Calon Suamiku

Dosenku Calon Suamiku
Dosenku Calon Suamiku
Arion Prakasa. Lelaki berusia 40-an lebih yang menyukai mahasiswi berusia 22 tahun Gila? Ya, silakan berkata demikian, karena Arion telah terbiasa dikatai oleh Azelina. Viera Azelina Clarissa--Mahasiswi 22 tahun yang sukses membuatnya kembali jatuh cinta layaknya remaja puber. Hanya karena paras, badan, dan sifat yang duplikat oleh sang mending istri. Akankah hati Azelina berhasil Arion dapatkan? Bagaimana lika-liku keduanya? Akankah mencapai ending yang bahagia? Atau justru perjuangan Arion berakhir sia-sia?
Not enough ratings
42 Chapters
DILECEHKAN CALON SUAMIKU
DILECEHKAN CALON SUAMIKU
Ternyata seseorang yang menyebabkan trauma pada diriku karna pelecehan adalah calon suamiku apakah aku akan tetap menerimanya ataukah tidak karena ???
Not enough ratings
16 Chapters
STATUS WA CALON SUAMIKU
STATUS WA CALON SUAMIKU
Rengganis terkejut saat mendapati status wa milik Erick, calon suaminya. Dan ternyata setelah diteliti lebih lanjut, Rengganis menemukan fakta bahwa Erick sudah mempunyai istri. Dan hanya mendekati Rengganis demi balas dendam padanya. Karena ayah Rengganis telah menabrak Papa Erick hingga tewas. Walaupun ayah Rengganis sudah untuk meminta maaf dan menyekolahkan Erick sampai lulus menjadi arsitek, namun tidak membuat niat Erick surut untuk balas dendam padanya. Apa yang selanjutnya dilakukan oleh Rengganis untuk menghentikan rencana Erick?
10
81 Chapters
Karma Pengkhianatan Calon Suamiku
Karma Pengkhianatan Calon Suamiku
Pernikahan Yudha dan Marisa membuat Farhana Terpuruk. Farhana merasa dibodohi dan juga membuang-buang waktunya selama ini. Sedih, marah bahkan kecewa terhadap dirinya sendiri yang tidak menyadari akan tanda-tanda yang terlihat jelas bahwa Yudha dan Marisa memiliki hubungan bukan hanya sekedar teman. Kehadiran Ali dikehidupan Hana membuat Yudha sadar jika ia salah memilih Risa. Bagaimana Hana melewati hari-harinya yang hampir setiap hari bertemu dengan Yudha, akankah Farhana rela menjadi orang ketiga untuk menghacurkan rumah tangga Sabil dan Marisa ketika marah dan cinta masih ada didalam hatinya? Atau memilih Ali yang hadir menawarkan keseriusan untuknya? ----------------------------------------------------------------------------------- Disclaimer : Cerita ini hanya fiktif. Jika ada kesamaan tokoh, tempat, dan kejadian itu hanya kebetulan. cover designed by Mentari
Not enough ratings
26 Chapters
Kukembalikan Seserahan Calon Suamiku
Kukembalikan Seserahan Calon Suamiku
Batal menikah bukan akhir dari segalanya. Lebih baik mengembalikan seserahan dua kali lipat daripada terlanjur menikah tapi tak bahagia. Husna menata hati, menyambut hari esok dengan dukungan penuh dari keluarga. Namun, tiba-tiba mantan calon suami masih berharap Husna kembali. Bagaimana jadinya? Apakah Husna mau kembali, ataukah ia akan bertemu dengan cinta sejati yang lain?
Not enough ratings
170 Chapters
Pesan Dari Istri Calon Suamiku
Pesan Dari Istri Calon Suamiku
Pesan tengah malam yang diterima Miranti, membuatnya berpikir ulang. Apakah harus melanjutkan hubungan dengan Zen, pria yang selama ini mendekatinya.Ataukah mengakhiri semua, karena ternyata ada wanita lain selain dirinya?
10
40 Chapters

Bagaimana Calon Pengantin Memahami Arti Until Jannah Sebelum Akad?

3 Answers2025-10-19 10:21:52

Ngomong soal 'until jannah' sebelum akad, aku sering kepikiran gimana kata-kata manis itu bisa jadi penopang sekaligus beban kalau nggak dipahami dengan jelas.

