Tak Ada Obat Penyesalan
Ketika aku berusia 20 tahun, kawan seperjuangan kakekku yang terkaya menaruh foto cucu-cucunya di hadapanku dan memintaku memilih satu untuk menjadi suamiku.
Aku tanpa ragu memilih anak keenam, Jeremy Anderson.
Semua orang yang hadir terkejut. Bagaimanapun, semua orang tahu bahwa putri Keluarga Caliana suka sama anak ketiga dari Keluarga Anderson.
Dia sudah mengejarnya selama bertahun-tahun dan menyatakan cintanya di depan umum berkali-kali.
Di kehidupan sebelumnya, aku menikah dengan Axel Anderson sesuai keinginanku dan karena hal ini dia mewarisi sebagian besar aset Kakek Sumito.
Namun setelah menikah, dia malah berselingkuh dengan adik perempuanku Rora.
Ayah dan ibu sangat marah dan mengirim adik perempuanku ke luar negeri untuk belajar.
Axel sangat membenciku karena ini.
Sejak saat itu, dia selalu bersama banyak wanita. Semua wanita itu bahkan memiliki kemiripan dengan adikku.
Dia mengizinkan para wanita itu untuk menindasku.
Aku pun menderita depresi berat.
Pada akhirnya, dia diam-diam mengganti obatku dengan racun kronis, menyebabkan aku mati dengan kebencian saat hamil.
Di kehidupan selanjutnya, aku memutuskan untuk membiarkan mereka bersama.
Tapi aku tidak menyangka setelah berita pertunanganku dengan Jeremy keluar, dia menjadi gila.