Siapa Yang Menjadi Protagonis Jika Satu Atau Dua Pilih Aku Atau Dia?

2025-10-23 00:58:05 305

6 Answers

Liam
Liam
2025-10-25 12:41:55
Aku suka memikirkan protagonis seperti memilih karakter di turnamen, bukan cuma soal siapa yang menang suara—itu soal siapa cerita itu minta kita pedulikan.

Kalau cuma satu atau dua orang dalam dunia cerita memilih 'aku' atau 'dia', protagonis biasanya ditentukan oleh fokus narasi: siapa yang mengalami konflik paling bermakna, siapa yang mengalami perubahan batin, dan siapa yang menjadi pusat emosi cerita. Misalnya, kalau ada adegan di mana dua karakter memilih untuk mengikuti 'aku' sementara sisanya mengikuti 'dia', cerita masih bisa memilih salah satu sebagai protagonis dengan menyorot konsekuensinya—bagaimana pilihan itu mengubah hidup, relasi, atau tujuan karakter. Jadi protagonis bukan semata soal jumlah pendukung, melainkan tentang siapa yang perjalanan batinnya paling transformatif.

Di beberapa karya, protagonis bisa bergeser—kita lihat itu di novel multi-POV atau anime ensemble. Kadang 'aku' memulai sebagai fokus tapi kemudian 'dia' mengambil peran utama ketika konfliknya lebih besar. Aku pribadi suka saat penulis bermain-main begini karena bikin pembaca terus menebak siapa yang sebenarnya jadi pusat. Pada akhirnya, protagonis adalah karakter yang cerita itu minta kita jaga perasaannya—suatu hal yang terasa jelas begitu kamu tenggelam dalam halaman atau episode, dan itu selalu bikin jantung berdebar.
Clara
Clara
2025-10-26 03:37:10
Buatku, protagonis bukan soal jumlah yang memilih tetapi soal siapa yang cerita itu minta kita dampingi.

Misalnya, jika hanya satu memilih 'aku' sementara dua memilih 'dia', protagonis bisa tetap 'aku' bila narasi mengunci POV dan emosinya pada sosok itu. Sebaliknya, 'dia' bisa menjadi pusat bila konflik dan konsekuensinya lebih berat untuknya. Aku sering membayangkan ini sebagai dua panggung: salah satu panggung menonjolkan transformasi batin, dan panggung lain hanya sebagai latar. Yang memikatku adalah saat penulis memadukan keduanya hingga kita merasa keduanya protagonis sekaligus—itu yang bikin cerita terus dibahas. Aku biasanya memilih untuk mendukung karakter yang perjalanannya paling menyentuh, bukan yang menang voting.
Daniel
Daniel
2025-10-26 23:38:02
Entah kamu memilih 'aku' atau 'dia', aku cenderung melihat protagonis sebagai yang punya tujuan paling jelas dan perubahan paling terasa.

Kalau satu orang memilih 'aku' dan dua memilih 'dia', belum tentu 'dia' otomatis jadi protagonis. Narasi bisa solid ke salah satu hasil itu lewat sudut pandang, durasi layar/halaman, atau konsekuensi dari pilihan. Dalam game pilihan-keputusan seperti 'Life is Strange', pilihan pemain menentukan pengalaman personal, tapi protagonis tetap karakter yang mengambil tindakan utama—meskipun ada rute alternatif.

Jadi, buat saya, siapa yang paling sering berkonflik dengan keinginan atau dunia itulah yang terasa sebagai protagonis, bukan siapa yang dipilih mayoritas. Itu lebih soal kedalaman cerita daripada jumlah pemilih; dan itu membuat narasi terasa hidup dan tak terduga, sesuatu yang selalu kusukai saat main atau baca.
Delaney
Delaney
2025-10-27 18:26:01
Garis besarnya: protagonis adalah pusat perubahan, bukan sekadar pilihan mayoritas.

Sebagai pemain yang gemar game bercabang dan pembaca novel menukik, aku sering melihat dua dinamika. Pertama, protagonis tetap siapa yang POV-nya kita ikuti atau yang menerima beban moral cerita. Kedua, dalam karya interaktif, 'aku' bisa menjadi avatar pemain sementara 'dia' adalah karakter dengan arc lebih kompleks—keduanya bisa merasa seperti protagonis tergantung bagaimana cerita dirangkai. Contohnya, di beberapa JRPG atau visual novel, pemain memilih nama/identitas 'aku', tapi narasi dan konflik utama malah berpusat pada karakter lain; itu membuat 'aku' terasa sebagai medium, sedangkan 'dia' fungsinya sebagai protagonis sejati.

