Bagaimana Para Kritikus Menilai Gaya Bahasa Puisi Sastra Kontemporer?

2025-10-06 19:43:56 113

2 Answers

Bella
Bella
2025-10-08 01:10:12
Ada momen ketika baris-baris yang paling aneh justru terasa paling hidup bagiku: itulah daya tarik utama yang sering disorot para kritikus terhadap gaya bahasa puisi sastra kontemporer. Banyak ulasan memuji keberanian penyair untuk meruntuhkan tata bahasa tradisional, bermain dengan enjambment yang agresif, menyisipkan kosakata sehari-hari atau slang, bahkan meminjam format media digital—semua demi menciptakan ritme baru yang mencerminkan dunia yang cepat dan terfragmentasi. Kritikus formalis masih akan menyoroti teknik: bagaimana aliterasi, asonansi, dan jeda bekerja untuk menghasilkan musikalitas, sementara pembaca yang lebih teoritis menilai pov vokal, identitas subjek liris, dan keterkaitan sosial-politik yang sering terkandung di balik frasa-frasa pendek itu.

Di lain pihak, ada juga kritik yang lebih tajam. Beberapa pengulas merasa bahwa eksperimen bentuk kadang berujung pada kebingungan estetik—bahwa teka-teki simbolik atau referensi yang terlalu rapat membuat puisi terasa eksklusif, sulit diakses, atau malah narsistik. Kritik semacam ini sering memicu perdebatan: apakah seni harus membuat pembaca bekerja keras, ataukah tanggung jawab puisi juga mencakup memberi jalan masuk emosional? Selain itu, pasar dan media sosial turut membentuk selera; puisi yang 'Instagrammable' bisa mendapat sorotan, sementara karya yang butuh perhatian panjang sering kali tenggelam. Di sini kritikus berperan sebagai penyeimbang: menilai apakah bentuk baru benar-benar menambah makna atau sekadar trik estetis.

Akhirnya, penilaian sangat dipengaruhi lensa yang dipakai: kritik feminis, postkolonial, queer, dan sejarah sastra akan melihat dimensi identitas dan kuasa dalam pilihan bahasa; sedangkan pendekatan sosiologis akan menanyakan siapa yang mendapat ruang bicara dan bagaimana publik menerima puisi itu. Secara personal, aku suka menyaksikan perdebatan ini—ada gairah yang sehat ketika tradisi dan inovasi saling beradu. Puisi kontemporer menurutku paling berharga saat ia memaksa kita berpikir ulang tentang bahasa sambil tetap berhasil menyentuh sesuatu yang manusiawi; itulah kriteria yang sering kutemui juga dalam tulisan-tulisan kritikus yang tajam dan menyenangkan untuk dibaca.
Emery
Emery
2025-10-08 02:21:47
Ada hal yang membuatku selalu penasaran: kenapa satu baris puisi bisa memecah opini para kritikus? Dari sudut pandang yang lebih santai, aku perhatikan bahwa banyak pengulas sekarang menilai gaya bahasa puisi kontemporer lewat dua pertanyaan sederhana—apakah bahasanya terasa otentik, dan apakah ia bekerja untuk menyampaikan pengalaman atau gagasan.

Beberapa kritikus memuji kepiawaian penyair kontemporer dalam menangkap bahasa sehari-hari, mencampur formalitas dan obrolan biasa sehingga puisi terasa dekat namun tetap padat makna. Mereka mengapresiasi penggunaan irama percakapan, jeda yang tampak alami, serta keberanian memasukkan istilah modern atau potongan budaya pop. Namun, ada juga yang mengeluh tentang kecenderungan menuju opacity—di mana metafora menumpuk tanpa janji resolusi, membuat pembaca frustrasi alih-alih terpanggil.

