Apakah Riya Adalah Protagonis Dalam Novel Populer Ini?

2025-09-02 05:52:19 113

3 Answers

Elijah
Elijah
2025-09-05 04:33:38
Dalam sudut pandang yang lebih tenang dan analitis, status Riya bergantung pada definisi 'protagonis' yang kita pakai. Jika Anda mendefinisikan protagonis sebagai tokoh yang paling banyak mendapat narasi dan perkembangan karakter, Riya memenuhi banyak kriteria: bab-bab kunci sering berfokus padanya, dan konflik batinnya menjadi motor tema utama novel. Namun jika definisi Anda mengharuskan protagonis menjadi agen utama perubahan plot—yang secara konsisten menggerakkan aksi—maka penilaian bisa berbeda, sebab penulis membagi porsi inisiatif itu kepada beberapa tokoh lain.

Aku juga melihat teknik naratif yang membuat ambiguitas ini sengaja dipertahankan: pengalihan sudut pandang, bab-bab yang memperkaya latar tokoh sampingan, dan momen di mana Riya tampak bereaksi terhadap keputusan karakter lain. Dalam kajian literer, hal ini sering disebut protagonisme kolektif atau protagonisme tematik—di mana fokusnya bukan pada satu pahlawan tunggal, tetapi pada pusat pengalaman emosional yang diwakili oleh satu tokoh. Jadi kesimpulannya, Riya lebih tepat disebut protagonis tematik daripada protagonis aksi konvensional; itu pilihan gaya yang, menurutku, membuat cerita lebih resonan dan kompleks.
Mila
Mila
2025-09-05 05:40:36
Kalau aku menilai dari perasaan pembaca yang terlibat, Riya terasa seperti pusat gravitasi emosional dalam 'novel populer ini'. Aku merasakan setiap keraguan dan kemenangan kecilnya seolah milikku sendiri—itu tanda klasik bahwa seorang tokoh punya peran protagonis, setidaknya secara subjektif. Banyak adegan ditulis dari sudut pandangnya, dialog mengelilingi keputusannya, dan narasi internalnya diberi ruang yang panjang; semua elemen ini bikin pembaca cenderung berempati padanya.

Tapi aku juga sadar ada twist: penulis sengaja menyusun cerita supaya beberapa bab memberi perhatian seimbang pada karakter lain, dan kadang Riya lebih bereaksi daripada menginisiasi. Jadi secara struktural dia bukan protagonis tunggal yang mendorong semua konflik dari awal sampai akhir; dia lebih seperti protagonis emosional—tokoh yang merepresentasikan tema cerita dan lewat dia kita merasakan denyut utama cerita. Menurutku, Riya adalah protagonis versi modern yang tidak harus memegang kendali penuh atas plot untuk tetap menjadi pusat kisah. Aku sendiri suka tipe protagonis begini karena terasa lebih manusiawi; nggak selalu tahu jawabannya, tapi perjalanan mereka yang bikin cerita hidup.
Kate
Kate
2025-09-06 01:54:10
Kalau diminta jawab langsung tanpa muter-muter: Riya bukan protagonis dalam arti klasik yang mengendalikan semua konflik, tapi dia jelas pusat emosional cerita. Aku melihatnya sebagai semacam protagonis ‘‘bagian hati’’—tokoh yang bikin pembaca peduli, walau beberapa peristiwa besar malah didorong oleh karakter lain.

Yang bikin aku suka adalah penulis nggak menjadikan dia sempurna; Riya sering bingung, salah langkah, dan itu membuat perannya terasa nyata. Jadi buatku, dia protagonis versi modern—lebih tentang rasa dan perkembangan batin daripada aksi heroik nonstop. Itu membuat bacaannya lebih nempel di ingatan.
View All Answers
Scan code to download App

