Does Miku Have An Age

Savage Sons Mc books 1-5 is a collection of MC romance stories which revolve around five key characters and the women they fall for. Havoc - A sweet like honey accent and a pair of hips I couldn’t keep my eyes off.That’s how it started.Darcie Summers was playing the part of my old lady to keep herself safe but we both know it’s more than that.There’s something real between us.Something passionate and primal.Something my half brother’s stupidity will rip apart unless I can get to her in time. Cyber - Everyone has that ONE person that got away, right? The one who you wished you had treated differently. For me, that girl has always been Iris.So when she turns up on Savage Sons territory needing help, I am the man for the job. Every time I look at her I see the beautiful girl I left behind but Iris is no longer that girl. What I put into motion years ago has shattered her into a million hard little pieces. And if I’m not careful they will cut my heart out. Fang-The first time I saw her, she was sat on the side of the road drinking whiskey straight from the bottle. The second time was when I hit her dog. I had promised myself never to get involved with another woman after the death of my wife. But Gypsy was different. Sweeter, kinder and with a mouth that could make a sailor blush. She was also too good for me. I am Fang, President of the Savage Sons. I am not a good man, I’ve taken more lives than I care to admit even to myself. But I’m going to keep her anyway.

Jeremy Stanton vs. Ryan Hicks Jeremy Stanton was one of the most feared alphas of all time and alpha to one of the largest and most powerful packs in the world. Everyone who knew the alpha knew that he didn’t care for same-sex relationships. He thought it was a waste of time and seed. Whilst getting ready for his pack’s monthly run one evening, Alpha Jeremy had the rudest shock of his life. He didn’t just see red, his eyes turned bloody red! Ryan Hicks was a Professor of Zoology, who loved his job. He always kept to himself and made it a point to stay out of trouble. Then one evening, he got invited by one of his students into the Stanton Woods to check out a new species of animals. His life was never the same again! When these two totally different individuals are thrown together by fate, all hell literally break loose. Can they survive a life filled with anger, mistrust, hatred, and irrepressible attraction? Theirs was a feral attraction in the midst of hatred!

Rani mau tidak mau harus kembali bekerja demi memenuhi kebutuhan hidup keluarga serta membiayai pengobatan suaminya. Keadaan sulit itu diperparah dengan datangnya sosok orang ketiga dan sang ibu yang terus mendesaknya untuk bercerai. Namun, sekuat tenaga Rani berusaha untuk mempertahankan pernikahannya.

Aku disekap oleh suamiku sendiri. Dia ingin membunuhku. Aku Anjana, aku menikah untuk kedua kalinya setelah 5 tahun ditinggal mati oleh suami pertamaku. Hatiku terbuka lagi pada seorang pria tampan nan menawan bernama Ardan. Dia datang ke dalam hidupku bagai malaikat, namun saat kami pergi berbulan madu, dia berubah 180% menjadi iblis. Dia memukul kepalaku sampai aku pingsan. Setelah pingsan berjam-jam, aku tersadar di dalam sebuah gudang kumuh. Aku diikat dan aku disekap. Di gudang, aku bertemu perempuan lain, dia juga dalam keadaan terikat, wajahnya babak belur. Kutanyai siapa namanya dan siapa dia, perempuan itu menjawab, dia adalah istri dari Ardan, laki-laki yang juga berstatus sebagai suamiku juga. Apa sebenarnya yang direncanakan Ardan pada kami? Apakah pria itu benar-benar bernama Ardan atau dia memiliki identitas yang lain. Ikuti kisahku dalam novel: SUAMIKU MATI DI TANGANKU.

Menikah dengan seorang Direktur tak pernah menjadi salah satu impian dalam hidup Gea. Memikirkannya saja tidak pernah apalagi sampai bermimpi. Namun, seperti halnya takdir yang sudah diatur, ketidakmungkinan itu kini menjadi kenyataan. Berstatus sebagai istri seorang anak pemilik perusahaan membuat Gea harus memutar otak setiap hari. Pasalnya, sang suami yang merupakan atasan di tempatnya bekerja memiliki sikap diktator akut yang sudah mendarah daging. Hampir setiap hari, Gea menahan mulut agar tidak mengeluarkan sumpah serapah terhadap suaminya sendiri. Tak sampai disitu, kesabarannya juga ikut diuji dengan tingkah para karyawan wanita yang selalu mencuri kesempatan untuk menggoda sang suami. Kira-kira seperti apa kehidupan baru Gea setelah berpredikat sebagai Nyonya dari seorang Direktur Utama? Apakah kehidupannya akan seindah kisah cinta novel ala remaja?