Di level praktis, kritik terhadap gaya kontemporer sering juga memerhatikan konteks: apakah eksperimen itu relevan dengan isu sosial yang diangkat, atau sekadar bermain-main dengan bentuk demi bentuk? Aku pribadi lebih condong menyukai puisi yang, walau eksperimen, masih punya titik jangkar emosional. Kritik yang baik menurutku adalah yang tidak hanya menghakimi keanehan bahasa, tapi juga mampu menerangkan apa yang membuatnya berhasil atau gagal bagi pembaca biasa—itulah yang membuat diskusi soal puisi kontemporer tetap hidup dan membuatku terus ingin membaca lebih banyak.
View All Answers
Scan code to download App

Related Books

Bagaimana Mungkin?
Bagaimana Mungkin?
Shayra Anindya terpaksa harus menikah dengan Adien Raffasyah Aldebaran, demi menyelamatkan perusahaan peninggalan almarhum ayahnya yang hampir bangkrut. "Bagaimana mungkin, Mama melamar seorang pria untukku, untuk anak gadismu sendiri, Ma? Dimana-mana keluarga prialah yang melamar anak gadis bukan malah sebaliknya ...," protes Shayra tak percaya dengan keputusan ibunya. "Lalu kamu bisa menolaknya lagi dan pria itu akan makin menghancurkan perusahaan peninggalan almarhum papamu! Atau mungkin dia akan berbuat lebih dan menghancurkan yang lainnya. Tidak!! Mama takakan membiarkan hal itu terjadi. Kamu menikahlah dengannya supaya masalah selesai." Ibunya Karina melipat tangannya tegas dengan keputusan yang tak dapat digugat. "Aku sudah bilang, Aku nggak mau jadi isterinya Ma! Asal Mama tahu saja, Adien itu setengah mati membenciku! Lalu sebentar lagi aku akan menjadi isterinya, yang benar saja. Ckck, yang ada bukannya hidup bahagia malah jalan hidupku hancur ditangan suamiku sendiri ..." Shayra meringis ngeri membayangkan perkataannya sendiri Mamanya Karina menghela nafasnya kasar. "Dimana-mana tidak ada suami yang tega menghancurkan isterinya sendiri, sebab hal itu sama saja dengan menghancurkan dirinya sendiri. Yahhh! Terkecuali itu sinetron ajab, kalo itu sih, beda lagi ceritanya. Sudah-sudahlah, keputusan Mama sudah bulat! Kamu tetap harus menikah dangannya, titik enggak ada komanya lagi apalagi kata, 'tapi-tapi.' Paham?!!" Mamanya bersikeras dengan pendiriannya. "Tapi Ma, Adien membenc-" "Tidak ada tapi-tapian, Shayra! Mama gak mau tahu, pokoknya bagaimana pun caranya kamu harus tetap menikah dengan Adien!" Tegas Karina tak ingin dibantah segera memotong kalimat Shayra yang belum selesai. Copyright 2020 Written by Saiyaarasaiyaara
10
51 Chapters
Bagaimana Denganku
Bagaimana Denganku
Firli menangis saat melihat perempuan yang berada di dalam pelukan suaminya adalah perempuan yang sama dengan tamu yang mendatanginya beberapa hari yang lalu untuk memberikannya dua pilihan yaitu cerai atau menerima perempuan itu sebagai istri kedua dari suaminya, Varel Memilih menepi setelah kejadian itu Firli pergi dengan membawa bayi dalam kandungannya yang baru berusia delapan Minggu Dan benar saja setelah kepergian Firli hidup Varel mulai limbung tekanan dari kedua orang tuanya dan ipar tak sanggup Varel tangani apalagi saat tahu istrinya pergi dengan bayi yang selama 2 tahun ini selalu menjadi doa utamanya Bagaimana Denganku?!
10
81 Chapters
Terjerat Gaya Hidup
Terjerat Gaya Hidup