Related Books

Apakah Ini Cinta?
Apakah Ini Cinta?
Suamiku adalah orang yang super posesif dan mengidap sindrom Jacob. Hanya karena aku pernah menyelamatkan nyawanya dalam kecelakaan, dia langsung menganggapku sebagai satu-satunya cinta sejatinya. Dia memaksa tunanganku pergi ke luar negeri, lalu memanfaatkan kekuasaannya untuk memaksaku menikahinya. Selama 10 tahun pernikahan, dia melarangku berinteraksi dengan pria mana pun, juga menyuruhku mengenakan gelang pelacak supaya bisa memantau lokasiku setiap saat. Namun, pada saat yang sama, dia juga sangat memanjakanku. Dia tidak akan membiarkan siapa pun melukai maupun merendahkanku. Ketika kakaknya menghinaku, dia langsung memutuskan hubungan dengan kakaknya dan mengirim mereka sekeluarga untuk tinggal di area kumuh. Saat teman masa kecilnya sengaja menumpahkan anggur merah ke tubuhku, dia langsung menendangnya dan menyiramnya dengan sebotol penuh anggur merah. Dia memikirkan segala cara untuk mendapatkan hatiku, tetapi hatiku tetap tidak tergerak. Pada akhirnya, dia memutuskan untuk mengikatku dengan menggunakan anak. Oleh karena itu, dia yang sudah melakukan vasektomi dari dulu melakukan vasektomi reversal. Namun, ketika aku hamil 3 bulan, kakaknya membawa sekelompok orang menerjang ke vila kami, lalu menuduhku berselingkuh dan memukulku hingga aku keguguran. Pada saat aku sekarat, suamiku akhirnya tiba di rumah. Kakaknya menunjukkan bukti yang diberikan teman masa kecil suamiku dan berkata, “Tristan, wanita jalang ini sudah berselingkuh dan mengandung anak haram. Hari ini, aku akan bantu kamu mengusirnya!”
8 Chapters
Terjebak di Dalam Novel
Terjebak di Dalam Novel
Jelek, culun, ratu jerawat, dan masih banyak panggilan buruk lainnya yang disematkan pada Alana di sekolah. Kehidupan sekolahnya memang seperti itu, hanya dicari ketika ulangan dan ujian tiba. Seolah tugasnya hanya untuk memberi anak-anak dikelasnya contekan. Situasi di rumah pun tak jauh berbeda. Ayah dan ibu yang selalu bertengkar ketika bertemu, membuat Alana lelah akan semua itu. Di suatu hari ketika dia benar-benar lelah dan kabur ke sebuah toko antik, dia menemukan sebuah buku fanfiction. Nama salah satu tokoh itu mirip seperti namanya, namun yang membedakan adalah Alana yang ada di dalam novel cantik dan pemberani, tak seperti dirinya. Di saat perjalanan pulang, tanpa diduga-duga saat pulang dia ditabrak oleh sebuah truk. Dan ketika bangun, wajah tampan seorang aktor papan atas berada tepat di depan wajahnya. "Alana? Kau kenapa? Aku ini kan kakakmu?" Alana masuk ke dalam novel itu!
Not enough ratings
16 Chapters
Terikat Obsesi Pria Tampan dalam Novel
Terikat Obsesi Pria Tampan dalam Novel
Valeria Sienna, gadis berumur 18 tahun masuk ke dalam novel yang dibacanya setelah menjadi korban ke 11 pembunuh berantai saat pulang berbelanja. Menjadi pemeran utama bernama Elleonore tidaklah mudah. Kehidupan yang jauh dari kata bahagia harus dijalani detik itu juga. Sosok papa Elleonore yang menyayangi anak angkatnya dibanding anak kandung, menjadi tantangan sendiri untuk Sienna. Di tambah obsesi gila teman papanya bernama Izekiel yang berusaha melakukan apapun agar Elleonore menjadi miliknya. Tidak segan-segan menyingkirkan orang di sekeliling Elleonore agar obsesi itu tercapai. Ending cerita, Elleonore mati dibunuh kakak angkatnya. Untuk itulah, dengan sekuat tenaga Sienna akan merubah ending ceritanya.
10
7 Chapters
Obsesi sang protagonis
Obsesi sang protagonis
Teresia Syeilendri adalah wanita dewasa yang secara tidak masuk akal berpindah ke dunia novel, novel terakhir yang dibaca di malam sebelum kematiannya. Bukan menjadi karakter utama, ataupun antagonis, melainkan karakter yang tidak pernah muncul di novel, yaitu saudari kembar pemeran utama wanita. Walaupun karakter tidak terlihat, tapi tetap pernah muncul satu dalam sekian banyak paragraf demi pengembangan cerita. Kemunculan karakter ini adalah saat kematiannya! Muncul untuk mati di dalam cerita. Teresia tidak terima, nasib nahas itu ingin dibelokkan dengan cara apapun, termasuk menjauhkan pemeran utama pria di novel dari pemeran utama wanita.
10
103 Chapters
Terlahir Kembali Menjadi Karakter Pendukung dalam Novel
Terlahir Kembali Menjadi Karakter Pendukung dalam Novel
Jiang Xi yang awalnya terbangun dan merasa dunianya berubah semua. Dengan perasaan yang kacau, dia menyadari dirinya masuk ke dunia novel yang pernah dibacanya. Jiang Xi di dalam novel bernama Jiang Zhaodi yang merupakan pemeran figuran, tidak melebihin beberapa bab sudah menghilang. Dengan membawa empat orang adiknya, dia bertahan hidup di tahun 60an. Apakah dia bisa mengubah nasibnya dan berhasil mengalahkan pemeran utama dalam novel?
Not enough ratings
516 Chapters
Mengejar Cinta Sang Dosen Populer
Mengejar Cinta Sang Dosen Populer
"Dia siapa, Ma?" Entah kenapa aku gugup sendiri saat tanya itu mencuat. Aku belum berani melihat jelas wajahnya. Sampai Bu Tya memperkenalkanku padanya. "Ning, kenalkan ini anak sulung saya, Zen Maulana. Zen, ini Ning yang mau bantu mama bersih-bersih rumah. Dia juga mau kerja di kantin kampus." Aku yang baru saja menginjakkan kaki di anak tangga terakhir terlonjak kaget. Nama itu, tidak asing bagiku. Apa hanya sebuah kebetulan nama lengkapnya sama. Aku memberanikan diri melihat wajah anak sulung Bu Tya. Seketika kotak yang kupegang jatuh membuat isinya berhamburan. Rasa-rasanya kepalaku bagai dihantam palu. Aku tidak menyangka akan bertemu laki-laki masa lalu di rumah besar ini. Nasib yang menurutku baik bertemu Bu Tya ternyata disertai kejutan besar bertemu orang yang membuatku tidak tenang di tiga tahun terakhir hidupku. "Zen? Dia benar-benar Zen yang sama, Zen Maulana." Tanganku mendadak tremor. Bulir keringat sebesar biji jagung bermunculan. Bahkan tenggorokan terasa tercekat. Aku dilanda ketakutan seperti seorang penjahat yang menanti eksekusi hukuman. Pandangan mulai mengabur dan gelap. Lutut lemas seolah tak bertulang, aku terhuyung. Sebelum kesadaranku hilang, sayup-sayup telingaku menangkap suara. Nama panggilan yang biasa Zen sebut untukku. "Han!" Simak ceritanya, yuk.
10
64 Chapters