Jadi jika satu atau dua orang memilih 'aku' atau 'dia', aku melihat banyak faktor: POV, perkembangan karakter, konsekuensi emosional, dan bagaimana narator menyusun simpati pembaca. Kadang protagonis bisa berganti-ganti, dan justru itulah yang membuat cerita bercabang terasa menarik—aku suka ketika penulis atau developer memberi ruang untuk interpretasi itu.
Piper
Piper
2025-10-28 02:01:08
Menurut pengamatanku, protagonis adalah jiwa cerita: dia yang perjalanan batinnya paling disorot.

Kalau cuma satu atau dua orang memilih antara 'aku' atau 'dia', itu terasa seperti polling di grup kecil—belum tentu menentukan narasi. Aku sering terpikat pada karya yang mengizinkan protagonis berganti karena momen tertentu memberi pusat emosional baru. Kadang 'aku' yang namanya diketik oleh pembaca adalah medium, sementara 'dia' yang tak terduga memikul beban cerita. Intinya, perhatikan mana yang mengalami perubahan paling mendalam; di situlah protagonis sejati biasanya bersemayam. Aku suka ending yang memberi ruang pada interpretasi itu, terasa seperti percakapan panjang antara pembuat dan pembaca.
Rebekah
Rebekah
2025-10-29 13:28:51
Kalau harus bilang cepat: protagonis adalah karakter yang membuat kita peduli sampai akhir.

Dalam konteks memilih 'aku' atau 'dia', kalau keputusan itu hanya soal voting minor, protagonis tetap ditentukan oleh apa yang diceritakan lebih dalam. Narasi bisa menegaskan siapa pahlawan lewat adegan kunci, pengorbanan, atau konsekuensi moral. Aku sering terhanyut oleh karya yang memilih protagonis berdasarkan konflik batin—bukan suara mayoritas—karena itu lebih manusiawi.

Begitu saja, aku suka cerita yang berani menunjuk protagonis lewat perasaan, bukan statistik—itu yang bikin pengalaman baca atau nonton lebih berbekas.
View All Answers
Scan code to download App