Pertama-tama aku lihatnya sebagai doa dan niat bersama, bukan jaminan instan. 'Until jannah' pada dasarnya mengandung harapan bahwa pernikahan itu akan membawa kedua pihak makin dekat ke Allah — lewat saling ingat mengingat, salat berjamaah, saling menegur secara lembut, dan tumbuh dalam akhlak. Makanya sebelum akad penting ngobrol soal nilai-nilai ibadah, bagaimana masing-masing memperlakukan tanggung jawab spiritual, kebiasaan religius sehari-hari, serta kesiapan mental untuk saling koreksi tanpa merendahkan.

Kedua, dari sisi praktis aku selalu ingatkan teman untuk bicara rinci soal ekspektasi: pembagian urusan rumah, keuangan, rencana punya anak, serta strategi saat konflik. Kalau 'until jannah' cuma jadi kata romantis tanpa pondasi komunikasi, bisa cepat retak. Ikut kelas pra-nikah, konsultasi dengan orang yang dipercaya, atau belajar dari pasangan yang resilient itu membantu banget.

Terakhir, aku juga percaya pada kerja kecil yang konsisten: doa bareng, baca Quran bareng, salat malam kalau bisa, dan saling mendorong berbuat baik. Bareng-bareng menuju kebaikan itu proses panjang—jangan takut membicarakan realitasnya sebelum akad, karena harapan menuju surga akan lebih kuat kalau dibangun dari ketulusan dan usaha bersama. Ini yang aku rasakan saat memikirkan janji itu; rasanya lebih aman kalau jelas langkahnya.

Bagaimana Netizen Bereaksi Saat Calon Menantu Adalah Karakter Fanfic?

3 Answers2025-10-21 14:40:04

Gila, reaksi netizen itu bisa kayak pesta kostum yang tiba-tiba berubah jadi debat politik. Aku pernah ikut nimbrung di thread yang berseri-seri: sekumpulan orang langsung bikin meme, edit foto calon menantu itu pakai filter dramatis, dan ada yang sampai bikin fanart ulang sebagai bentuk dukungan kocak. Di sisi positif, komunitas fandom suka merayakan—ada yang bikin playlist lagu tema untuk hubungan itu, ada yang bahkan bercanda soal mengundang karakter fiksi sebagai tamu kehormatan. Kalau calon menantunya dari ''Naruto'' atau figur populer lain, reaksinya makin heboh karena nostalgia dan attachment.

Tapi jangan kira semua lucu-lucuan. Netizen juga bisa jadi keras. Beberapa komentar sinis muncul—menuduh orang yang dekat dengan “calon menantu” itu melarikan diri dari realitas, atau menganggap hubungan itu sekadar delusi. Ada pula yang iseng menggali detail pribadi dan berusaha menyindir pasangan aslinya, yang jelas menyakitkan. Fenomena gatekeeping muncul: fans garis keras sering mengatur siapa yang pantas mengklaim hubungan emosional dengan karakter favorit mereka.

Dari pengamatanku, reaksi sering berujung campuran antara humor, dukungan performatif, dan kritik pedas. Yang penting adalah menjaga batas; dukungan online boleh, tapi kalau mulai menyerang orang lain atau menabrak privasi, itu sudah melewati batas. Aku sih lebih suka melihat sisi kreatifnya—fanart, meme, dan cerita-cerita lucu—tapi tetap prihatin kalau ada yang jadi bahan perundungan. Intinya, netizen bisa jadi sangat hangat sekaligus kejam, tergantung mood timeline mereka.

Apa Momen Paling Ikonik Saat Calon Menantu Adalah Tokoh Utama?

3 Answers2025-10-21 04:31:30

Gila, ada satu adegan yang selalu bikin aku tepuk jidat—momen di mana calon menantu berubah dari figur sampingan jadi pusat drama keluarga.

Waktu itu aku nonton sebuah cerita yang kelihatannya biasa: keluarga ngumpul, tekanan sosial, dan ujian-ujian kecil buat si cowok. Lalu, di momen puncak, dia nggak lagi cari persetujuan lewat kata-kata manis; dia bertindak. Entah itu melindungi calon istri dari hinaan publik, menolak warisan keringat yang katanya harus dipenuhi, atau berdiri di depan anggota keluarga yang skeptis dan ngomong jujur soal niatnya—adegan-adegan itu selalu bergetar. Yang bikin ikonik bukan sekadar aksi heroiknya, melainkan konflik batin yang tersirat. Kita lihat dia goyah, takut, tapi tetap maju karena cintanya nggak mau menyerah di kursi belakang.

