Apakah Hadzal Quran Memiliki Implikasi Hukum Dalam Fiqh?

2025-09-07 17:35:37 155

4 Jawaban

Harper
Harper
2025-09-11 09:38:16
Topik ini selalu bikin aku mikir panjang tentang gimana teks suci dipakai dalam praktik hukum. Kalau yang dimaksud dengan 'hadzal quran' adalah frasa atau penegasan dalam Al-Qur'an yang secara literal mengacu pada ayat tertentu, maka ya—banyak bagian Al-Qur'an memang langsung berdampak ke ranah hukum. Ada ayat-ayat yang jelas memerintahkan atau melarang sesuatu sehingga para fuqaha menggunakannya sebagai dasar hukum. Namun tidak semua ayat dimaksudkan sebagai norma hukum praktis; ada yang bersifat moral, teologis, atau naratif.

Dalam pengalaman mengikuti kajian, perbedaan utama yang sering dibahas adalah teks yang muhkamat (jelas dan tegas) versus yang mutasyabihat (lebih kabur atau bersifat kiasan). Kalau teksnya tegas, implikasinya biasanya langsung; kalau kabur, para ulama perlu tafsir, konteks sejarah (sebab turun), dan rujukan Sunnah untuk menentukan penerapan hukumnya. Selain itu ada juga isu nash yang bersifat qath'i (pasti) dan yang dhanni (diperkirakan), yang memengaruhi derajat kepastian hukum.

Jadi simpulanku: Al-Qur'an memang memiliki implikasi hukum dalam fiqh, tapi cara implikasinya bergantung pada jenis ayat, metode penafsiran, dan sumber pendukung lain. Akhirnya, hukumnya muncul lewat interaksi antara teks dan metodologi penalaran para ulama, bukan sekadar membaca satu frasa secara literal.
Dean
Dean
2025-09-11 13:12:00
Ngomong soal 'hadzal quran' secara praktis, aku cenderung menjawab: ya, sering punya dampak hukum — tapi tidak selalu otomatis. Banyak aturan fiqh yang jelas basisnya dari ayat-ayat yang memuat ketentuan seperti warisan, nikah, hudud, dan ibadah. Misalnya aturan pembagian waris dan ketentuan puasa punya rujukan tekstual yang kuat.

Tapi ada juga ayat yang memberi prinsip umum, lalu fuqaha mengambil prinsip itu untuk membuat aturan teknis. Jadi kalau seseorang berharap menemukan satu-untuk-satu hukum hanya dari satu frasa, seringnya perlu kontekstualisasi: siapa yang dimaksud, kapan turun ayatnya, dan bagaimana Sunnah menafsirkan atau melengkapinya. Intinya: Al-Qur'an itu sumber utama, namun penerapan hukumnya melibatkan proses interpretasi yang kompleks, bukan semata-mata membaca kata per kata.
Jace
Jace
2025-09-12 11:23:55
Ada kalanya aku melihat Al-Qur'an sebagai sumber hukum sekaligus sumber etika yang membentuk jiwa komunitas. Bagi banyak orang, frasa-frasa Qur'ani memberi pedoman langsung—misalnya hukum puasa, zakat, atau hudud—namun sebagian lain memaknai ayat sebagai prinsip moral yang harus diterjemahkan ke aturan sehari-hari.

Dalam praktik komunitas, hukum yang berlaku biasanya hasil sintesis: Al-Qur'an plus penafsiran ulama, kebiasaan, dan pertimbangan maslahat. Jadi kalau ditanya apakah 'hadzal quran' punya implikasi hukum, jawaban singkatnya positif, tapi pemahaman dan penerapannya selalu melibatkan konteks dan hikmah bersama. Itu yang sering membuat diskusi tentang hukum tetap hidup dan relevan di setiap zaman.
Ryder
Ryder
2025-09-12 18:04:13
Dari sudut linguistik dan metodologi aku melihat dua lapis penting ketika menilai implikasi hukum suatu teks seperti 'hadzal quran'. Pertama, tipologi teks: apakah ia imperatif (memerintahkan/ melarang), deklaratif, atau naratif. Hukum lebih mudah diturunkan dari teks imperatif. Kedua, kualitas tekstual: nash yang qat'i (tegas) memberikan kepastian lebih dibanding nash yang dha'if atau dhanni.