Related Questions

Mengapa Riya Adalah Karakter Yang Paling Kontroversial Sekarang?

3 Answers2025-09-02 02:18:57
Waktu pertama kali aku lihat perdebatan sekitar Riya, aku langsung merasa seperti sedang menyaksikan drama dua lapis: cerita dalam seri itu sendiri dan cerita yang tercipta di luar layar. Aku suka Riya karena dia kompleks — bukan tipe hitam-putih yang mudah dicintai atau dibenci. Tapi justru itu yang bikin orang gampang tersulut; beberapa penonton ingin figur publik yang konsisten moralnya, sementara Riya sering bertingkah ambigu dan membuat keputusan yang nyaris provokatif. Kombinasi sifat kompleks, dialog yang menusuk, dan momen-momen yang bisa ditafsirkan beragam membuat setiap adegannya jadi bahan analisis panjang di forum dan timeline. Di sisi personal, aku merasa kontroversi ini juga dipicu oleh konteks sosial zaman sekarang: media sosial memperbesar segala hal, spoiler bocor, dan fandom yang cepat membentuk narasi. Ada juga isu representasi — beberapa kalangan menilai Riya mewakili stereotip tertentu, sementara yang lain melihat dia sebagai cermin masalah nyata yang jarang diangkat. Ditambah lagi, kalau pembuat cerita sengaja menggoda audiens dengan ambiguitas, ya api jadi cepat membesar ketika orang-orang pakai argumen moral untuk membenarkan posisi masing-masing. Akhirnya, aku tetap menikmati debatnya. Bukan karena keributan itu sendiri, tapi karena perdebatan soal Riya memaksa penonton untuk mikir ulang soal karakterisasi, empati, dan apa yang kita harapkan dari tokoh fiksi. Kadang aku frustasi lihat kegaduhan, tapi di sisi lain itu tanda kalau cerita dan karakter berhasil membuat orang peduli — walau caranya berisik dan berantakan.