Related Books

Pilih Aku Atau Ibumu
Pilih Aku Atau Ibumu
Dari awal pernikahannya dengan Angkasa, Aluna tidak pernah mendapatkan restu dari Ibunya, segala macam cara Rose lakukan agar Aluna bercerai dengan Angkasa agar Anaknya mendapatkan pendamping yang lebih baik. Seorang Ibu biasanya akan memikirkan cucunya apabila kehilangan seorang ibu tapi tidak dengan Rose. Fitnah keji dia buat agar Aluna dibenci oleh Angkasa. Sanggupkah, Aluna melawan seorang wanita yang tidak lain cinta pertama suaminya? Saat harta dan tahta tidak menyertai hidupnya, mampukah dia berdiri di atas kakinya sendiri menunjukkan pada Rose, kalau dia bukan wanita yang lemah seperti yang disangkakan. Bagaimana mereka bisa kembali kalau Rose selalu menggunakan caranya untuk memisahkan Aluna. Hanya satu yang membuat rumah tangga mereka utuh dan bahagia. Pilih aku atau ibumu? IG @Madammeyellow Cover by @paponggraphic.id
10
58 Chapters
Jangan Pilih Aku
Jangan Pilih Aku
Saat mengetahui dirinya hamil, Alia mencoba untuk menghubungi kekasihnya yang melarikan diri. keterpurukan Alia seperti tidak ada habisnya ketika sang ibu juga sakit keras karena dia. Dia ingin melahirkan anak yang dikandungnya. Di sisi lain, dia merasa ragu pada dirinya sendiri.
Not enough ratings
40 Chapters
Dua Tahun, Tapi Dia Pilih yang Polos
Dua Tahun, Tapi Dia Pilih yang Polos
Karena kemampuan tertentu yang sangat kuat dari pacarku, kami selalu berusaha mencari hal-hal baru untuk dilakukan selama bercinta. Untuk itu, dia tidak hanya sekali membujukku dengan kata-kata manis, "Kita akan menikah setelah kamu lulus." Bodohnya, aku percaya padanya. Jadi, aku berjuang mati-matian menyelesaikan SKS agar bisa lulus lebih cepat. Aku juga diam-diam membaca berbagai materi dan mempelajari teknik, hanya untuk memuaskan tubuhnya. Sampai suatu hari, karena belajar sampai larut dan melewatkan jam malam asrama, aku pergi ke bar untuk mencarinya. Tanpa sengaja, aku mendengar dia berbicara dengan teman-temannya. "Kak Aidan, apa pacarmu benar-benar segatal itu?" "Ya jelas, masa nggak? Dia dilatih oleh Kak Aidan sendiri." "Kalau Lira gimana?" Aidan Jace mengembuskan asap rokok, tatapannya lembut. "Dia beda, dia sangat polos." Saat itu juga, aku mulai membencinya. Sesampainya di kampus, aku langsung menelepon profesor. "Proyek rahasia yang Bapak sebut waktu itu... saya ingin daftar." Mulai dari hari itu, seluruh hidupku hanya untuk bangsa dan negara.
10 Chapters
Adilkah Jika Hanya Aku Yang Terluka
Adilkah Jika Hanya Aku Yang Terluka
Dunia nala berubah drastis saat dia bertemu sosok dingin dan arogan seperti Lian Ganeswara, pendiri Ganeswara Group. Nala bahkan menandatangani kontrak pernikahan dengan Lian karena membiayai neneknya yang sedang sakit keras, dengan bantuan Lian nala bisa membuat neneknya di operasi, namun takdir berkata lain, Nalaa kehilangan sang Nenek hingga menyebabkan kesedihan yang mendalam. Di sisi lain Nalaa juga harus melayani Lian setiap hari, dengan sikap Lian yang tidak pernah ramah dan menganggap Nalaa adalah alat yang bisa dia gunakan untuk berpura-pura romantis guna mengklaim warisan yang akan Lian dapat setelah Lian benar-benar bertahan dalam pernikahan selama satu tahun lamanya, lantas apakah Nalaa bisa bertahan dengan sikap Lian ataukah kisah Nalaa bisa berbuah manis??
Not enough ratings
7 Chapters
Wanita Yang Kau Pilih
Wanita Yang Kau Pilih
Aluna Safitri, merasa sangat beruntung dalam hidupnya, meski tidak lagi memiliki ibu dia memiliki ayah yang sangat menyayanginya dan juga teman-teman untuk berbagi tawa. Hidupnya makin indah saat sang ayah menjodohkannya dengan Laksamana Sanjaya, kakak tingkatnya sekaligus CEO tempatnya bekerja yang diam-diam dia kagumi. Tapi siapa sangka Laksa dengan tegas menolak perjodohan itu, Luna kecewa tentu saja, tapi dia berusaha baik-baik saja. Ternyata badai belum berakhir. Laksa yang baru saja menolaknya, secara tak sadar telah merenggut kehormatannya, celakanya lagi semua orang menuduh Luna menjebak Laksa. Sejak itu Luna harus menghadapi kebencian semua orang dan kekecewaan sang ayah. Mampukah Luna bertahan? Ataukah dia harus menghilang?
9.3
285 Chapters
Jika Aku Membuang Bapak
Jika Aku Membuang Bapak
"Kalau kamu nggak mau menitipkan bapak kamu ke kerabatnya, bawa aja ke panti jompo, atau taruh di jalanan. Pasti bakal ada orang kaya yang mau memelihara! Membesarkan dua anak aja gaji kamu pas-pasan, apalagi harus merawat bapak kamu yang setiap hari harus pakai popok dan minum obat!"
10
28 Chapters

Related Questions

Siapa Tokoh Paling Ikonik Dalam Kisah Seribu Satu Malam?