Namaku Melia Maharani, usiaku 32 tahun, jadi bisa di bilang sudah tidak muda lagi. Aku adalah seorang Ibu dengan 2 orang anak. Ketika menikah, Aku baru berusia 19tahun dan Anak pertamaku berusia 12 tahun dan Anak keduaku berusia 8 tahun. Suamiku hanya seorang karyawan biasa yang gajinya standar. Aku menerima nafkah pemberian suami ku dengan lapang dada, Rumah tangga Kami pun harmonis saja. Hingga Aku bertemu lagi dengan seorang mantan teman SMP ku yaitu Kartika. Sekarang penampilannya sungguh berbeda, wajahnya putih glowing terawat, barang yang di pakai dan di bawa Tika semua branded. Aku jadi penasaran, bagaimana bisa hidupnya berubah singkat, karena 1 tahun yang lalu dia masih mencari hutangan via pesan whatsup grup SMP. Aku Iri sekali melihat Tika yang sekarang, Aku pun menanyakan Hal yang membuat dia bisa berubah seperti sekarang, padahal yang Aku tahu suaminya hanya pelatih karate di kotaku, dan yang ku tahu hanya di ber gaji pas-pasan juga. Bagaimanakah kisah ku selanjutnya?Apakah Tika memberi tahuku cara yang dia lakukan hingga seperti sekarang? Dan apakah Aku bisa hidup seperti Kartika? Ikuti kisahku selanjutnya ....
Not enough ratings
5 Chapters
Nada di Hati Sastra
Nada di Hati Sastra
Nada mengira keluarganya sempurna, tempat di mana ia merasa aman dan dicintai. Namun, semua itu hancur saat ia memergoki ayahnya bersama wanita lain. Dunia yang selama ini terasa hangat, seketika runtuh. Menyisakan kehampaan dan luka yang tidak terhindarkan. Dan dalam sekejap, semua tidak lagi sama.
10
60 Chapters
MANTAN SUAMI MATI GAYA
MANTAN SUAMI MATI GAYA
Setelah beberapa tahun menikah tanpa dikaruniai keturunan, Tama tiba-tiba memutuskan untuk menceraikan istrinya. Keputusan itu disampaikannya dengan dingin, membuat sang istri terkejut dan tak percaya. Awalnya, Tama pernah berjanji bahwa ia tidak akan mempermasalahkan soal anak, namun kini ia berdalih bahwa keluarganya menginginkan keturunan dan ia berniat menikah lagi. Sang istri, yang sedih namun tetap berusaha tegar, menuntut penjelasan yang masuk akal. Namun Tama tetap kukuh pada keputusannya dan bahkan melarang istrinya menuntut harta gono-gini. Dengan tenang, sang istri menyerahkan sebuah amplop yang selama ini ia simpan—hasil pemeriksaan rumah sakit yang membuktikan bahwa sebenarnya bukan dirinya yang bermasalah dalam hal keturunan. Di luar dugaan, percakapan mereka ternyata disaksikan oleh ibu mertua dan keluarga Tama yang sengaja menguping. Fakta mengejutkan yang dibawa oleh sang istri mengguncang Tama, membuatnya sadar bahwa ia telah salah menilai dan membuat keputusan yang gegabah. Namun semua sudah terlambat, karena sang istri sudah siap melepaskannya tanpa penyesalan.
10
69 Chapters
Perjalanan Playboy Miskin Gaya Elit
Perjalanan Playboy Miskin Gaya Elit
Ferdinand Sinaga adalah seorang pemuda dengan gengsi dan kesombongan yang tinggi. Padahal, dirinya yang hanya seorang miskin dan pengangguran. Dengan tampang dan kemampuan bersilat lidah, dia mampu menaklukan hati empat gadis dari keluarga konglomerat. Demikian, ia mempunyai 'Atm berjalan' yang bisa ia manfaatkan. Namun, Ferdi--sang playboy--mendapatkan masalah besar ketika para pacarnya mulai mengetahui kalau Ferdi tidak hanya mempunyai satu orang pacar saja. Hidupnya terancam dalam penderitaan! Bagaimana kisah Ferdi? Benarkah dia tidak mencintai seorang pun dari empat pacarnya?
10
14 Chapters