Bagaimana Riya Adalah Inspirasi Untuk Banyak Fanfiction Romantis?

3 Answers2025-09-02 17:12:58
Waktu pertama aku melihat 'Riya', rasanya seperti nonton adegan kecil yang sengaja dibuat untuk disisipkan di akhir episode—bikin hati nganga dan kepala penuh ide. Aku masih ingat bagaimana ambiguitas karakternya memancing imajinasiku: dia kuat tapi rapuh, acak tapi deliberate, selalu tampak punya cerita di balik salah satu senyumnya. Itu kombinasi berbahaya buat penulis fanfic—terutama aku yang suka ngulik motivasi tokoh. Dalam beberapa fanfic yang kubaca dan kutulis sendiri, 'Riya' jadi pusat karena memungkinkan pembaca masuk lewat celah-celah emosinya, lalu mewarnai hubungan apa saja dengan interpretasi mereka sendiri. Pertama, 'Riya' fleksibel: bisa ditempatkan di setting sekolah, dunia fantasi, atau versi modern realistis tanpa kehilangan inti karakternya. Kedua, interaksinya dengan karakter lain sering meninggalkan ruang kosong—kata-kata yang tak terucap, sentuhan yang menggantung—yang sempurna buat trope slow-burn dan hurt/comfort. Aku pribadi pernah menulis sebuah cerita di mana satu adegan diam antara 'Riya' dan tokoh lain jadi klimaks emosional; respon pembaca? Mereka terus minta ekspansi adegan itu sampai aku kewalahan menulis spin-off. Yang paling bikin 'Riya' jadi inspirasi adalah kemungkinannya untuk di-headcanon-kan. Fans suka memberi alasan trauma, kebiasaan, atau kebiasaan kecil yang menjelaskan perilakunya. Itu memicu ribuan versi alternatif—dari komedi manis sampai dramatis tragis—dan komunitas jadi sibuk bertukar ide. Aku selalu senang melihat bagaimana satu karakter sederhana bisa membuka banyak jalan cerita, karena itu artinya kreativitas komunitas hidup dan terus berkembang. Rasanya hangat dan memotivasi, melihat karya-karya kecil itu tumbuh dari ide yang nyaris samar.

Berapa Episode Yang Menegaskan Riya Adalah Antagonis Sementara?

3 Answers2025-09-02 00:12:38
Wah, aku sempat bingung juga waktu pertama dengar pertanyaannya, karena nama 'riya' bisa muncul di banyak cerita berbeda. Kalau yang dimaksud adalah karakter yang jadi 'antagonis sementara', pengalaman melihat pola ini di banyak serial bikin aku cenderung bilang: biasanya butuh sekitar dua episode yang jelas untuk memastikan status itu. Pertama, sering ada episode pengungkapan di mana motif Riya terlihat—entah karena kesalahpahaman, manipulasi, atau kepentingan pribadi yang bertabrakan dengan tokoh utama. Episode berikutnya biasanya menampilkan konsekuensi langsung: konflik terbuka, pengkhianatan kecil, atau pertempuran emosional yang mempertegas posisinya sebagai lawan. Dua momen itu, kalau dieksekusi dengan fokus cerita, cukup kuat untuk menandai dia sebagai antagonis sementara. Tapi aku juga pernah nonton serial yang memperpanjang ambiguitas sampai tiga atau empat episode agar perubahan hati terasa masuk akal. Intinya, perhatikan apakah ceritanya memberi ruang buat pembenaran atau penyesalan setelah puncak konflik—kalau iya, kemungkinan besar penetapan sebagai antagonis bersifat sementara, dan dua episode pertama adalah titik paling krusial yang harus kamu cek.

Siapa Yang Mengonfirmasi Riya Adalah Ciptaan Penulis Itu?