Karena kecelakaan itu, membuat kehidupan Barbara berubah. Gadis dengan predikat gadis tercantik ini telah berubah menjadi gadis cacat dan menyedihkan. Tak ada yang tak mengenal sosok gadis idol kampus yang bernama Barbara ini. Gadis yang sering dipanggil Barbie karena mirip dengan karakter boneka Barbie. Akan tetapi selain cantik dan bertalenta, ia juga terkenal sangat angkuh dan sombong. Sangat banyak yang berharap Barbara mendapatkan karma dari kesombongannya. Tiba-tiba saja segalanya menjadi mimpi buruk. Leo mencampakkannya dan memilih Selen, sahabat karibnya. Hampir saja Barbara kehilangan kendali, sampai pada hari ia bertemu Ovan. Saat itulah ia menemukan harapan, tapi tak sepenuhnya kenyataan itu adalah titik akhir sebuah penderitaan. Nyatanya, Ovan adalah pria bayaran mamanya di Belanda, sebagai sarana untuk menguasai harta ayahnya. "Kau brengsek Ovan!" "Tanyakan pada mamamu, kenapa dia begitu serakah? Jika aku mau, aku akan mengambil segalanya. Hanya saja, kau terlalu baik untuk kumanfaatkan."

Semua orang takut padanya, dan menganggap dia pria paling berbahaya. Bahkan, apa pun yang keluar dari mulutnya adalah perintah yang tidak bisa dibantah. Sehingga orang-orang menjulukinya: Tuan Hagen Tanpa Hati. Karena memang dia tidak punya sama sekali. Malangnya, akibat hutang sang Ayah, Camellia Duncan harus menerima konsekuensi dengan memilih salah satu dari tiga pilihan yang diberi oleh pria paling ditakuti. Namun, bukan Camellia namanya, jika menyerah dengan mudah. Apapun akan gadis itu lakukan, demi membuat Blake Hagen menyadari; bahwa tidak semua orang memujanya seperti Dewa. .......................................... "Aku memberimu waktu untuk tiga pilihan." - Blake Hagen. "Tapi aku tidak akan pernah memilih apapun." - Camellia Duncan. Cover: Pinterest

I had just gotten home when a parent in my son’s class group chat erupted: [Ms. Zinn, what kind of place are you running? Do you let just any random stray off the street become a teacher?] [My daughter came home, grabbed two forks, and tried to jump off the balcony. She said it was Miss Never who told her to!] The homeroom teacher panicked and denied it at once, insisting there was no such person as Miss Never at the kindergarten. She even posted the official teaching schedule in the chat to prove it. On the security footage, there was not a single trace of this so-called Miss Never. However, later, my son whispered to me in secret, “Mom, Miss Never is an old lady with a cat’s face.” “She says only kids can see her.”

"Her love is like her bite. Lethal yet addicting." Lanver suddenly finds himself trapped in Tierra Lucien – a world full of vampires, werewolves, mages, and other supernatural creatures after he was forcibly brought by a royal vampire family to rebuild their kingdom's protective barrier. Lanver found out that he is not just an ordinary human but a descendant of the great mage in their world. He refused it at first, but they held him captive and promised to take him back home only if he'd do what they want. He had no choice but to agree. Lanver only wants two things: fulfill his job and leave. But there's one thing that is on his way of having a peaceful life in Terra Lucien – Princess Emery, the ever-wicked vampire princess who desired to suck his blood right on their first meeting. He ought to avoid her at all cost, and so he did. But how did he find himself holding her waist as she straddles him with her fangs on his shoulder?

Prologue La nuit tombait sur la vieille demeure des Smith, drapant ses murs austères d’une ombre épaisse. Le vent murmurait entre les branches des arbres centenaires, comme s’il portait les échos d’un passé que tous avaient préféré oublier. Il y a bien des années, alors que la fortune des Smith était encore fragile, un pacte avait été scellé dans le plus grand secret. Deux patriarches, liés par une dette de sang et d’honneur, avaient échangé une promesse : un jour, leurs lignées s’uniraient par le mariage. Mais avec le temps, la prospérité des Smith avait grandi, tandis que celle des Anthony s’était effritée. Et lorsque Levy Anthony, le dernier héritier d’un nom autrefois puissant, avait hérité de ruines, les Smith avaient feint d’ignorer l’existence de cet accord. Pourtant, les mots tracés sur ce vieux parchemin n’avaient jamais perdu leur pouvoir. Dans l’ombre, une jeune femme aux yeux froids observait. Sandra, la méprisée, l’invisible. Celle qu’on avait reléguée aux marges de la famille, comme si son sang était moins noble. Elle savait ce qu’ils ignoraient : un pacte ne meurt jamais. Il sommeille, attendant son heure. Et cette heure venait de sonner. Lorsque les Anthony franchirent le seuil de la maison Smith, ce ne fut pas en suppliants, mais en créanciers. Leur présence réveilla une vérité que les Smith avaient enfouie : on ne rompt pas impunément une promesse faite aux morts. Et alors que les voix s’élevaient, que les accusations fusaient, Sandra se tenait immobile, un sourire glacé aux lèvres. Car elle, l’oubliée, allait devenir leur seul salut.