Selain itu, ada mekanisme fiqh klasik yang selalu dipakai—tafsir (penafsiran), asbab al-nuzul (sebab turunnya ayat), dan, bila perlu, kaidah-kaidah umum seperti maslahat (kepentingan umum) atau qiyas (analogi). Metode seperti nasikh-mansukh (abrogasi) juga kadang mengubah cakupan implikasi hukum ayat. Jadi bukan semata ucapan 'hadzal quran' yang langsung memformalkan hukum, melainkan keseluruhan proses hermeneutik yang dilakukan oleh komunitas ilmiah yang memutuskan bagaimana teks itu berlaku dalam praktik.
Lihat Semua Jawaban
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Buku Terkait

Kontrak dengan CEO: Memiliki Anak Dalam Semalam
Kontrak dengan CEO: Memiliki Anak Dalam Semalam
"Aku tidak menyangka demi mendapatkan perhatianku, kau menjebakku untuk memiliki anakku!" *** Regina ingat dengan jelas, tujuannya hanyalah membalas dendam atas apa yang telah Henry lakukan padanya. Namun, dia tidak menyangka dirinya justru harus menjadi istri dan ibu, diusia yang baru 23 tahun karena pria yang menjadi saingannya itu. Regina harus terjebak dalam kontrak yang membuatnya terikat dengan Henry yang ingin membuatnya tunduk. Hanya, satu hal yang tidak dia mengerti, kenapa anak Henry menjadi darah dagingnya di saat Regina yakin tidak pernah tidur dengannya? Apa ini hanya rekayasa Henry untuk membuatnya berada dalam cengkeramannya? Apa pernikahan mereka akan mengubah segalanya?
10
100 Bab
Hukum yang Tak Tertulis
Hukum yang Tak Tertulis
Ari—pengacara muda, tampan, idealis. Dara—anak gubernur, dicap pembunuh, menyimpan luka yang tak pernah ditulis hukum. Ari Pratama, seorang pengacara muda yang baru saja membuka firma hukumnya sendiri, dikenal sebagai “pengacara rakyat” yang menolak tunduk pada uang dan kekuasaan. Namun ketika ia diminta membela Dara Cahyadi, putri gubernur yang dituduh membunuh mantan kekasihnya, dunia Ari berubah selamanya. Semua bukti mengarah pada Dara. Media, publik, bahkan hukum seolah telah menjatuhkan vonis sebelum sidang dimulai. Tapi semakin dalam Ari menyelidiki, semakin ia yakin ada sesuatu yang tak tertulis—sebuah kebenaran yang tersembunyi oleh kekuasaan, trauma, dan skandal keluarga. Dilema muncul saat Ari mulai jatuh hati pada Dara. Di antara tekanan politik, ancaman profesi, dan sumpah advokat, Ari dihadapkan pada satu pertanyaan yang tak diajarkan di bangku kuliah hukum: Apakah cinta bisa dibela... tanpa melanggar sumpah dan nurani? Dalam dunia hukum yang tak sepenuhnya adil, kadang yang benar bukan yang menang—dan yang tertulis, belum tentu kebenaran.
Belum ada penilaian
90 Bab
Cinta Dibalik Hukum Adat
Cinta Dibalik Hukum Adat
Alena adalah perempuan cantik, mandiri dan suskes dalam hal pekerjaan. Alena hidup ditengah keramaian ibu kota dan semua kehidupan yang modern. Dia memliki seorang kekasih bernama Rama, dan mereka telah menjalin hubungan lebih dari tiga tahun. Mereka akhirnya memutuskan untuk melanjutkan hubungan mereka ke jenjang pernikahan. Tetapi mereka tidak mendapatkan restu dari orang tua Alena karena sebuah Tradisi. Alena yang terus dihantui kebimbangan antara mengikuti tradisi dari leluhurnya atau melanjutkan cintanya dengan Rama.
10
122 Bab
Apakah Ini Cinta?
Apakah Ini Cinta?