Related Questions

Bagaimana Puisi Romantisme Mempengaruhi Sastra Modern?

5 Answers2025-09-25 12:16:47
Romantisme bukan hanya sekadar aliran puisi, tetapi juga sebuah gerakan yang membangkitkan semangat baru dalam sastra modern. Melalui pencarian emosi yang mendalam dan nilai-nilai individu, puisi romantis mendorong penulis untuk mengeksplorasi tema-tema cinta, alam, dan keindahan. Saya merasa terpesona dengan cara penyair romantis seperti William Wordsworth dan John Keats menciptakan suasana yang melankolis sekaligus menggugah. Dalam karya-karya mereka, ada fokus pada pengalaman subjektif yang membuat pembaca merasa seolah-olah mereka dapat merasakan langsung setiap benak sang penyair. Kedua penyair tersebut mengajarkan kita bahwa puisi bisa menjadi alat untuk memahami diri sendiri dan lingkungan. Ini menciptakan jembatan bagi penulis modern untuk kembali ke perasaan dan keaslian dalam karya mereka. Terinspirasi oleh visi ini, banyak penulis masa kini mulai menggandeng imajinasi, menggali lebih dalam ke dalam jiwa dan mengeksplorasi kerentanan manusia dengan cara yang sangat intim. Hasilnya adalah gelombang karya yang sangat emosional dan menghadirkan narasi yang lebih inklusif dalam sastra saat ini.

Bagaimana Puisi Dan Penciptanya Memengaruhi Sastra Kita?

3 Answers2025-09-29 12:37:56
Puisi selalu jadi jendela yang membawa kita ke dalam dunia baru. Ketika membayangkan pencipta puisi, saya akan langsung teringat pada sosok-sosok seperti Sapardi Djoko Damono atau WS Rendra. Karya mereka bukan hanya sekadar rangkaian kata, tetapi juga ekspresi emosi yang mendalam. Melalui puisi, mereka menggugah kesadaran kita tentang kehidupan, cinta, dan alam. Misalnya, saat membaca puisi 'Hujan Bulan Juni', saya merasa seolah diterbangkan ke dalam suasana yang intim dan penuh kerinduan. Ini adalah contoh bagaimana puisi dapat mengubah cara kita melihat dunia, menggunakan imaji yang sederhana namun sangat kuat. Pencipta-pencipta ini memiliki keunikan tersendiri dalam cara mereka bermain dengan bahasa. Mereka bertukar ide dan ekspresi dengan cara yang membuat pembaca merasa terhubung. Dalam lingkungan sastra yang lebih besar, puisi sering kali menjadi jembatan untuk bentuk karya lain seperti prosa, film, dan bahkan lagu. Ketika seorang penulis merespons puisi dengan karya prosa, mereka belajar dan terpengaruh dengan cara yang unik. Seperti bagaimana lirik lagu bisa terinspirasi dari bait-bait puisi yang abadi. Kita semua bisa merasakan pengaruh puisi dalam berbagai aspek seni, mulai dari beragam festival sastra hingga diskusi hangat di komunitas penulis. Akhirnya, puisi mengajarkan kita untuk merayakan keindahan dalam setiap detil kehidupan. Setiap baitnya mengajak kita merenungkan makna di balik kata-kata. Melalui pengalaman ini, saya menemukan bahwa puisi adalah medium yang sangat personal dan universal sekaligus, sebuah karya yang mampu menyentuh hati banyak orang, terlepas dari latar belakang dan pengalaman mereka.

Bagaimana Puisi Sapardi Memengaruhi Sastra Kontemporer Indonesia?

4 Answers2025-10-14 21:22:20
Sapardi Djoko Damono selalu terasa seperti bisikan yang membuat bahasa sehari-hari jadi puitis tanpa terasa dipaksakan. Saya pernah terpesona oleh betapa ringkas dan padatnya puisinya; satu atau dua baris bisa mencubit perasaan dan membiarkan ruang hening bekerja lebih keras daripada kata-kata. Itu yang menurut saya paling memengaruhi sastra kontemporer Indonesia: keberanian memakai kesederhanaan sebagai estetika. Banyak penulis masa kini belajar dari cara Sapardi menaruh makna pada hal-hal kecil—cangkir, hujan, bulan—lalu memperlakukan momen-momen itu seakan-akan semuanya layak dibaca lama-lama. Di ranah prosa, saya perhatikan ada kecenderungan novelis dan penulis pendek memasukkan napas puisi—kalimat yang lebih pendek, ritme yang mendekati larik, dan kemampuan berhenti pada ruang kosong. Itu membuat sastra kontemporer jadi lebih intim, lebih akrab. Bagi saya pribadi, membaca Sapardi membentuk cara saya menulis catatan sehari-hari: mencari sesuatu yang sederhana tapi bisa menahan resonansi emosi beberapa lama.