3 Answers2025-10-22 19:42:29
Di pikiranku, tokoh paling ikonik dari 'Seribu Satu Malam' pasti Scheherazade. Bukan cuma karena namanya enak diucapkan, tapi karena cara dia mengubah cerita jadi alat untuk bertahan hidup. Aku selalu terpesona oleh gagasan: ada seorang perempuan yang menghadapi raja yang kejam bukan dengan kekerasan, melainkan dengan kisah-kisah yang memancing empati, penasaran, dan berubahnya sudut pandang. Itu terasa sangat modern—ide bahwa kata-kata bisa menyelamatkan, mendidik, dan merombak otoritas. Di banyak adaptasi, Scheherazade muncul sebagai simbol kecerdikan, keteguhan hati, dan seni narasi. Dari perspektif pembaca yang tumbuh menyukai cerita berbelit, aku melihat dia bukan cuma protagonis; dia adalah kerangka yang membuat seluruh kumpulan kisah itu hidup. Tanpa dia, kita mungkin hanya punya potongan kisah misterius tentang pelaut dan pangeran. Dengan hadirnya Scheherazade, masing-masing cerita mendapat konteks moral dan emosional—dia menyambung potongan-potongan itu menjadi sesuatu yang lebih dari sekadar dongeng. Musik klasik sampai film modern sering memakai namanya atau konsep bercerita ala dia, bukti bahwa pengaruhnya melintasi media. Kalau ditanya siapa paling ikonik, buatku Scheherazade mewakili inti dari 'Seribu Satu Malam'—bukan hanya cerita ajaib dan petualangan, tapi juga kekuatan narasi itu sendiri. Aku suka membayangkan dia menyiapkan satu cerita lagi di sudut sebuah kamar, dengan senyum tipis yang tahu betul efek kata-kata pada hati. Itulah yang membuatnya selalu nempel di kepala dan terasa relevan sampai sekarang.

Bagaimana Snsd Lagu Mempengaruhi K-Pop Generasi Kedua?

3 Answers2025-10-22 05:51:45
Ngomong-ngomong soal lagu-lagu yang nempel di kepala, 'Gee' itu contoh sempurna bagaimana satu lagu bisa mengubah permainan. Aku masih kebayang massa yang pas lagi booming 'Gee'—lagunya simpel, melodinya jangkrik tapi super earworm, dan koreo yang bisa ditiru siapa saja bikin semuanya ikut nimbrung. Untuk generasi kedua K-pop, pendekatan ini jadi blueprint: hook super kuat + visual menarik + choreography yang mudah diingat = sukses massal. Dari sisi personal, aku sering balik ke lagu-lagu SNSD bukan cuma karena melodi, tapi juga karena cara mereka membangun identitas tiap lagu. Ada sisi manis di 'Into the New World', girl-next-door di 'Gee', glamor internasional di 'The Boys'—pergeseran konsep yang mulus itu mengajari banyak grup berikutnya untuk nggak terpaku satu citra. Production value yang konsisten tinggi pada MV, styling, dan staging juga bantu menaikkan standar industri. Produser, agensi lain, dan trainee ngeliat itu dan mulai meniru formula tersebut. Gak hanya musik, budaya fandom dan promosi juga berubah karena mereka. Cara SNSD dipromosikan lewat variety, show musik, dan viral moments menyetel ekspektasi baru tentang bagaimana grup bisa jadi besar. Jadi kalau sekarang kamu lihat girl group-second-gen lain yang punya single catchy, choreography yang gampang dicapture, dan strategi promosi agresif — sebagian besar jejaknya bisa ditelusuri balik ke lagu-lagu besar mereka. Itu bikin mereka bukan cuma ikon, tapi juga katalis transformasi K-pop di era itu.

Apa Teori Penggemar Tentang Akhir Cerita Satu Cinta Dua Hati?

4 Answers2025-10-23 19:08:14
Kisah akhir 'satu cinta dua hati' selalu bikin aku mikir sampai lampu kamar padam. Aku percaya salah satu teori paling bittersweet adalah bahwa endingnya sengaja dibuat ambigu: dua tokoh utama sebenarnya satu jiwa yang terbelah. Sepanjang cerita ada petunjuk kecil—cermin yang pecah, dialog berulang tentang 'merasa kosong'—yang menurutku bukan kebetulan. Dalam versi ini, salah satu tokoh harus memilih antara kembali utuh atau membiarkan separuhnya hidup bebas bersama orang yang dicintai. Pilihan itu berujung pada pengorbanan yang lembut; bukan kematian fisik, tapi kehilangan identitas yang buatku malah terasa lebih tragis. Teori lain yang kusuka: penulis menyisipkan ending alternatif lewat surat-surat tersembunyi yang cuma bisa ditemukan bila pembaca memperhatikan footnote. Itu bikin komunitas ramai menafsirkan ulang adegan kecil jadi petunjuk besar. Aku suka cara ini karena memberi ruang bagi pembaca untuk merasa ikut 'membuat' akhir cerita, bukan hanya menerima satu jawaban. Rasanya sedih dan manis sekaligus, kayak menatap foto lama sambil tersenyum tipis.

