Kenapa Laura Bisa Sakit

Since childhood, Astin Kier Hernandez has loved Laura Miller. But it was a one-sided love. Laura never had feelings for him. Still, he didn’t give up; he guarded her closely all through college. Out of gratitude to his family, Laura agreed when he proposed in front of their parents. He knew she wouldn’t refuse because of gratitude to their family. He thought he was the happiest man that day. He was wrong. Laura admitted she already had a boyfriend, Gael. But Astin didn’t allow the wedding plans to be canceled. Learning this, he rushed to set the wedding date. On their wedding day, Laura didn’t show up, and that was his first heartbreak. One-sided love is torture. For months, he disappeared from everyone’s radar, leaving behind his comfortable life. To forget, he joined the military, spending four years in training. After that, his team was deployed abroad on their first mission, which lasted longer than expected. Eight years is a long time, so he returned to the Philippines. He and Laura crossed paths once again. But he was no longer the Astin who was hopelessly in love with her. How many women had he left heartbroken whenever he was reassigned to a different place? But how could he now avoid the woman who did nothing but apologise and try to win him over every day? And how long could she endure his cold treatment?

Semua berawal dari pengkhianatan suamiku, ia menghadirkan duri dalam rumah tangga kami. Pernikahan yang sudah berjalan selama 5 tahun tersebut di paksa berakhir, lantaran aku memutuskan untuk bercerai. Bukan tanpa alasan, selama masih bisa melawan, kenapa aku harus diam. Belum lagi, rahasia demi rahasia yang disembunyikan Iparku terbongkar. Sanggupkah diri ini bertahan? Menata serpihan hati yang berhamburan, atau justru sebaliknya?

Demi membayar biaya rumah sakit sang nenek, Hana terlibat dalam sebuah hubungan layaknya seorang sepasang suami istri dari seorang pria kaya bernama Christian! Pria itu menjanjikan sejumlah uang di akhir kontrak mereka selama Hana menjadi sugar baby-nya. Hanya saja, cinta tumbuh tanpa Hana bisa cegah....

Maharani Ayunda, gadis cantik berusia 24 tahun yang gagal menikah karena dikhianati mantan kekasihnya. Untuk membalas rasa sakit hatinya, Maharani membayar seorang pria untuk menjadi suaminya. Mahardika Sakti namanya, pria berusia 27 tahun yang merupakan bos di tempatnya bekerja. Mahardika yang kebetulan di tuntut untuk mencari calon istri tidak menyia-nyiakan kesempatan ini. Mereka menikah di hari yang sama dengan mantan kekasih Maharani. Namun, Maharani tidak mengetahui siapa suami bayarannya yang sesungguhnya. Bagaimana kisah kehidupan Maharani setelah menikah dengan suami bayarannya? Apa alasan Mahardika merahasiakan jati dirinya yang sesungguhnya? Kenapa seorang bos mau menjadi suami bayaran? Penasaran? Ikuti ceritanya.

"Siapa kau? Kenapa sikapmu mirip dengannya?" tanya seorang lelaki dengan raut wajah datar. "Apa aku mengenalmu? Sepertinya tidak jadi aku tak perlu menjawab pertanyaan bodohmu itu" kata seorang perempuan dengan malas dan pergi meninggalkan pria tadi begitu saja. "Kau telah membuatku mengingatnya kembali dan kau akan menerima akibatnya" kata Arka dengan datar. "Coba saja kalau bisa" kata Keyra dengan nada suara tenang.

Laura Valerie Alexander; A woman who is initially afraid will of blood, is forced into the mafia world when she witnesses her father and mother being killed by the head of the Italian Mafia. Laura who was taken away by her father's confidant when the war happens. Able to create a Mafia group and raise the war flag on the Mendrick family when he has succeeded in becoming the head of the Mafia. When the war drums have been beaten and when the plans have begun. Laura never thought. That she will enter into the life of a man who can put her in a dilemma between choosing love and revenge. The man was the son of the head of the Italian Mafia. Alfred Zeroun Mendrick; the little boy that Damian had brought with him when he killed Laura's father and mother.

"Sudahlah, biar aku saja yang menikah!" Saat mengucapkan kalimat itu, Katie tiba-tiba merasa lega. Seolah seluruh beban yang menekan dada akhirnya terlepas.Di telinganya, terdengar suara ayah dan ibunya yang kegirangan. "Katie, akhirnya kamu berpikir jernih. Calon suamimu itu memang dalam kondisi koma, tapi wajahnya sangat tampan. Meskipun sudah tertidur selama beberapa tahun, siapa tahu suatu saat nanti dia sadar? Lagi pula, dia akan mewarisi usaha keluarga ...." Selain orang tuanya sendiri, sepertinya tidak ada lagi orang tua di dunia ini yang menikahkan putrinya sendiri kepada orang koma dan malah merasa diuntungkan. Katie tersenyum pahit dan mencibir dirinya sendiri. "Tenang saja. Kalau aku sudah memutuskan untuk menikah, aku nggak akan menyesal. Aku juga nggak akan membiarkan anak angkat kesayangan kalian yang menggantikan posisiku di pelaminan."

Keajaiban datang bisa dari sudut manapun dan kapanpun. Begitupun dengan kebahagian dan kesedihan manusia biasa tidak bisa memprediksi. Karena hanya Tuhan yang dapat memutuskan dan mewujudkan. Sama halnya dengan keadaan Anna, ia pernah tepuruk. Diagnosa dokter untuknya, terasa petir disiang hari yang menyambar tanpa panduan. Penyakit yang tak pernah terpikirkan, bahkan diandaikan oleh Anna kini bersemayam apik di tubuhnya. Bahkan sudah sejak lahir dia mengidapnya, tapi dia tidak pernah menyadari. Anna menganggap rasa sakit yang dirasakan selama ini hanya sakit biasa, bukan karena ada kista yang tinggal dibagian otaknya. Tapi dia disadarkan berkat kata mutiara dari penyiar radio yang tanpa sengaja ia dengarkan. Anna tersadar berkat dia. Diofano Alghiffary. Pelipur lara Anna kala musibah melandanya. Hanya dengan suaranya membuat Annandya jatuh pada pesonanya “Suaramu adalah penyamangatku . Anna selalu berkata demikian setiap harinya.

Seorang pemuda yang baru masuk ke IGD rumah sakit dinyatakan meninggal dunia. Namun, sepuluh menit kemudian dia hidup lagi dan mengamuk. Celakanya, pemuda tersebut menyerang dan membunuh siapa pun, sehingga menimbulkan kekacauan. Petaka itu kian menjadi ketika orang-orang yang dibunuh si pemuda mendadak hidup lagi dan membunuh orang-orang lainnya. Rumah sakit menjadi lumpuh, berantakan, dan tak berhasil diisolasi. Mayat-mayat hidup itu tarus menyerang orang-orang dengan buas dan tak terkendali. Kini, kota terancam hancur, dan berpotensi memorakporandakan satu provinsi, bahkan bisa jadi memusnahkan satu negeri.

“Bu, percaya Sekar, Bu ... Sekar nggak sadar-“ Plak!! Tamparan keras Ibu layangkan ke pipi, membuat pandanganku mengabur. "Siapa yang bisa percaya omonganmu, Sekar!' Pipiku panas dan perih. Namun, lebih sakit sayatan luka di hati ini. Gimana lagi aku bilang kalau aku nggak salah, Bu …? Aku korban ...!