Bagaimana Puisi Sastra Modern Memengaruhi Pembaca Muda?

2 Answers2025-10-06 09:01:32
Puisi modern sering kali menyelinap ke timelineku tanpa pemberitahuan, dan tiap baitnya bikin aku berhenti scroll. Aku ingat pertama kali ketemu puisi yang pendek, polos, tapi nendang; bukan dalam buku tebal, melainkan di feed teman yang tiba-tiba nge-repost baris tentang patah hati dan harapan. Gaya itu—terbuka, langsung, kadang merendahkan jarak antara penyair dan pembaca—memberi ruang bagi anak muda untuk merasa dilihat. Ada kekuatan validasi di situ: melihat kata-kata yang menamai emosi yang selama ini kita pikir aneh atau berlebihan. Puisi seperti 'Milk and Honey' sering disindir karena terlalu sederhana, tapi bagi banyak orang yang baru mulai baca sastra, baris-baris seperti itu jadi jembatan. Mereka belajar bahwa puisi nggak harus formal atau sulit untuk ngena. Selain soal bahasa yang ringkas, format modern juga berubah: puisi di Instagram, potongan spoken word di TikTok, atau kolase kata di poster kampus. Medium ini bikin puisi terasa hidup dan relevan—bukan barang museum. Bagi pembaca muda, itu berarti aksesibilitas sekaligus eksperimen: mereka bisa merekam diri membaca, menggabungkan musik, atau mengadaptasi bait jadi caption panjang yang membuka diskusi. Efeknya bukan cuma estetika; puisi jadi alat identitas. Banyak anak muda menggunakan puisi untuk mengartikulasikan isu personal dan sosial—gender, kesehatan mental, identitas etnis—dengan cara yang personal tapi juga kolektif. Tapi aku juga sadar ada sisi lain: puisi yang viral kadang kehilangan kompleksitas, dan industri bisa mengemas kesedihan menjadi produk sekali pakai. Jadi aku sering mengimbau teman-teman buat lalu menggali lebih dalam—mencari penulis lokal, membaca antologi lama, atau datang ke slam poetry. Ketika puisi modern membuka pintu, biasanya ke ruang yang lebih besar; yang penting kita mau masuk lagi, ngobrol sama orang lain tentang bait itu, dan terus cari suara yang bikin kita berpikir. Di akhir hari, puisi yang benar-benar berpengaruh adalah yang bikin aku merasa seolah ada seseorang yang ngerti—dan itu selalu hangat buat dicari.

Apa Ciri Khas Puisi Mbeling Dalam Sastra Modern?

3 Answers2025-10-15 04:26:55
Ada satu jenis puisi yang selalu bikin aku tersenyum sinis sekaligus kagum: 'puisi mbeling' itu lincah, nakal, dan tak mau dianggap serius oleh aturan lama. Aku suka bagaimana bahasanya seringnya santai, kayak ngobrol di warung kopi—ada kata-kata sehari-hari, plesetan, dan sisipan slang yang tiba-tiba mengacak-acak ritme. Itu bukan sekadar upaya supaya terdengar gaul; justru lewat kesan remeh itu puisi bisa melontarkan kritik tajam atau menyorot absurditas sosial tanpa pakai basa-basi. Secara bentuk, aku perhatikan puisi-puisi seperti ini cenderung longgar: bebas rima, enjambment yang agresif, dan kadang permainan tata letak di halaman yang membuat pembaca mesti berhenti, tertawa, lalu mikir. Humor jadi senjata—satir, sarkasme, ironi—semuanya dipakai untuk meruntuhkan klaim-klaim normatif tentang bahasa puitis. Bahkan saat topiknya serius, nada tetap bisa main-main sehingga pesan datang lebih menusuk karena kontrasnya. Yang paling terasa bagiku adalah performativitasnya. Aku sering baca puisi mbeling yang, kalau dibacakan di kafe atau acara sastra, langsung mengajak audiens buat bereaksi: tepuk, tawa, atau kompak mendesis. Itu puisi yang hidup karena dialognya langsung, bukan monolog yang suci di atas mimbar. Di akhir sesi, aku selalu merasa segar — semacam disadarkan bahwa puisi boleh nakal tanpa kehilangan martabat.