Untuk aku, momen paling berkesan seringkali bukan yang paling bombastis—melainkan yang sederhana tapi bermakna: misalnya, dia masak untuk ibu calon istri dan tanpa disangka mampu melebur kecanggungan lewat tawa. Atau adegan di mana dia menerima tradisi aneh keluarga, bukan karena terpaksa, tapi karena dia paham arti komitmen. Saat itu, calon menantu jadi tokoh utama bukan karena dia menang dramatik, tapi karena dia menunjukkan integritas. Itu yang bikin penonton jalan bareng dia, dari skeptis jadi pendukung. Dan selalu ada rasa lega, kayak ikut menang lomba kecil bersama karakter favorit. Aku suka momen beginian karena terasa manusiawi—bukan hanya soal menang atau kalah, tapi tentang layak nggaknya cinta itu untuk dijaga.

Apa Konflik Utama Saat Calon Menantu Adalah Mantan Musuh?

2 Answers2025-10-21 14:54:28

Gue ngerasa situasi calon menantu yang ternyata mantan musuh itu selalu penuh lapisan-lapisan konflik yang lebih rumit daripada yang kelihatan di permukaan. Yang paling jelas buatku adalah masalah kepercayaan: keluarga yang dulu menjadi korban atau yang punya kenangan pahit bakal susah menerima perubahan, sekalipun pasangan sekarang tunjukkan penyesalan. Kepercayaan butuh waktu untuk dibangun, dan masa lalu yang berisi luka, fitnah, atau pengkhianatan seringnya tetap jadi bayangan yang muncul tiap ada masalah kecil.

Selain itu ada konflik identitas—baik dari pihak pasangan maupun keluarga. Si calon menantu mungkin berubah, tapi bagaimana keluarga melihatnya? Mereka nggak cuma menilai status sekarang, mereka menilai sejarah. Kadang keluarga risih bukan karena takut dikhianati lagi, tapi karena harga diri, gengsi, atau kompromi nilai yang terasa dilanggar. Ada juga dinamika internal antara saudara: yang konservatif akan lebih keras menolak, sementara yang lain mungkin lebih cepat memaafkan. Ini bisa memicu perpecahan keluarga kecil yang bikin suasana jadi dingin dan penuh kecurigaan.

Faktor eksternal juga berat: gosip lingkungan, tekanan komunitas, sampai legalitas kalau dulu ada masalah hukum. Kalau ada anak dari hubungan sebelumnya, isu keamanan dan kesejahteraan anak jadi prioritas utama—kita nggak bicara soal romantika semata, tapi juga tanggung jawab dan risiko. Dari pengalaman nonton drama keluarga dan beberapa cerita temen, jalan keluarnya seringkali bukan sekadar bukti perubahan satu dua kali, melainkan proses panjang: transparansi nyata, langkah konkret untuk memperbaiki kesalahan masa lalu, dan pihak yang dirugikan merasa didengar. Terapi keluarga atau perantara yang netral sering bantu meredakan emosi, karena keluarga butuh ruang aman untuk bertanya tanpa langsung menuduh.

Kalau aku mesti ngasih saran singkat berdasarkan apa yang pernah aku lihat berhasil: beri waktu, jangan paksakan penerimaan cepat, tetapkan batasan yang jelas, dan minta calon menantu berkomitmen pada tindakan nyata—bukan cuma kata-kata. Pengakuan kesalahan yang tulus ditambah konsekuensi nyata biasanya lebih meyakinkan daripada janji manis. Pada akhirnya, menerima mantan musuh sebagai keluarga bukan soal melupakan, melainkan belajar hidup berdampingan sambil menjaga batas supaya masa lalu nggak lagi jadi penentu relasi ke depan. Itu proses yang memerlukan kesabaran—bukan hanya dari pasangan, tapi dari seluruh pihak yang terlibat.

Bagaimana Keluarga Bersikap Saat Calon Menantu Adalah Beda Agama?