3 Answers2025-09-02 17:00:31
Aku masih ingat betapa hebohnya timeline waktu itu ketika klaim soal 'riya' mulai ramai—yang pertama mengonfirmasi secara langsung adalah penulisnya sendiri lewat pernyataan publik. Aku melihatnya pada unggahan resmi di akun yang memang sering dipakai sang penulis untuk update: dia menulis dengan gamblang bahwa karakter itu adalah ciptaannya, lengkap dengan sedikit catatan tentang inspirasi dan proses kreatif. Aku sendiri melakukan scroll bolak-balik, lihat timestamp, dan sempat screenshot karena rasanya penting buat bukti sejarah fandom kecil kami. Buatku, konfirmasi langsung dari pembuat itu selalu paling meyakinkan. Ketika si penulis menulis sendiri, rasa spekulasi langsung turun: bukan rumor lagi, bukan atribusi keliru. Aku suka cara dia menulis—santai tapi jelas—jadi banyak fans langsung tenang dan mulai mendiskusikan implikasi cerita serta bagaimana karakter itu cocok ke tema besar karya tersebut. Setelah itu, diskusi di forum berubah jadi lebih produktif; orang mulai mengutip ucapan penulis sebagai rujukan ketika menganalisis peran 'riya'. Bukan berarti semua jadi setuju soal interpretasi, tetapi setidaknya sumbernya jelas. Aku pulang dari obrolan itu merasa lega karena kecurigaan berubah jadi bahan pembicaraan yang sehat, dan itu selalu menyenangkan buat komunitas kita.

Kapan Riya Adalah Diperkenalkan Dalam Kronologi Cerita Aslinya?

3 Answers2025-09-02 09:03:28
Waktu pertama kali aku baca versi aslinya, aku nggak langsung tahu kapan Riya 'diperkenalkan' kalau cuma ngikutin urutan terbitan. Banyak cerita suka main-main sama waktu: Riya bisa muncul sebagai anak di prolog, lalu kita baru ketemu versi dewasanya di bab 10; atau dia tiba-tiba muncul di bab 12 tapi kemudian ada flashback yang menempatkan kehadirannya jauh lebih awal dalam kronologi cerita. Kalau mau tegas soal kronologi internal (bukan urutan terbit), caraku biasanya: cari adegan pertama yang secara in-universe menampilkan Riya — termasuk flashback atau catatan waktu. Perhatikan label waktu di setiap bab, catatan kaki, atau bagian yang bertuliskan "X tahun sebelumnya". Kalo ada appendiks atau timeline di akhir buku/seri, itu biasanya sumber paling akurat. Untuk seri web novel, wiki penggemar sering kali sudah memindahkan adegan sesuai timeline internal. Praktisnya, kalau Riya muncul di prolog sebagai anak dan prolog itu jelas bagian dari chronicle in-story, maka kronologinya dimulai di prolog. Tapi jika dia hanya disebut-sebut dulu dan wajahnya baru muncul di bab 8 tanpa flashback, maka kronologi perkenalannya memang bab 8. Aku suka banget membongkar timeline seperti ini — rasanya kayak main teka-teki waktu yang bikin cerita tambah seru.

Bagaimana Riya Adalah Kunci Konflik Dalam Manga Tersebut?

3 Answers2025-09-02 01:54:07
Aku sering melihat riya bekerja seperti mesin halus yang menggerakkan konflik dalam banyak manga favoritku. Saat aku membaca, yang selalu membuatku terpikat adalah bagaimana karakter—dengan senyum manis dan kata-kata sopan—menyimpan ambisi, kecemburuan, atau rasa malu yang mereka sambung dengan topeng. Riya di sini bukan cuma soal pamer; dia adalah jurang antara citra yang dipertahankan dan kenyataan yang dimilki, dan jurang itu mendesak plot untuk meledak. Dalam banyak cerita, riya memicu konflik dari dalam: karakter menolak mengakui kelemahan atau keinginan sejatinya, lalu bertindak ala-ala demi mempertahankan citra. Itu memunculkan keputusan bodoh, pengkhianatan kecil, atau manipulasi halus yang terasa realistis. Kadang pengarang memakai ironi dramatis—pembaca tahu kebenaran sementara tokoh lain tertipu—membuat setiap dialog menjadi ladang ranjau. Contohnya, aku suka melihat versi riya yang bukan sekadar antagonistik tetapi tragis, di mana keengganan untuk jujur pada diri sendiri akhirnya menimbulkan kehancuran personal. Secara struktural, riya juga berguna untuk menimbulkan gesekan sosial: persaingan status, rumor, dan tekanan kelompok tumbuh dari kepura-puraan. Konflik jadi tidak selalu tentang pertarungan fisik, melainkan tentang reputasi yang dipertaruhkan, aliansi yang rapuh, dan sandiwara identitas. Bagiku, momen paling memuaskan adalah ketika topeng itu copot—baik lewat pengakuan yang memilukan maupun oleh eksposisi yang tanpa ampun—karena saat itulah cerita menunjukkan konsekuensi nyata dari ketidakjujuran itu.