Bagaimana Soundtrack Resmi Mendukung Emosi Satu Cinta Dua Hati?

4 Answers2025-10-23 23:32:04
Ada adegan kecil di sebuah drama yang selalu bikin aku napas tertahan: dua orang saling bertatapan di bawah lampu senja, sementara musik pelan-pelan bergeser dari minor ke mayor—dan saat itulah semuanya terasa benar. Soundtrack resmi itu bukan cuma 'latarnya'—dia seperti narator tanpa kata. Tema melodi yang diulang dengan sedikit perubahan buatku terasa sebagai memori karakter; satu motif merepresentasikan cinta, motif lain merangkum kebingungan dua hati. Instrumen juga kerja keras: biola tipis membawa kerinduan, piano menambah kedekatan, sementara nada rendah seperti cello menegaskan berat pilihan. Perubahan harmoni—dari akord yang menggantung ke resolusi—menggambarkan keputusan yang belum diambil. Yang paling jago adalah penempatan: sebuah lagu dengan lirik muncul pas saat rahasia terbuka, dan versi instrumentalnya dipakai saat karakter merenung, sehingga penonton memahami emosi tanpa dialog panjang. Aku suka bagaimana lagu yang sama bisa terdengar manis di satu adegan, lalu pahit di adegan lain karena aransemennya berubah—itu yang bikin soundtrack terasa hidup, ikut bernapas bersama cerita.

Bagaimana Penulis Menjelaskan Inspirasi Satu Cinta Dua Hati?

4 Answers2025-10-23 14:49:10
Ada satu gambar yang selalu terngiang di kepalaku ketika memikirkan dari mana inspirasi 'Satu Cinta Dua Hati' muncul: dua orang berdiri di persimpangan, memegang seutas benang yang sama namun menarik ke arah berbeda. Bukan hanya soal cinta segitiga klise, menurutku penulis sering memakai metafora itu untuk mengeksplorasi bagaimana satu pengalaman emosional bisa mengikat dua perspektif—bukan hanya dua orang. Mereka mengamati satu sumber kasih sayang yang sama, lalu merespons dengan kebutuhan dan ketakutan yang berbeda. Dalam tulisanku sendiri aku sering terinspirasi dari lagu-lagu lama, percakapan singkat di warung kopi, dan kenangan masa kecil yang tiba-tiba muncul lagi. Penulis memakai potongan-potongan itu sebagai bahan bakar: dialog pendek yang terasa nyata, detail kecil seperti aroma hujan pada aspal, atau gestur tangan yang sepele tetapi bermakna. Semua itu dirangkai menjadi narasi di mana satu cinta menjadi katalis bagi dua hati yang tumbuh, bertumbukan, atau bahkan berjarak. Aku suka ketika penulis tidak memberi jawaban mudah; mereka membiarkan pembaca menebak sisi siapa yang sebenarnya benar atau salah. Itu membuat cerita hidup dan menyisakan ruang untuk perasaan pembaca sendiri—sesuatu yang selalu membuat aku kembali membuka sebuah cerita lagi dan lagi.

Apa Pilihan Shower Kamar Mandi Biasa Yang Hemat Air Terbaik?

4 Answers2025-10-23 12:44:01
Pilihanku selalu jatuh pada shower yang membuat mandi terasa mewah tanpa boros air. Aku pasang shower kepala low-flow yang mengandalkan teknologi pengisian udara (air-injection/aerating). Hasilnya: butiran air terasa padat dan lembut, padahal alirannya cuma sekitar 6–8 liter per menit — itu jauh lebih hemat dibanding kepala shower biasa yang bisa 12–15 L/menit. Yang kusuka, mandi jadi tetap nyaman tanpa harus mandi lebih lama, karena tekanan terasa kuat meski airnya sedikit. Kalau rumahmu punya tekanan air rendah, cari model yang berbasis tekanan (pressure-compensating) atau yang disertai booster kecil; kalau tekanannya tinggi, hampir semua low-flow aerating bakal bekerja baik. Tambahan kecil yang kupakai: termostat sederhana biar air panas cepat stabil, dan restrictor yang bisa dilepas kalau butuh pembersihan. Pasangannya mudah, hemat air signifikan, dan perawatan cuma bersihkan nozzle tiap beberapa bulan. Aku senang karena tagihan air dan energi turun, sementara mandi tetap enak — itu kombinasi menang buat keseharianku.