Suamiku adalah orang yang super posesif dan mengidap sindrom Jacob. Hanya karena aku pernah menyelamatkan nyawanya dalam kecelakaan, dia langsung menganggapku sebagai satu-satunya cinta sejatinya. Dia memaksa tunanganku pergi ke luar negeri, lalu memanfaatkan kekuasaannya untuk memaksaku menikahinya. Selama 10 tahun pernikahan, dia melarangku berinteraksi dengan pria mana pun, juga menyuruhku mengenakan gelang pelacak supaya bisa memantau lokasiku setiap saat. Namun, pada saat yang sama, dia juga sangat memanjakanku. Dia tidak akan membiarkan siapa pun melukai maupun merendahkanku. Ketika kakaknya menghinaku, dia langsung memutuskan hubungan dengan kakaknya dan mengirim mereka sekeluarga untuk tinggal di area kumuh. Saat teman masa kecilnya sengaja menumpahkan anggur merah ke tubuhku, dia langsung menendangnya dan menyiramnya dengan sebotol penuh anggur merah. Dia memikirkan segala cara untuk mendapatkan hatiku, tetapi hatiku tetap tidak tergerak. Pada akhirnya, dia memutuskan untuk mengikatku dengan menggunakan anak. Oleh karena itu, dia yang sudah melakukan vasektomi dari dulu melakukan vasektomi reversal. Namun, ketika aku hamil 3 bulan, kakaknya membawa sekelompok orang menerjang ke vila kami, lalu menuduhku berselingkuh dan memukulku hingga aku keguguran. Pada saat aku sekarat, suamiku akhirnya tiba di rumah. Kakaknya menunjukkan bukti yang diberikan teman masa kecil suamiku dan berkata, “Tristan, wanita jalang ini sudah berselingkuh dan mengandung anak haram. Hari ini, aku akan bantu kamu mengusirnya!”
8 Bab
Perjuangan untuk Memiliki Mu
Perjuangan untuk Memiliki Mu
Novel ini bercerita tentang perjuangan seorang pria yang bernama Gema dalam menyatukan cintanya dengan seorang gadis bernama Bree. Berbagai rintangan harus dilalui Gema untuk mendapatkan cinta Bree, mulai dari permasalahn keluarga Bree sampai dengan keinginan Bree untuk kuliah diluar negeri. Akhirnya cinta mereka bersatu. Tetapi ujian Gema dan Bree untuk mempertahankan cintanya begitu besar. Berbagai badai masalah datang untuk mencoba menggoyang kekokohan cinta sepasang anak manusia itu. Apakah Gema dan Bree bisa mempertahankan cinta mereka? Atau adakah kata kata seperti anak muda sekarang, putus sambung putus sambung Yuk para reider terseyengku mampir di novelku
10
38 Bab
Suamiku Tidak Memiliki Gaji
Suamiku Tidak Memiliki Gaji
Suamiku tak memiliki gaji. "Duh saya senang banget kalau udah akhir tahun gini," Ucap Bu Narti saat kami sedang berkumpul menunggu jam pelajaran anak selesai. "Emang kenapa Bu?" Bu Yomi menimpali ucapan Bu Narti. "Ya senang lah, akhir tahun kan suamiku dapat bonus, gaji ke 13, lumayan, terus bulan depannya gajinya naik kan." "Oh gitu, kalau di pabrik suami saya gak ada tuh namanya bonus akhir tahun, tapi gak apa-apalah yang penting punya kerjaan." "Makanya suruh kerja di pabrik yang bonafide kayak suami saya, jangan kerja dipabrik kecil gitu, tahun depan juga kayaknya pabriknya bangkrut hahaha." Ucap Bu Narti dengan tawa terbahak-bahak, padahal menurutku tidak ada yang lucu dari ucapannya itu. Aku hanya diam tidak ikut berbicara apapun. "Ehhh tapi ada yang lebih kasian loh dari Bu Yomi," Bu Narti kembali berbicara. "Siapa?" "Tuh Bu Sofi, suaminya kan cuma pengangguran gak punya gaji hahaha," Bu Narti kembali tertawa.
10
25 Bab