Siapa Penyair Puisi Sastra Indonesia Yang Paling Berpengaruh?

2 Answers2025-10-06 06:15:19
Di benakku, ketika orang berbicara tentang siapa yang paling mengubah wajah puisi Indonesia, nama Chairil Anwar langsung menonjol. Aku masih ingat waktu pertama kali membaca puisinya di sekolah — bukan cuma karena dikotomi kata-katanya yang keras, tetapi karena sensasinya yang seperti menampar norma lama. Gaya Chairil benar-benar mematahkan tradisi syair dan pantun yang kental pada masanya: bahasanya lugas, ritmenya tak kenal kompromi, dan temanya sering kali soal eksistensi, pemberontakan, dan kematian. Puisi seperti 'Aku' jadi semacam manifesto bagi generasi baru yang butuh suara yang lebih personal dan berani. Pengaruhnya bukan sekadar estetik; ia membuka jalan bagi para penyair untuk berbicara dari sudut pandang individu, bukan lagi hanya sebagai pengulang tradisi. Di sisi lain, pengaruh Chairil juga terasa di bagaimana generasi penerus menulis dan berpikir tentang bahasa. Banyak kata-kata baru, citra, dan sikap yang dulu dianggap tabu lalu menjadi bagian dari kosakata sastra modern berkat keberaniannya. Aku sering membaca tulisan kritikus yang bilang Chairil adalah katalis bagi modernisme sastra Indonesia—bukan hanya soal teknik puisi, tapi soal mentalitas kreatif. Bahkan penyair-penyair yang kemudian menolak gaya hidupnya tetap tak bisa mengabaikan warisannya karena ia sudah merombak parameter kebebasan berbahasa. Kadang aku berpikir, pengaruh semacam itu mirip gempa kecil: bentuknya tak selalu langsung terlihat, tapi tanah sastra berubah. Namun, aku juga paham klaim 'paling berpengaruh' itu rumit. Pengaruh Chairil sangat kuat di ranah pemberontakan linguistik dan citra, tapi ada aspek lain—seperti kontinuitas, aksesibilitas, dan resonansi emosional sehari-hari—yang digenggam penyair lain juga. Meski begitu, kalau harus memilih satu nama yang paling sering disebut dalam buku sejarah sastra, diskusi akademik, dan percakapan para penggemar puisi, Chairil Anwar hampir selalu muncul di puncak. Untukku, ia bukan hanya tokoh besar karena puisinya, melainkan karena cara ia mengubah cara kita mendengar suara-suara baru dalam sastra—dan itu masih terasa sampai sekarang.

Bagaimana Penulis Membuat Puisi Sastra Yang Mudah Dipahami?

