Alamat Drawing

The minute the scent of her arousal hit him, Cullen felt his wolf surge like nothing he'd ever experienced. No battle or woman before now had ever summoned his spirit like this. He wanted her and there was nothing else in the world right at that moment. Just this enigmatic female standing proudly in front of him, challenging him, and drawing him in. He still couldn't place her scent. It wasn't lycan, was it? But it wasn't completely human either. Could he even be drawn like this to something that was neither human or lycan? Was she fey? Maybe a druid? But he thought he knew those scents as well. Cullen felt his wolf taking too much control. He forced himself to pull his hand away from her and step back. It wasn't until he wrenched himself back into the moment that he realized his eyes had shifted. She was just standing there staring. He could smell her arousal, hear her breathing, he could almost feel her heart beat thudding in time with his own. When he felt the stirring in his pants he knew that things had gone way too far. His brain was screaming, You don't even know what she is! But his heart, soul, and wolf were insisting, Take her. **** This book also contains a compilation of steamy and erotic werewolf stories that you will love. You can be sure of getting the best collection of werewolf erotica here.

“Get on your knees, my little pet," Jerome growled, his voice rough with command. His fingers tangled in my hair, guiding me down as my pulse roared in my ears. The heat of his body pressed closer, and I trembled not from fear, but from the dark thrill of surrender. "Show me how hungry you are." Rachel is a college senior studying art and design, and her life feels dull and uninspiring. She has been dating Jack since freshman year, but their relationship is lukewarm he doesn’t ignore her, but he doesn’t truly care about her either, especially since he’s always eyeing her best friend, Jessica. Rachel feels stuck in a routine, going through the motions without any real passion until everything changes when her drawing teacher gets into an accident. The school brings in a substitute Jerome, a young, breathtakingly attractive artist who immediately commands the room. Rachel tries to ignore the way her body reacts to him, but the pull is too strong. His gaze lingers on her a second too long, his voice sends shivers down her spine, and when he gets close, she can’t think straight. She knows it’s wrong teachers and students can’t be together but she can’t resist. Then she discovers Jerome’s secret he’s a werewolf, part of a powerful pack with three other dangerously seductive men Dante, Kade, and Elias. They’ve been watching her, waiting, and now that she’s near Jerome, their instincts take over. They growl, they claim, and Rachel, despite her fear, finds herself drawn deeper into their world. Drawn into a world of forbidden desire, Rachel surrenders to a passionate affair.

“No one stares at the girl in the hoodie—until Kael Draven freezes her with a single look.” At Moonridge Academy, Elara Quinn has perfected invisibility, head down, hoodie up, and never drawing a second glance. But when the brooding Alpha’s storm-gray gaze pins her beneath the willow at dawn, her carefully crafted world begins to crack. All eyes should be on Seraphina Vale, the academy’s golden Luna-in-training, betrothed to Kael, but it’s Elara who ignites whispers of a “Luna-born” prophecy, a royal bloodline thought lost to the ages. Now hunted by forces she doesn’t understand and shoved into the spotlight she’s spent a lifetime avoiding, Elara must choose: stay hidden and become a pawn, or claim the secret pulsing through her veins and face the darkness head-on. With her fiery human roommate at her side and Kael Draven torn between duty and desire, Elara will learn that at Moonridge Academy, legends don’t stay buried—and some curses can’t be broken without blood.

Ang isang alamat ay nagbalik upang matagpuan na ang asawa niya ay pinalayas siya para sa ibang lalaking mas mayaman. Ibinunyag niya ang pagkakakilanlan niya dahil sa galit, kaya maraming magandang mga babaeng makapangyarihan ang nagkandarapa sa kanya. Ang asawa niya ay natulala!

"Ini foto suamiku, Darius Farzan. Di belakang foto itu ada waktu dan alamat di mana kau harus datang. Bunuh dengan cara apa pun." __ Baca karya lainnya: Tertawan Dua Suami (Tamat) Merebut Suami Pelakor (Tamat) Wanita Penghibur Berkelas (On going)

Isang binatang nagngangalang Hagan Agustino ang dinala ng kanyang kapalaran sa mundong ni sa panaginip ay ayaw niyang paniwalaan. At ito ay ang mundo ng Gaia, o ang nakatagong mundo para sa mga kakaibang nilalang at alamat sa libro. Ang misyon niya roo'y bantayan ang pinakabatang myembro ng m

Sudah lima tahun menikah, tiba-tiba cinta pertama suamiku mengunggah foto sertifikat rumah di instagram. Dia menulis, "Terima kasih Kak Boni sudah memindahkan kepemilikan rumah ini untukku." Aku terkejut melihat alamat di sertifikat itu adalah rumah kami, jadi aku memberikan komentar, "?" Tak lama kemudian, suamiku langsung meneleponku dengan nada marah, "Dia itu ibu tunggal, kasihan sekali. Aku hanya memindahkan kepemilikan rumah supaya anaknya bisa lebih mudah untuk daftar sekolah nantinya. Itu nggak akan mengganggu tempat tinggal kita!" "Kenapa kamu nggak punya hati nurani? Masa nggak bisa sedikit bersimpati?" Di balik telepon, terdengar suara tangisan lembut dari cinta pertamanya. Setengah jam kemudian, cinta pertamanya mengunggah lagi, kali ini menandai aku di unggahannya. Dia memamerkan sebuah mobil mewah seharga dua miliar, lengkap dengan catatan, "Dibayar lunas, seperti kata pepatah, pria yang mencintaimu akan rela menghabiskan uang untukmu." Aku tahu itu hadiah dari suamiku untuk menenangkannya. Tapi kali ini, aku sudah memutuskan untuk bercerai. Bukankah hanya memberinya sertifikat rumah?