Pertanyaan Terkait

Bagaimana Pengucapan Hadzal Quran Yang Benar?

3 Jawaban2025-09-07 23:15:44
Aku biasanya mulai dengan membongkar kata itu jadi bagian-bagian kecil supaya gampang diucapkan dan dimengerti. Kalau yang dimaksud adalah frasa yang sering terdengar sebagai 'hadzal quran', bentuk aslinya dalam bahasa Arab adalah 'hādhā al-qur'ān' (هذا القرآن). Cara yang benar: 'hādhā' diucapkan dengan dua suku kata panjang di akhir — huruf 'dh' itu adalah ذ (dhāl) yang bunyinya seperti 'th' pada kata 'that' dalam bahasa Inggris, bukan seperti 'z' atau 'j'. Huruf kedua kata, 'al-qur'ān', dimulai dengan artikel 'al-' yang jelas terdengar karena huruf berikutnya 'qāf' (ق) termasuk huruf bulan, jadi tidak ada assimilasi. Bunyi 'q' harus keluar dari pangkal tenggorokan, berat dan tebal; sedangkan hamzah di tengah kata membuat jeda vokal yang menonjol: 'qur-ān', dengan 'ā' yang panjang. Tips praktis: pecah jadi suku kata — haad-hā / al- qur- ān — lalu latih makhraj (titik keluarnya huruf): hā dari tenggorokan bagian tengah, dhāl dengan lidah di antara gigi atas-bawah, qāf dari pangkal tenggorokan. Dengarkan qari yang jelas artikulasinya dan ulangi perlahan sampai nyaman. Kalau sering didengar dan dilatih, bunyi-bunyi yang terasa asing jadi familiar. Aku selalu merasa latihan berulang sambil merekam diri sendiri membantu banget untuk memperbaiki detail kecil yang kadang tak terasa. Latihan sabar dan teliti itu kuncinya; suaraku sendiri dulu sering kebawa logat, tapi setelah fokus ke makhraj dan panjang vokal, terasa lebih natural saat membaca.

Bagaimana Cara Menjelaskan Hadzal Quran Kepada Pelajar?

4 Jawaban2025-09-07 04:38:58
Di suatu pagi di ruang kelas, aku membuka pelajaran dengan menaruh mushaf di meja dan bertanya, "Apa maksud 'hadzal quran'?" Langsung saja suasana jadi lebih fokus karena kata itu sederhana tapi penuh makna. Pertama-tama aku jelaskan secara literal: 'hadzal' (hadza) adalah kata penunjuk dalam bahasa Arab yang berarti 'ini', jadi 'hadzal quran' bisa dipahami sebagai 'Al-Qur'an ini' atau 'Kitab yang sedang kita bicarakan'. Dari situ aku pecah jadi dua bagian: arti kata dan konteks penggunaannya. Selanjutnya aku ajak murid baca ayat yang mengandung kata penunjuk atau contoh kalimat sederhana agar mereka lihat bagaimana penekanan berubah jika penunjuknya berbeda. Aku juga singgung sedikit tata bahasa — misalnya bedakan antara penunjuk untuk laki-laki, perempuan, atau jamak — tanpa masuk terlalu teknis. Terakhir aku gabungkan dengan tafsir singkat: kenapa ayat itu menegaskan 'ini'—karena ada tujuan khusus untuk menekankan otoritas, keaslian, atau ajakan untuk memperhatikan. Metode visual seperti menandai kata di teks dan latihan terjemahan per kata sangat membantu, ditutup dengan tanya jawab singkat agar murid benar-benar paham dan merasa terlibat.

Apa Arti Hadzal Quran Dalam Bahasa Indonesia?

3 Jawaban2025-09-07 21:24:44
Sering aku lihat orang ngetik 'hadzal quran' di kolom komentar, dan biasanya itu cuma bentuk transliterasi dari bahasa Arab 'هَذَا الْقُرْآن'. Kalau diurai, kata 'هَذَا' (hādhā) artinya 'ini' atau 'inilah' untuk kata yang bersifat maskulin tunggal, sedangkan 'الْقُرْآن' adalah 'Al-Qur'an'. Jadi terjemahan paling langsung dan aman ke bahasa Indonesia adalah 'Al-Qur'an ini' atau lebih natural 'inilah Al-Qur'an'. Secara tata bahasa, orang Indonesia sering menggabungkan bunyi sehingga muncul tulisan 'hadzal quran' — itu karena 'hādhā' + 'al-' ketika dilafalkan kadang terdengar menyatu seperti 'hadza-l-qur'an', lalu dipendekkan lagi jadi 'hadzal quran'. Perlu dicatat bahwa itu hanya soal pelafalan dan penulisan latin; makna dasarnya tetap sama: menunjuk pada kitab suci yang sedang dibicarakan. Sebagai catatan praktis, ketika menerjemahkan ke konteks ayat atau kalimat penuh, Anda harus melihat kata kerja atau klausa setelahnya. Contohnya terjemahan lengkap bisa menjadi 'Al-Qur'an ini adalah petunjuk bagi orang-orang yang...' tergantung kelanjutan kalimat. Intinya, jangan sampai bingung — 'hadzal quran' = 'Al-Qur'an ini', dan nuansa selanjutnya bergantung pada konteks ayat atau kalimat di mana frasa itu muncul.

