I Think When I Read That Sweet Story

1. Meski rindu ini terus datang menyapa, aku masih berharap untuk bisa melepaskan rindu ini. Denganmu aku tahu, bahwa bahagia ternyata sesederhana ini Ah.. menghirup harum petrikor di tengah Musim hujan yang sejuk ini mengembalikanku akan kenangan tiga tahun lalu. Sudah selama itu tapi rasanya masih melekat dalam benakku. Gadis manis dengan surai coklat dan mata hazelnya menghantui pikiranku. Entah magic apa yang ia lakukan padaku aku tidak bisa berhenti memikirkannya. Tak tau berapa lama aku duduk di cafe Moidef, disebelah meja yang di atasnya terdapat 3 cangkir kosong yang tadinya berisi kopi pagi ini, kalau ada dia pasti dia akan memarahiku. Aku tersenyum mengingat itu. Tak ingin terlarut dalam angan, aku segera melihat jam di tangan ku yang telah menunjukkan angka tiga . Ah... jam tiga di musim hujan. Jam tiga. Aku dan dia. Di tengah sejuknya udara sehabis hujan turun. Tak ayal ingatanku kembali pada kilas masa lalu. Surabaya, 15 desember 2017 "Ayo tambahin kecepatannya dong...!" Teriak nya.

Rosa had suffered emotionally and physically abused by her husband. She had endured it for five years just for the sake of her son. After she had been raped and abused by her drunken husband, she found out she had another child for him. She makes up her mind that she will run away with her baby from her husband. She left her son but take away her baby far far away. With hope, she can start a new life and found new happiness. With help from her half-sister, she living well with her baby. However, after she starts to rent a house and work, she found out that she again makes a bad decision. Her big boss is a lazy bum and always makes trouble, his temperament is worst than her baby! What is even worst??? Her big boss is her housemate! Now, she wonders is she work hard to support herself and her baby or for her big boss?

Si Serenity ay isang anak ng kilalang negosyante. Pero naging magulo ang lahat simula ng makipag relasyon s'ya sa isang University Professor nito at may asawa pa.

Dalawang milyong barya ang kailangan niyang ipunin para mabawi ang nakasanglang lupain ng kanyang mga ninuno. Magtatagumpay ba siya kung ang bawat taginting ng pera ang katumbas ay luha? Sa murang edad ay nalulong si Ace sa pagmamahal ng lalaking hindi niya malayang maipakilala sa publiko. Isinugal niya ang kinabukasan at ang kaniyang pangarap kapalit ang akala niya ay walang katapusang kaligayahan sa piling nito sa isang nakatagong relasyon. Saan sila hahantong kung may batas na nagbabawal sa kanilang pagsasama?

Maximillian Qin, pewaris bisnis perjudian dan kerajaan bisnis Keluarganya Qin. Trauma masa kecilnya, membuat Max tumbuh menjadi pria angkuh dan penuh kebencian. Bahkan, dirinya adalah tipe pria yang tidak akan tidur dengan wanita yang sama, lebih dari satu kali. Madeline Lu, wanita biasa yang memiliki impian sederhana, yaitu menjadi ibu rumah tangga. Namun, di usia 30 tahun, dirinya harus kehilangan bayinya dan menceraikan suami brengseknya, tanpa menuntut sepeser harta gono-gini. Sialnya, sebelum berkas perceraian disahkan, dirinya terlilit hutang judi suaminya itu. Hal itu, membuat Max bertemu dengan Madeline. Madeline dianggap tidak memenuhi kriteria, untuk melunasi hutang dengan menggunakan tubuhnya. Namun, hutang harus dibayar dan Madeline harus melunasi hutang itu dengan tenaganya. Ya, Madeline menjadi pelayan Max untuk menyelesaikan pekerjaan kotor. Kedekatan mereka, membuat Madeline mengetahui rahasia kecil milik Maximillian Qin. Bahkan, dirinya melihat hal yang seharusnya tidak boleh dilihat. Hal itu, membuat mereka berdua semakin terikat. Namun, bukan perkara mudah menghadapi pria dengan jiwa yang penuh luka. Perlahan dan pasti, Madeline mulai menyukai sentuhan pria itu. Namun, diwaktu yang bersamaan, sebagian dirinya juga membenci hal tersebut.

Jatuh cinta membutuhkan sebuah usaha, apakah itu masuk akal? Tapi hal itulah yang sedang dilakukan oleh seorang Cheff bernama Jinu Bastian. Demi membalas budi karena telah menyelamatkan nyawanya, ia akhirnya mau dijodohkan dan belajar untuk mencinta. Namun, lambat laun hal itu malah menjadikan luka pada dirinya sendiri. "Lebih baik hidup sendiri daripada memaksakan diri." Selama ini ia belum merasakan apa itu cinta, namun semua hal itu berubah ketika mengenal seorang gadis bernama Imelda yang bekerja di restoran nya. Akankah mereka berdua bisa bersama? Namun, apakah semua sudah terlambat untuk mencinta?

Healing from a devastating breakup with her longtime boyfriend, Ember Heart crosses paths with Icen Clayton Blackstone, the smoking hot heir to Phoenix Empire dubbed by tabloids 'Heartless Prince'.  She vowed to avoid him at all costs only to find herself stepping on his office for an interview and getting the job.

"They say enemies are the best in bed. Let's see if that's true." ~Amanda, after witnessing a murder, was placed by the police department in the Witness Protection Program. It would have sounded good, yes, until she found out she was staying inside a mansion filled with vampires and owned by a vampire master with enigmatic eyes...Genre: Vampire-Romance, Mystery, EroticStatus: CompleteAll Rights ReservedJMFelic Books 2020

️21+ sesuaikan usia kamu sebelum membaca tulisanku yang pasti bukan untuk anak remaja apa lagi anak kecil."Vanilla, kau tahu apa yang kau lakukan?" "Tentu saja aku tahu." Ia menggesekkan area sensitifnya di benda berotot milik Nick. Bibirnya mengulas senyum penuh kemenangan yang terkesan jail. "Jangan salahkan aku jika... argh!" Nick menggeram, putus asa. "Fuck off!" "Jika apa?" "Jika benda itu tidak sengaja masuk, kau tahu itu risikonya, Vanilla," geram Nick jengkal karena Vanilla semakin menggodanya. Gadis itu terasa lembut, licin, dan hangat, Nick bisa merasakannya. Vanilla semakin menggoda Nick, menggesekkannya dengan lembut sambil mengerang dan menciumi sudut bibir bibir Nick berulang-ulang. "Nick... aku... sepertinya berubah pikiran."Nick mengatur napasnya. "Vanilla, jika kau terus bergerak ada kemungkinan benda itu akan tersesat masuk ke dalam." "Dia tidak akan tersesat kecuali kau menuntunnya." "Vanilla, it's not fucking jokes."

At the peak of my career, my husband slapped me in public.  With a look of disgust, he said, “Tess, you’re pathetic. You made Grace fail the class because you’re jealous. Don’t you know she’s applying for a scholarship?” Caught off guard, I stumbled and fell to the ground, clutching my stomach as pain surged through me. I knelt there, begging him to take me to the hospital.  However, all he did was swat my hand away and sneer. “Quit the act! Aren’t you just a useless woman who can’t get pregnant?” At that moment, my heart felt like it had shattered into a million pieces. It wasn’t long before bystanders intervened, insisting on taking me to the hospital. Unfortunately, it was too late to save the baby. Once the surgery was over and the reality of what had happened sank in, I turned to him and demanded a divorce.