2 Answers2025-10-06 22:36:31
Puisi bisa terasa ramah kalau kita memutuskan untuk bicara seperti sedang ngobrol sambil minum kopi — itulah trik pertamaku yang selalu berhasil memecah kebekuan halaman kosong. Waktu aku mulai iseng menulis, aku sengaja memilih satu hal paling sederhana: bau hujan, bunyi gerobak lewat, atau rasa mangga matang. Dari situ aku berlatih menggambar dengan kata-kata; bukan abstraksi yang berat, tapi detail sensorik. Alih-alih menulis 'hatiku hancur', aku menulis 'sepatu basah di trotoar, kantong plastik yang tersangkut di pagar'—itu memberi pembaca sesuatu untuk dilihat dan dirasakan. Metafora boleh dipakai, tapi jangan menumpuknya; satu metafora kuat lebih baik daripada tiga yang bikin pembaca tersesat. Jaga kosa kata tetap sehari-hari kecuali kamu memang sedang bermain dengan nada yang berjarak. Struktur juga penting: puisi yang mudah dicerna sering punya nafas yang jelas — jeda baris yang bermakna, repetisi yang enak di telinga, atau pola ritme sederhana. Cobalah bentuk-bentuk pendek dulu: haiku untuk melatih fokus pada gambar, atau sajak bebas empat sampai delapan baris untuk melatih kepadatan. Baca puisi keras-keras; bunyi menentukan kejelasan. Setelah itu, pangkas kata-kata yang bikin kalimat berat, dan tanyakan apakah setiap baris menambah sesuatu. Aku selalu menyimpan satu versi yang paling sederhana, lalu berani menambahkan sedikit warna jika memang perlu. Di akhir, titipkan judul yang membuka—bukan meremehkan pembaca—dan biarkan pembaca menemukan makna lewat gambaran, bukan lewat sandi yang cuma kita yang mengerti. Menulis puisi jelas itu soal memilih apa yang ditunjukkan, bukan apa yang disembunyikan; itu yang paling sering membuat puisiku dikirimkan ke teman dengan komentar 'Gampang banget dimengerti tapi nempel di kepala'. Efeknya menyenangkan: pembaca dapat masuk cepat dan masih merasa tersentuh. Itu tujuan yang selalu kucari—puisi yang membuka pintu, bukan mengunci.

Siapa Tokoh Kritikus Yang Membahas Puisi Sastra Indonesia?

2 Answers2025-10-06 00:52:55
Bicara soal siapa saja yang kerap mengkritik dan membahas puisi-puisi Indonesia, otak saya langsung mengeluarkan daftar nama yang seolah jadi pemandu perjalanan membaca aku sendiri. H.B. Jassin misalnya — dia sering disebut 'Paus Sastra' karena peran besarnya dalam mengumpulkan, mengoreksi, dan mengomentari karya-karya sastra modern Indonesia. Dari tulisannya aku belajar bagaimana melihat puisi bukan sekadar kata indah, tetapi juga konteks sejarah, gaya, dan jejak penerbitan yang kadang menyembunyikan banyak cerita. Gaya kritiknya tegas dan dokumenter, cocok buat pembaca yang suka bukti dan jejak tekstual. Di sisi lain, ada Sapardi Djoko Damono yang selain penyair juga piawai membaca puisi dengan pendekatan yang lembut dan subtil. Kalau aku membaca esai-esainya, sering terasa seperti dia sedang menunjukkan cara merasakan irama dan citraan puisi, bukan hanya menguraikannya secara akademis. Goenawan Mohamad juga nggak boleh dilewatkan — lewat esai-esai dan kolomnya di 'Tempo', dia membahas puisi dalam bingkai kebudayaan dan politik, memberi nuansa mengapa sebuah puisi penting pada zamannya, bukan hanya karena bentuknya bagus. Pendekatan Goenawan sering reflektif dan terkadang sarkastik, membuat pembaca jadi ikut berpikir soal fungsi sastra dalam kehidupan publik. Ada pula A. Teeuw, seorang sarjana Belanda yang menulis kajian-kajian penting tentang sastra Indonesia di ranah akademis internasional; tulisannya membantu menempatkan puisi Indonesia ke dalam wacana perbandingan sastra. Taufik Ismail cenderung lebih populis dan kritis terhadap arah puisi pada masanya, sementara Ajip Rosidi dan Subagio Sastrowardoyo memberi kontribusi penting lewat studi sejarah sastra dan analisis estetika. Untuk nuansa yang lebih radikal atau ideologis, nama seperti Bakri Siregar muncul dengan pendekatan sosiologis-marxis yang mengaitkan karya sastra dengan struktur sosial. Singkatnya, kalau mau memperdalam pemahaman tentang puisi Indonesia, saya biasanya melompat antara tulisan-tulisan Jassin yang berlandaskan arsip, Sapardi yang puitis dan personal, serta Goenawan yang kritis-kultural — kombinasi itu bikin gagasan soal sebuah puisi terasa hidup dan bermakna bagi saya pribadi.
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status