Bagaimana Tafsir Hadzal Quran Pada Ayat Tertentu?

4 Jawaban2025-09-07 11:38:37
Ada nuansa penting dalam frasa 'hadzal quran' yang sering luput kalau cuma dibaca sekilas. Kalau ditelaah secara bahasa, 'hadha' adalah kata tunjuk yang menegaskan kedekatan atau kekhususan—jadi frasa itu bukan sekadar kata ganti abstrak, melainkan menunjuk pada teks wahyu yang sedang dihadirkan kepada pendengar. Dalam banyak tafsir klasik, misalnya yang dicatat di 'Tafsir Ibn Kathir' dan 'Tafsir al-Tabari', para ulama menekankan bahwa penggunaan 'hadha' memuat klaim otoritatif: Al-Qur'an ini (bukan mitos, bukan cerita turun-temurun semata) memberi petunjuk dan kebenaran yang nyata. Jika kita lihat konteks ayat-ayat yang memuat 'hadha al-qur'an'—misalnya ayat yang menegaskan fungsinya sebagai petunjuk, pembeda antara yang haq dan batil—maka kata tunjuk itu bekerja sebagai penegasan bahwa ini adalah sumber yang harus direnungkan. Bagi saya, merasa kata 'hadha' menghadirkan urgensi: bukan hanya membaca, tetapi mendengarkan dan menerapkan. Itu yang membuat frasa ini terasa hidup saat kubaca.

Mengapa Frasa Hadzal Quran Sering Dikutip Dalam Tafsir?

3 Jawaban2025-09-07 05:28:35
Setiap kali membuka lembaran tafsir klasik, saya selalu terpukau melihat bagaimana frasa 'hadzal quran' dipakai seperti jarum kompas yang menunjuk pusat argumen. Dalam banyak catatan tafsir, penulis menggunakan frasa itu untuk menegaskan bahwa apa yang baru saja dibahas bukan sekadar opini pribadi atau tradisi lisan, melainkan sesuatu yang langsung terkoneksi dengan teks suci. Secara praktis, frasa itu punya beberapa fungsi: pertama, sebagai tanda otoritas—memberi bobot pada penafsiran tertentu sehingga pembaca tahu sumber argumen itu bukan spekulasi. Kedua, secara retoris ia memisahkan ayat-ayat yang bersifat khitab (panggilan atau perintah) dari narasi atau kisah, jadi pembaca bisa membedakan mana yang aplikatif langsung dan mana yang kontekstual. Ketiga, para mufassir sering memakainya untuk menunjukkan hubungan antar-ayat atau ketika membahas konsep seperti naskh; dengan menulis 'hadzal quran' mereka membebaskan pernyataan itu dari kemungkinan kesalahan tafsir karena merujuk langsung ke teks. Saya pribadi merasa cara ini membuat tafsir terasa hidup dan tegas—seolah penafsir sedang berdialog dengan teks. Saat membaca 'Tafsir al-Tabari' atau 'Tafsir Ibn Kathir', penggunaan frasa tersebut membantu saya melacak alur berpikir ulama dan membedakan mana yang bersifat spekulatif dan mana yang berakar pada teks. Itu menyenangkan bagi pembaca yang ingin belajar berpikir kritis sambil tetap menghormati konteks teks.

Di Mana Sumber Rujukan Hadzal Quran Bisa Ditemukan?

4 Jawaban2025-09-07 06:08:38
Pencarian sumber untuk frasa 'hadzal quran' bisa terasa seperti menelusuri harta karun teks klasik, dan aku senang berbagi peta kecil yang kupunya. Mulai dari yang paling otentik: teks al-Qur'an sendiri dalam bentuk mushaf. Edisi yang sering dijadikan rujukan adalah 'Mushaf al-Madinah' (King Fahd), edisi Mesir (1924) yang juga umum dipakai, serta edisi yang dipentashih oleh lembaga resmi seperti 'Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur'an' di Indonesia. Untuk membandingkan varian bacaan (qira'at) atau naskah kuno, koleksi manuskrip di British Library, Topkapi Palace, dan perpustakaan universitas besar menyimpan salinan kuno yang bisa diakses secara digital. Kalau konteks tafsir yang kamu cari, rujukan klasik seperti 'Tafsir al-Tabari', 'Tafsir Ibn Kathir', 'Tafsir al-Qurtubi', dan rujukan modern berbahasa Indonesia seperti 'Tafsir al-Misbah' oleh Quraish Shihab sangat membantu. Untuk kajian bahasa dan makna kata, kamus Arab klasik atau korpus seperti 'Quranic Arabic Corpus' dan proyek digital 'Tanzil' memudahkan verifikasi teks dan terjemahan. Biasakan mencantumkan edisi, penerbit, serta halaman atau nomor ayat saat mengutip, agar sumbermu jelas dan bisa dilacak. Secara pribadi, aku sering memulai dengan sebuah ayat di mushaf digital (mis. Tanzil atau Quran.com), lalu cek tafsir klasik dan naskah digital di perpustakaan daring untuk melihat variasi. Itu bikin kajian terasa lebih kaya dan bisa dipercaya.