2 Answers2025-10-21 19:31:29

Ada kalanya perbedaan keyakinan di antara calon menantu buat keluarga bergejolak—ada yang langsung panik, ada yang masuk mode negosiasi, dan ada juga yang cuek aja. Dari sudut pandang gue yang lebih tua dan sedikit pemikir, reaksi keluarga biasanya dipengaruhi tiga hal utama: seberapa kuat tradisi atau tekanan komunitas, apakah ada pengalaman negatif sebelumnya terhadap orang beda agama, dan seberapa dekat hubungan emosional antara calon menantu dengan anggota keluarga. Kadang orang tua tercekat takut kehilangan ritus penting, misalnya upacara adat atau pengasuhan anak sesuai keyakinan, sehingga respons awalnya bisa keras. Di sisi lain, kalau pasangan sudah lama dekat dan keluarga sering ketemu, penerimaan cenderung lebih hangat karena rasa sayang jadi penengah.

Praktisnya, gue ngerasa jalan terbaik adalah campuran empati dan batasan jelas. Empati supaya pihak keluarga ngerasa didengar — biarkan mereka tanya, ungkapkan kekhawatiran tentang masa depan anak atau praktik ibadah, lalu jawab dengan tenang. Batasan penting supaya nggak ada campur aduk yang bikin pasangan stres; misalnya sepakati gimana urusan hari raya, nama baptis atau sunat, dan bagaimana nanti menyepakati pendidikan agama anak. Untuk banyak keluarga, menemui tokoh agama yang netral atau konselor keluarga bisa bantu meredakan ketegangan. Sama pentingnya, pasangan harus kompak dalam komunikasi ke keluarga: tampil serasi bikin ketakutan orang tua melunak.

Jangan remehkan waktu. Perubahan sikap kadang nggak terjadi semalam. Gue pernah lihat kasus di mana keluarga yang awalnya keras akhirnya terima karena melihat keharmonisan pasangan selama beberapa tahun; dan sebaliknya, ada yang awalnya setuju lalu uring-uringan karena ketidaksepahaman soal nilai penting. Jadi, sabar, konsisten, dan tetap hormat terhadap ritual yang krusial buat keluarga bisa banyak membantu. Intinya, perbedaan agama itu bukan cuma soal ibadah, tapi soal identitas dan rasa aman—kalau pasangan dan keluarga bisa saling mendengar, banyak solusi kreatif yang muncul. Aku sendiri lebih memilih menilai tiap situasi beda-beda dan menaruh energi untuk membangun jembatan daripada berdebat soal siapa yang benar, karena pada akhirnya hubungan manusia itu yang paling penting.

Bagaimana Film Menggambarkan Saat Calon Menantu Adalah Penipu?

3 Answers2025-10-21 02:09:21

Aku selalu tertarik bagaimana layar lebar bisa mengubah kecurigaan kecil jadi ledakan emosional.

Dalam banyak film, proses pengungkapan calon menantu sebagai penipu dimulai bukan dari kata-kata besar tetapi dari detail kecil yang ditangkap kamera: tiket kereta yang tidak cocok tanggalnya, foto yang dihapus, atau sapuan lengan yang terlalu rapi. Sutradara sering menaruh petunjuk ini di sudut bingkai—sebuah cermin, jam yang menunjukkan waktu, atau potongan percakapan yang terputus—sehingga penonton merasa sedang menyusun puzzle bersama tokoh lain. Musik juga berperan besar; tema yang tadinya hangat sedikit bergeser ke nada minor ketika identitas palsu mulai terlihat, dan itu membuat jantung ikut mengencang.

Aku suka bagaimana beberapa film memakai perspektif keluarga untuk memberi bobot emosional: adegan makan malam yang seharusnya akrab berubah tegang, lalu ada close-up pada mata orang tua yang mulai curiga. Ada juga pendekatan lain yang lebih licik, seperti penggunaan narator tak dapat dipercaya yang baru terkuak akhir cerita, seperti pada film 'The Talented Mr. Ripley' atau permainan manipulatif ala 'The Handmaiden'. Di sisi lain, film yang memilih angle komedi memparodikan pertanda-pertanda itu—sinting tapi jujur—sehingga penipuan terasa tragis sekaligus lucu.

