Sentuhan Pak Dosen: Harga Sebuah IPK
Soraya Adhitama pernah memiliki segalanya: kekayaan, kecantikan, otak cemerlang, dan cinta yang tulus dari Gilang, kekasih masa SMA-nya. Namun, roda nasib berputar kejam. Kebangkrutan mendadak dan kematian Sang Ayah menyeret Soraya ke dalam jurang kemiskinan. Ketika Ibu Wati divonis gagal ginjal dan membutuhkan biaya cuci darah setiap minggu, Soraya dihadapkan pada satu-satunya aset yang tersisa: tubuhnya sendiri.
Di balik tembok universitas yang megah, Soraya menjalani kehidupan ganda yang kelam. Di siang hari, ia adalah mahasiswi teladan dengan IPK 4.0 yang dikagumi. Namun di malam hari, ia adalah "boneka" bagi para penguasa kampus.
Dr. Subagyo, Sang Dekan yang menawarkan uang dengan syarat kepatuhan mutlak di ranjang. Dosen Rian, pengajar muda nan cerdas yang memanipulasi keadaan demi memuaskan egonya. Dan Dosen Brata, sang eksekutor nilai yang menuntut pembayaran lewat rasa sakit. Ketiganya menjerat Soraya dalam lingkaran setan di mana IPK dan uang berobat menjadi mata uang transaksi dosa.
Segalanya hancur ketika Gilang memergoki Soraya di sebuah hotel. Pintu yang didobrak malam itu tidak hanya menelanjangi tubuh Soraya, tapi juga meruntuhkan harga dirinya di mata pria yang paling ia cintai.
Di tengah cemoohan batin, ancaman drop out, dan teror dari rival kampus yang mengintai, Soraya harus memilih: Berhenti dan membiarkan ibunya mati, atau terus melangkah di jalan berlumpur ini meski harus kehilangan jiwanya?
Ini bukan sekadar kisah perselingkuhan. Ini adalah kisah tentang seorang wanita yang rela menjadi iblis demi menjadi malaikat penolong bagi keluarganya. Dan tentang seorang pria yang cintanya berubah menjadi obsesi dingin yang mematikan.
Sanggupkah Soraya menebus dosanya? Atau selamanya ia akan menjadi tawanan dari gelar sarjananya sendiri?
"Orang bilang aku wanita bodoh yang mau dimadu. Aku adalah ratu di kerajaan malamnya, pemegang kunci gairahnya yang tidak akan pernah dimiliki istri sahnya. Dulu aku menjual tubuhku demi IPK. Sekarang, aku memberikannya gratis... demi cinta yang tak akan pernah mati."