Kapan Istilah Hadzal Quran Mulai Populer Di Studi Islam?

4 Jawaban2025-09-07 23:47:13
Tiba-tiba aku mikir soal bagaimana istilah 'hadzal quran' beredar di perbincangan keislaman — dan jawabannya agak berlapis. Secara bahasa, 'hadzal quran' (dari akar bahasa Arab yang berarti 'al-Qur'an ini') selalu muncul di teks-teks tafsir klasik ketika penafsir menegaskan bahwa pembahasan mereka merujuk pada teks suci itu sendiri. Jadi frasa dasarnya bukan hal baru; yang berubah adalah bagaimana orang menggunakan dan memperdebatkannya. Seiring masuknya studi sejarah dan kritik teks ke dalam studi Islam—terutama sejak akhir abad ke-19 ketika orientalis Eropa dan beberapa sarjana Muslim mulai menelaah aspek historis naskah—istilah yang menonjolkan keterangan tentang 'teks itu sendiri' makin sering dipakai dalam kontestasi akademis. Di abad ke-20 dan 21, dengan banyak edisi kritis, kajian filologi, dan diskusi soal variasi bacaan, frasa semacam ini jadi lebih populer sebagai titik rujukan: bukan sekadar frasa bahasa, melainkan alat untuk membicarakan otoritas teks, cara bacaan, dan konteks sejarahnya. Aku sendiri mulai sering melihat istilah ini muncul di artikel populer dan forum diskusi sejak era internet awal—ketika akses manuskrip dan studi kritis makin mudah—jadi rasa populernya melebar dari ranah akademik ke publik.

Apa Perbedaan Hadzal Quran Dan Al-Qur'An Dalam Konteks?

3 Jawaban2025-09-07 13:14:42
Pernah aku bertanya-tanya soal istilah itu waktu ngobrol sama teman di kajian — 'hadzal quran' sering muncul, padahal kita lebih terbiasa bilang Al-Qur'an. Secara sederhana, 'hadzal quran' itu sebenarnya bentuk transliterasi dari bahasa Arab هَذَا الْقُرْآن (hadha al-Qur'an) yang artinya 'Al-Qur'an ini' atau 'Qur'an yang ini'. Jadi ada kata tunjuk ('hadha' = ini) ditambahkan sebelum kata yang sudah pasti berupa kata tertentu ('al-' = artikel tertentu). Dari sisi tata bahasa, perbedaannya bukan soal kitabnya berubah, melainkan soal penekanan dan konteks: 'Al-Qur'an' itu rujukan umum pada kitab suci secara keseluruhan, sedangkan 'hadha al-Qur'an' menunjuk lebih spesifik, menekankan sesuatu yang sedang dibicarakan atau ditunjuk. Contoh gampangnya, ketika seorang mufassir berkata "hadha al-Qur'an yubayyinu..." berarti "Al-Qur'an ini menjelaskan...", memberi nuansa lebih langsung dan terikat pada ayat atau konteks tertentu. Secara teologis dan praktis, tak ada perbedaan esensial pada status kitab; kedua frasa merujuk pada sumber yang sama. Perbedaan paling nyata adalah fungsi linguistik dan retorika: demonstratif memberi nuansa kedekatan, penegasan, atau pembatasan. Jadi kalau mendengar atau membaca 'hadzal quran' jangan panik — itu cuma versi bahasa Arabnya yang dilafalkan atau ditransliterasikan, menunjukkan fokus pembicara pada kitab yang dimaksud. Aku jadi lebih sering perhatiin konteks saat baca tafsir karena hal kecil macam ini sering merubah nada penafsiran.
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status