Akhirnya, adegan konfrontasi itu sendiri bisa berupa ledakan emosi atau bisikan dingin. Yang paling bikin aku terpukau adalah penggabungan teknik: pencahayaan redup, montage bukti, dan sebuah dialog pendek yang menghantam, membuat momen pengungkapan menjadi salah satu yang paling berkesan di layar. Kadang, setelah lampu bioskop mati, aku masih mikir tentang bagaimana kepercayaan bisa dibangun dari hal-hal sepele—dan betapa rapuhnya semuanya itu.

Siapa Tokoh Utama Dan Motivasinya Dalam 90 Hari Mencari Suami?

4 Answers2025-10-21 07:54:04

Premis '90 hari mencari suami' nge-hook aku dari kalimat pertama: protagonisnya, Nadia, dipaksa masuk ke perlombaan waktu yang absurd dan menyenangkan sekaligus. Aku kebayang dia sebagai perempuan sekitar akhir dua puluhan yang hidupnya rapi, semua sudah terjadwal—sampai muncul klausul warisan atau ultimatum keluarga yang bilang dia harus menikah dalam 90 hari untuk mendapatkan sesuatu yang penting. Motivasinya awalnya sangat praktis: mempertahankan rumah keluarga, melindungi reputasi, atau memenuhi janji terakhir seorang kerabat yang meninggalkan syarat itu.

Tapi yang bikin cerita ini hangat adalah lapisan motivasi di balik alasan praktis itu. Nadia nggak cuma mau menikah demi materi; dia juga sedang mencari validasi, ingin membuktikan bahwa dia bisa membuat keputusan besar tanpa dikendalikan orang lain. Di tengah pencarian itu, ada momen-momen lucu, pilu, dan refleksi: siapa yang dia pilih, apa arti cinta, dan apakah menikah di bawah tekanan waktu bisa menghasilkan hubungan yang sehat. Aku suka bagaimana penulis menyeimbangkan komedi romansa dengan konflik batin Nadia, membuat setiap kandidat pelamar bukan sekadar kotak centang, tapi cermin yang memantulkan berbagai kemungkinan bagi dirinya sendiri. Bener-bener nikmat dibaca karena terasa manusiawi, nggak cuma soal target 90 hari tapi soal proses menemukan apa yang benar-benar dia inginkan.

Apakah Ada Spin-Off Atau Fanfiction Untuk 90 Hari Mencari Suami?

4 Answers2025-10-21 21:19:57

Gak bohong, cerita tentang '90 Hari Mencari Suami' bikin aku kepo setengah mati soal kelanjutan kisahnya.

Dari pengamatan di timeline dan grup-grup baca, sejauh ini aku nggak menemukan spin-off resmi besar yang dirilis oleh penerbit atau rumah produksi. Biasanya kalau sebuah karya populer punya spin-off resmi, pengumumannya heboh dan dipromosikan lewat kanal-kanal resmi—itu yang belum aku lihat untuk judul ini. Namun, itu bukan berarti ruang liar di fandom kosong: banyak penulis penggemar yang bikin side-story, sekuel buatan, atau epilog alternatif di platform seperti Wattpad, Archive of Our Own, dan forum lokal.

Kalau kamu pengin nyari, tips dari aku: cari variasi judul dan nama karakter sebagai tag, cek koleksi one-shot, dan baca sinopsis sebelum terjun supaya nggak kena spoiler. Nikmati karya fanmade itu sebagai hiburan—beberapa sanggup memberi nuansa yang lebih dewasa, sementara yang lain lucu dan ringan. Aku suka baca beberapa one-shot yang ngebayangin 'what if' setelah hari ke-90; rasanya seperti ngobrol sore sama teman yang suka bikin teori. Aku selalu terhibur lihat kreativitas komunitas meskipun nggak resmi, dan itu bikin fandom hidup terus.

Di Mana Calon Pembeli Bisa Melihat Review Apartemen Da Vinci?

5 Answers2025-10-19 02:20:30

Gak susah kok menemukan review tentang apartemen Da Vinci kalau tahu tempat nyarinya. Mulai dari mesin pencari sampai video tur, saya biasanya cek beberapa sumber supaya dapat gambaran yang lengkap.