+6281****123 Saya dapat nomor ini dari seorang mucikari bernama Yasa. Dia bilang kamu free malam ini. Saya ingin booking. Jam sepuluh malam di apartemen saya. Ini alamat saya. Kening Sitta berkerut. Ada segelintir amarah yang meletup di dadanya begitu selesai membaca isi pesan tersebut. Tanpa membalas pesan nyasar itu, Sitta langsung menghapusnya. Hingga pesan kedua pun masuk. Masih tetap dari nomor yang sama dengan isi pesan yang sama juga, namun kali ini si pengirim pesan menambahkan kata "Balas secepatnya" di akhir pesan yang dia kirim. Hal ini jelas membuat Sitta menjadi geram. Hingga Sitta pun menelepon balik nomor itu. Dering pertama tidak diangkat. Dering kedua pun masih belum diangkat. Hingga di dering ketiga akhirnya panggilan Sitta pun dijawab juga. "Heh, gue bukan Lonte, anj***!" Maki Sitta kesal dan langsung menutup kembali teleponnya.

Kesuksesan yang datang di usia muda, membuat Isyana Akleema bergelimang harta. Jabatan sebagai seorang CEO wanita muda berbakat, membawa dirinya masuk dalam jajaran perempuan terkaya dan paling terpengaruh di Indonesia. Sayangnya, hal tersebut membuat ketakutan tersendiri dalam diri sang ibu. Dia meminta dan memaksa Isyana untuk menemukan jodohnya. Setelah terdesak sekian purnama, Isyana akhirnya memutuskan untuk mencari cintanya sendiri. Berbekal alamat dari sang ibu, dia bertekad tinggal lagi di desa neneknya, dan mencari cinta Pemuda di sana. Namun, bukannya bertemu jodoh. Dia juga justru bertemu laki-laki tampan blasteran Indonesia—Kanada yang mendapat julukan bule kampung. Laki-laki itu begitu menyebalkan di mata Isyana. Awal bertemu, sudah membuat Isyana terkenal warga kampung dengan masuknya ia ke dalam selokan irigasi pertanian warga. Hal tersebut membuat Isyana kesal bukan main. Terlebih hari kedua di desa, pagi-pagi buta pemuda itu mengetuk pintu rumah Nenek Isyana untuk melamar kerja sebagai sopir pribadi. Asher Kalandra Miller, begitu nama dari pria bule tersebut. Dia tidak bisa mengendarai motor, oleh sebab itu saat tahu ada warga yang memiliki mobil, dia tidak segan untuk melamar sebagai sopir. Berharap diterima dan dia ada pemasukan selain dari pensiunan sang ayah. “Aku ingin melamar.” “Ah iya Nenek terima, maharnya bagaimana?” “Ah, harus ada mahar?” “Loh, nikahi cucu saya harus pakai mahar. Masa gratisan?” “Bukan menikah Nek. Tapi jadi sopir cucu Nenek, boleh?” Apa Asher diterima menjadi sopir Isyana? Dapatkan Isyana menemukan cinta sejatinya? *** IG : @ayakalibrary

Primadona sekolah akan menikah tepat di hari libur kemerdekaan. Dia mengundang seluruh teman sekelas di grup kelas agar menghadiri pesta pernikahannya. Awalnya, aku berniat pura-pura tidak melihat undangan itu, tapi ternyata dia langsung menyebut namaku. "Clarisa, waktu SMA kamu selalu pura-pura jadi diriku, tapi aku nggak akan mempermasalahkannya. Aku harap kamu bisa datang untuk melihat pernikahan mewahku besok." Segera setelah itu, beberapa teman sekelas ikut menanggapi pesannya. "Primadona sekolah memang baik orangnya, pantas saja bisa menikah dengan anak dari Keluarga Wirawan. Dia bahkan bisa memaafkan orang sombong seperti Clarisa." "Apa orang seperti Clarisa pantas, menghadiri pernikahan primadona sekolah kita yang akan diadakan di vila? Jadi orang jangan terlalu baik." Mereka makin mengolok-olok Clarisa, hingga si primadona sekolah akhirnya muncul untuk menenangkan suasana. "Sudahlah, itu kan sudah lama sekali, aku juga sudah nggak mempermasalahkannya. Lagipula, Clarisa kan memang miskin dan jelek, kita jangan terlalu mengejeknya." Begitu dia berkata demikian, grup langsung dipenuhi pesan pujian. Orang-orang memuji betapa baik hati dan polosnya dia. Aku tertawa sinis. Dulu, si primadona sekolah itu selalu memasang citra bak putri konglomerat di sekolah. Dia bahkan memfitnahku, yang sebenarnya adalah putri keluarga konglomerat asli, sebagai seorang pembohong. Semua orang di sekolah sampai menghinaku. Saat membuka undangan elektronik darinya, aku baru sadar bahwa alamat pernikahannya berlokasi di vila milik keluargaku. Makin kuamati foto pengantin pria, makin aku merasa familier. Bukankah itu sopir suamiku? Aku tersenyum begitu menyadarinya, lalu membalas pesan di grup. "Baiklah, aku pasti akan datang di acara pernikahanmu."