Kite Runner Chapter 12 Summary

เรื่องราวของรักต่างวัยที่อายุห่างกัน 1 ทศวรรษเศษ 12 ปีก่อน... เด็กน้อยวัย 8 ขวบ ดันอยากเป็นแฟนกับพี่ชายที่แสนดีวัย 20 ปี ซะงั้น เพราะอะไรกันล่ะ? เขาก็แสนจะเอ็นดูเธอเสมือนน้องสาวคนหนึ่ง จึงพยายามหาวิธีพูดเชิงถนอมน้ำใจเด็กน้อยไปก่อน โดยรับปากสัญญาว่าจะยอมเป็นแฟนด้วย หลังเธอเรียนจบมหาวิทยาลัย ตอนนั้นคิดแค่ว่า เมื่อเธอโตขึ้นอีกหน่อยก็คงจะลืมไปเอง...แต่ไม่! 12 ปีต่อมา... ปีสุดท้ายก่อนเรียนจบ เธอมาทวงสัญญาใจที่เคยให้ไว้ แต่เขากลับทำเป็นงงว่าคือสัญญาอิหยัง? จึงมีการประชันฝีปากกันเกิดขึ้น ซูมี่ : ต่อให้ต้องบุกน้ำลุยไฟ ยังไงพี่อลันก็ต้องเป็นแฟนกับซูมี่ อลัน : หลิน ซูมี่! ซูมี่ : สัญญาต้องเป็นสัญญาค่ะ แม้ว่าในตอนนี้พี่จะไม่รู้สึกอะไรกับซูมี่เลยก็ตาม ปล่อยให้เป็นหน้าที่ของซูมี่ที่จะทำให้พี่รู้สึกเอง

Di perkemahan Fidela Rawnies mahasiswi Arsitektur itu hampir jatuh ke jurang gelap. Dengan hitungan detik saja tidak ada yang mengengam tangannya, Fidela dapat terjun ke jurang, pulang meninggal nama saja. Namun seseorang berlengan kekar menariknya kembali berpinjak di atas tanah merah, tanpa kurang apapun pada tubuhnya. Orang itu menghilang meninggalkan rasa penasaran. Setelah pulang Fidela dihantui rasa ketakutan yang teramat karena sosok bayangan yang selalu mengikuti kemanapun dia pergi. Setiap pukul 12 malam bayangan itu selalu datang ke rumahnya. Dengan meninggalkan setangkai bunga untuk Fidela, entah dari siapa. Bukan hanya itu kecerobohannya memecahkan kamera milik Reiki Altteza merupakan dosen penggati menambah tekanan. Fidela yang tidak bisa menganti kamera yang dia pecahkan mendapat satu syarat, yaitu menjadi asisten pribadinya dari Reiki. Terlebih laki- laki itu seakan mengekang kebebasannya untuk dekat dengan laki- laki incarannya. Kesialan kembali menghampiri, seperti masalah dengan sahabatnya Ismi karena Azka laki- laki incaran Ismi yang selalu lebih dekat dengan Fidela. Bukan hanya itu Fidela syok begitu tahu bayangan hitam itu adalah Reiki yang selalu mengikutinya, sampai dirinya mengidap penyakit mental. Padahal bersama Reiki, Fidela bisa mengingatkannya pada teman masa kecilnya yang selama ini dia cari. Namun Azka membongkar semua keburukan Reiki. Fidela dan Azka menjadi kubu yang akan mencari tahu kebenaran yang terjadi. Namun lagi-lagi Fidela salah mempercayai orang, Azka ternyata menculiknya dengan membawa ke area pegunungan dengan pohon-pohon yang lebat. Ketakutan semakin memeluk erat Fidela, sampai rasanya sesak. Jadi, sebenarnya siapa dalang dibalik ini semua ? Kenyataan seakan menamparnya Fidela saat dia tahu Reiki yang dianggap dalang dari semua kesialan yang menimpanya. Dikabarkan masuk jurang dan tidak ada harapan hidup. Demi menyelamatkan Fidela dari Azka dan ayahnya. Ternyata ayah Azka yang menjadi dalang dari semua ini, karena bisnisnya yang terancam tutup, akibat kalah saing dari usaha ayahnya Fidela. Sehingga melakukan cara kotor untuk mendapatkan keuntungan.

Majunga. Un port bercé par le soleil, la poussière… et les secrets. Depuis l’âge de six ans, Noham vit avec une famille pauvre mais aimante qui l’a sauvé alors qu’il était laissé pour mort au bord d’une route. Il n’a aucun souvenir de sa vie d’avant, juste une cicatrice étrange sur l’omoplate et des cauchemars qui le hantent certaines nuits. Des rêves de forêts, de sang… et de hurlements sous la lune. À 12 ans, il fait tout ce qu’il peut pour aider sa mère adoptive, gravement malade, et son père exténué. Un jour, alors qu’il travaille sur le port, un homme l’aborde. Cet étranger ne peut détacher ses yeux de lui. Comme s’il avait retrouvé quelque chose qu’il croyait perdu. Cet homme lui propose de l’aider. D’abord méfiant, Noham finit par accepter, pour sauver sa famille. Ce qu’il ignore, c’est qu’il vient de rouvrir les portes d’un passé effacé… et que son sang appartient à un monde qui dépasse l’imagination. Une prophétie oubliée. Une lignée disparue. Une guerre entre meutes. Noham ne le sait pas encore, mais il est né Alpha.

Alina Lauraine Santiago is finally beginning a new chapter—college life in the city, away from the shadows of her painful past. But freedom doesn’t erase trauma, and the emotional scars of her father’s abuse and her family’s struggles still cling tightly. Determined to make it on her own, Alina juggles part-time jobs and photography gigs to support herself and help her siblings. Then she meets Harold—charming, kind, and seemingly perfect. But behind his smile lies a truth that leaves Alina shaken and betrayed. After a devastating encounter, she runs from everything. It’s only through the love of her best friends that she finds the strength to return to university and face the pieces of her broken life. That’s when Grayson enters the picture. They’ve crossed paths before, but never like this. A simple deal brings them together, and what starts as casual quickly turns into something more. But when Alina discovers she’s pregnant, fear and uncertainty force her to make an impossible decision: leave Grayson behind without telling him the truth. Years later, fate brings them back together—and Grayson still doesn’t know he’s a father. As they reconnect and old feelings resurface, Alina must confront the secret she’s kept for so long. When Grayson finally learns the truth, their fragile reunion is put to the ultimate test. Just as they begin to rebuild, a new threat rises from the past—one that could destroy everything they’ve fought to protect. Can love be made from pain and second chances? Or are some wounds too deep to ever truly heal?