Orang Tua Bagaimana Pilih Buku Cerita Malin Kundang Untuk Balita?

4 Answers2025-10-23 18:33:03
Mencari buku anak itu kadang terasa seperti memilih teman perjalanan kecil — aku ingin yang ramah, aman, dan punya napas cerita yang pas untuk balita. Pertama, aku selalu cek ilustrasinya: warna cerah, bentuk sederhana, ekspresi jelas. Untuk balita, gambar yang kompleks atau gelap bikin mereka bingung atau takut, jadi pilih edisi 'Malin Kundang' yang menampilkan adegan dengan wajah emosional yang mudah dibaca. Kedua, perhatikan bahasa; kalimat pendek, pengulangan, dan ritme baca membantu anak mengikutinya dan mengingat kosakata baru. Ketiga, bahan buku penting — board book atau kertas tebal tahan robek dan tumpahan. Kalau mau bicara soal moral, pilih versi yang menekankan konsekuensi perbuatan tanpa ilustrasi yang menakutkan: fokus pada penyesalan dan rekonsiliasi lebih aman daripada gambar hukuman yang mengerikan. Aku juga suka versi yang punya aktivitas kecil di akhir, misalnya pertanyaan sederhana atau ajakan meniru suara ombak. Saat membacakan, aku gunakan intonasi berbeda untuk tiap tokoh dan ajak anak menebak apa yang terjadi selanjutnya — itu bikin cerita hidup dan lebih mudah diserap. Intinya: cari keseimbangan antara visual ramah, bahasa sederhana, dan buku yang kuat secara fisik; dengan begitu 'Malin Kundang' tetap jadi cerita lama yang hangat untuk si kecil.

Bagaimana Desain Pisau Bermata Dua Memengaruhi Merchandise Serial TV?

3 Answers2025-10-22 09:50:15
Desain pisau bermata dua seringkali menjadi penanda visual yang gampang dikenali, dan itu bikin deretan merchandise ikut fokus ke elemen simetris dan simbolik. Aku ingat waktu lihat replika kecil dari sebuah serial yang aku suka—bentuknya bukan cuma soal tajamnya bilah, tapi bagaimana kedua sisi menyeimbangkan satu sama lain; itu diterjemahkan jadi logo di hoodie, motif di patch, bahkan pola pada box kolektor. Untuk aku, yang suka koleksi barang-barang kecil, pisau bermata dua memberi banyak variasi: ada versi mini untuk gantungan kunci, versi berdetail tinggi untuk pajangan, dan versi aman (tepian tumpul) untuk cosplay. Dalam pengalaman ngumpulin, desain bermata dua juga memengaruhi cara produsen mempresentasikan cerita. Merchandise sering menonjolkan dualitas sebagai narasi—misalnya warna kontras di sisinya atau packaging yang bisa dibolak-balik—membuat barang terasa seperti bagian dari dunia serial, bukan sekadar item hiasan. Dari segi harga, barang yang mengadopsi bentuk pisau penuh detail biasanya masuk kategori premium karena butuh pengerjaan ekstra, sedangkan versi massal sering disederhanakan sehingga aman dan sesuai regulasi. Akhirnya, ada juga unsur etika dan hukum yang aku perhatikan: replika yang terlalu realistis sering disertai pembatasan penjualan atau aturan pengiriman. Jadi desainnya harus pintar: mempertahankan identitas ikonik sambil memenuhi standar keselamatan. Bagi aku, barang-barang seperti itu paling menarik kalau berhasil nyeritain karakter tanpa kehilangan fungsi sehari-hari—entah jadi perhiasan, aksesori, atau pajangan yang bikin rak koleksiku lebih hidup.
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status