Mengapa Riya Adalah Karakter Yang Kontroversial Di Fandom?

3 Answers2025-09-02 12:55:52
Entah kenapa, setiap kali nama Riya muncul di grup, suasana langsung memanas. Aku fans yang gampang terbawa suasana, jadi aku perhatikan semua nuansa: Riya sering dipandang kontroversial karena ia didesain untuk menabrak batas-batas nyaman penonton. Dia bukan hanya antagonis balik yang jahat tanpa alasan; tindakan-tindakannya sering morally grey—momen-momen yang membuat sebagian orang melihatnya sebagai manipulatif, sementara yang lain memuji kedalaman psikologisnya. Ketika karakter melakukan hal yang merusak relasi atau membuat keputusan egois lalu diberi momen penebusan singkat, sebagian penggemar merasa itu manipulatif dari penulis, bukan perkembangan yang jujur. Selain itu, adaptasi juga bikin masalah makin ruwet. Versi manga dan anime kadang memperlakukan Riya berbeda: adegan yang dihilangkan atau ditambahi mengubah persepsi terhadap motifnya. Aku pernah ikut thread panjang yang membandingkan panel asli dengan adegan animasi—sudut kamera, musik, bahkan jeda dialog bisa mengubah simpati penonton. Ada juga isu representasi: beberapa orang menilai Riya merepresentasikan stereotype tertentu yang sensitif, sehingga respons emosionalnya tak melulu soal plot tapi juga bagaimana komunitas memproyeksikan pengalaman nyata mereka. Di level personal, itu yang bikin aku tertarik sekaligus jengkel. Karakter seperti Riya sebenarnya emas buat diskusi karena memaksa kita mengecek moral sendiri. Tapi ketika perdebatan berubah jadi serangan personal atau pembelaan buta, aku memilih mundur sejenak. Aku masih suka membahas teori dan scene favoritnya, asal diskusinya tetap nyambung dan manusiawi.

Apakah Riya Adalah Penyebab Utama Konflik Antar Karakter?

3 Answers2025-09-02 00:26:48
Waktu pertama kali aku lihat konflik besar karena riya, itu bikin aku berhenti sejenak dan mikir, wow—ngapain juga sih pamer sampai rusak hubungan? Di satu cerita yang kukenal, karakter yang suka cari sorotan dan pujian terus-terusan memang sering jadi pemicu pertengkaran: orang lain merasa tergerus, cemburu, atau tertipu karena motivasi si pemamer nggak tulus. Tapi aku juga sadar, riya biasanya cuma permukaan. Di balik pameran itu sering ada rasa tidak aman, ketakutan akan kehilangan posisi, atau kultur kompetitif yang mendorong seseorang bertingkah seperti itu. Jadi ketika dua karakter bentrok, riya bisa jadi kambing hitam yang gampang dilihat, padahal akar masalahnya: ego, komunikasi yang buruk, sejarah dendam, atau sistem sosial yang memaksa mereka bersaing. Sebagai pembaca yang suka mengamati detail, aku sering menikmati ketika penulis pakai riya bukan cuma untuk drama murahan, tapi untuk membuka lapisan psikologis. Contohnya, ketika seorang tokoh akhirnya mengakui ketakutannya, konflik mereda karena penonton paham motifnya. Jadi menurutku, riya itu penyulut yang efektif, bukan penyebab utama yang berdiri sendiri. Aku lebih suka melihatnya sebagai gejala—sinyal yang memberitahu kita ada masalah lebih besar yang perlu diurai, bukan sekadar alasan untuk saling serang tanpa kedalaman.
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status