Pertama, Google Reviews dan Google Maps penting—di situ saya bisa lihat rating umum, foto-foto yang diunggah penghuni atau pengunjung, dan komentar soal kebersihan, kebisingan, atau parkir. Lalu saya mampir ke portal properti seperti 'Rumah.com', '99.co', dan 'Rumah123' karena sering ada bagian testimoni atau komentar pengguna plus detail biaya fasilitas. YouTube juga favorit saya: ketik "tour apartemen Da Vinci" dan biasanya ada video walkthrough yang nyata, kadang dari vlogger yang bilang soal pencahayaan unit, kualitas finishing, dan suasana fasilitas.

Jangan lupa grup Facebook lokal, forum seperti Kaskus, dan hashtag Instagram/TikTok untuk melihat pengalaman sehari-hari penghuni. Kalau nemu review yang kelihatannya terlalu bagus, saya bandingkan tanggal posting dan profil penulis—kadang ada review berbayar. Terakhir, setelah baca banyak review, saya sarankan lakukan kunjungan langsung di jam berbeda untuk cek sendiri, karena review online cuma bagian dari gambaran nyata.

Apa Yang Diajarkan Kitab Tentang Pernikahan Kepada Calon Pengantin?

1 Answers2025-10-19 05:59:43

Bicara soal kitab tentang pernikahan itu selalu terasa seperti menemukan peta tua yang penuh catatan tangan—penuh arahan, peringatan, dan doa agar langkah dua orang yang berbeda bisa menyatu. Aku ingat waktu baca beberapa kutipan di persiapan nikah, rasanya bukan hanya nasihat formal tapi juga pelan-pelan ngebentuk harapan soal bagaimana hidup bareng harus dijalani: saling menghormati, sabar waktu konflik, dan selalu utamakan kebaikan bersama daripada ego pribadi.

Di banyak kitab, yang paling ditekankan bukan sekadar aturan upacara atau daftar hak dan kewajiban secara kaku, melainkan prinsip dasar yang funamental. Pertama, komunikasi dan kejujuran dianggap pondasi utama—bukan hanya mengungkapkan perasaan positif tapi juga bersedia membuka ketakutan, kecemasan, dan batasan diri. Kedua, kesetaraan tanggung jawab sering muncul dalam berbagai bentuk: pembagian kerja rumah, pengasuhan anak, keputusan finansial, sampai soal dukungan emosional. Ada juga pesan kuat soal memelihara penghormatan terhadap keluarga masing-masing; gimana kita belajar menyeimbangkan hubungan dengan pasangan tanpa mengorbankan hubungan keluarga besar. Sabar dan pengampunan juga sering diulang, karena hampir semua pasangan akan gagal paham dan bikin salah—kitab mengajarkan cara 'bangun lagi' dari kesalahan tadi.

Selain aspek praktis, kitab biasanya menaruh perhatian pada dimensi spiritual dan etis: bagaimana pernikahan itu bukan cuma soal perasaan sesaat tapi komitmen yang menuntut tanggung jawab jangka panjang, integritas, dan niat baik. Ada juga nasihat soal menjaga kasih sayang lewat gestur kecil—lingkungan rumah yang hangat, kata-kata penguat, perhatian terhadap kesehatan mental pasangan, dan ritual-ritual sederhana yang memperkuat ikatan. Untuk calon pengantin, ini jadi pengingat supaya memikirkan bukan hanya hari H tapi hari-hari setelahnya—keputusan finansial bersama, cara mengasuh anak, bahkan bagaimana menghadapi krisis bersama. Aku merasa bagian ini penting: banyak pasangan fokus pada perayaan, tapi kitab ngasih perspektif kalau pernikahan adalah proyek seumur hidup yang butuh perawatan rutin.

Akhirnya, yang paling mengena buat aku adalah dorongan untuk membangun empati yang nyata—belajar mendengar, memahami sudut pandang yang berbeda, dan menjaga kerendahan hati. Kitab sering mengajarkan agar pasangan saling menjadi tempat perlindungan dan pertumbuhan, bukan arena untuk saling menjatuhkan. Untuk calon pengantin, pesan ini berperan sebagai panduan lembut: persiapkan hati dan kepala, bukan cuma undangan dan dekorasi. Menjalani nasihat-nasihat itu tentu nggak gampang, tapi melihatnya sebagai praktik harian membuat pernikahan terasa lebih mungkin untuk bahagia dan bermakna.

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status