan lagu. Bentuk-bentuk baru itu membuat puisi terasa hidup dan terjangkau. Buatku, daya tarik terbesar adalah ketika puisi kontemporer berhasil jadi cermin kecil—bukan petunjuk jawaban—yang membantu kita merasa kurang sendirian. Itu yang selalu bikin aku kembali lagi ke halaman-halaman itu, mencari bait yang mengetuk pintu hatiku, lalu menutup buku sambil tersenyum pelan.

Apa Ciri Bahasa Yang Membedakan Puisi Bungaku Tradisional?

3 Jawaban2025-10-22 08:57:41
Ada sesuatu tentang bahasa puisi bungaku tradisional yang selalu membuatku terpesona. Aku suka memikirkan bagaimana satu atau dua kata bisa membuka lanskap emosi yang luas—itu terasa seperti seni memotong yang sempurna. Secara teknis, ciri paling kentara adalah ekonominya: struktur suku kata yang ketat (seperti tanka atau haiku pada tradisi Jepang) memaksa penyair memilih kata yang padat makna dan kaya asosiasi. Karena itu bahasa bungaku tradisional penuh dengan kata-kata kunci musim atau 'kigo', serta penggunaan istilah-istilah kultural yang menimbulkan gema (allusion) ke teks-teks klasik seperti 'Manyoshu' atau 'Kokin Wakashu'. Selain ekonomi, ada kecenderungan kuat pada elipsis dan sugesti. Sering subjek ditiadakan atau diisyaratkan sehingga pembaca ikut melengkapi ruang kosong—itulah bagian yang membuat puisinya terasa hidup dan pribadi. Perangkat seperti 'kakekotoba' (pivot word) atau 'makurakotoba' (pillow word) juga umum; mereka bermain pada ambiguitas bunyi dan arti untuk menghasilkan resonansi yang tak langsung. Secara sintaksis, bahasa tradisional cenderung menggunakan inversi, partikel tua, dan tonjolan ritmis sehingga puisi terasa musikal meski dibacakan pelan. Yang terakhir, ada nuansa estetika: kepekaan pada 'mono no aware' (kesadaran akan kefanaan), kesopanan ekspresi, dan preferensi untuk menyarankan daripada menjelaskan. Itulah yang membedakan puisi bungaku tradisional dari prosa biasa—bahasa tidak hanya menyampaikan isi, melainkan juga atmosfer, sejarah budaya, dan lapisan emosional yang tak terkatakan. Sesuatu tentang itu masih membuatku ingin membaca ulang baris demi baris sambil merasakan ruang kosong yang ditinggalkannya.
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status