naruto perfect cell fanfiction

“Aku akan membuatnya miskin, dan menggelandang di jalan!” Laura selalu menanamkan kalimat itu di dalam dirinya, sebagai bentuk balas dendamnya pada suaminya, Erlan. Sejak awal pernikahannya dengan Erlan yang terjadi karena perjodohan orangtua mereka, hanya hati yang tersakiti saja yang selalu Laura dapatkan. Erlan kerap kali selingkuh agar bisa menyakiti hati Laura, demi membalaskan dendamnya pada Laura, hingga harus saling menjatuhkan demi menjaga kedudukan mereka di perusahaan yang mereka miliki. Di dalam keadaan terpuruknya yang tidak bisa lepas dari keluarga Erlan yang sangat berpengaruh itu, Rendra datang ke dalam kehidupan Laura sebagai bodyguard yang Erlan tugaskan untuk menjaga dan mengawasi Laura. Tanpa Erlan ketahui kalau penyamaran Rendra sebagai bodyguard Laura hanya untuk menghancurkan Erlan dari dalam. Dan lambat laun, Rendra menyimpan perasaan pada istri pria itu. Akankah Rendra yang telah jatuh hati pada Laura sejak mereka pertama kali bertemu berhasil mengambil hati Laura yang telah membeku itu?

"You are nothing but a selfish and ruthless man, Adriano. I hate you, you despise me. A betrayer like you always remains a betrayer." Mia yelled at the man standing before her. Adriano chuckled, a dark expression appeared on his face. He stormed towards her and pinned her against the wall, "You are mine and no one else." "You Are Mine, Mia Marcello. Date all the men you want, their dead bodies will keep piling up then."

Sabi nila kaakibat ng pagmamahal ang masaktan. Paano naman kung sobra-sobra nang sakit ang nararamdaman mo? Magmamahal ka pa rin ba? ... Si Maria Ingrid Natasha Garcia, o kilala sa tawag na 'Ming' ay head over heels ang pagmamahal sa kanyang boss kahit pa walking freezer ito. At kasing liwanag man ng ilaw na may kasintahan na ito, patuloy niya pa rin itong minamahal. Martir na kung martir. Pero hindi naman mapigilan ni Ming ang patuloy na pagkabaliw ng kanyang puso sa kanyang gwapings na amo. At sa gabi-gabi niyang pagdarasal narindi na ang diyos ng pag-ibig kaya pinagbigyan na ang panalangin nito. Sa wakas! nakuha nito ang atensyon ng kanyang amo. Kaya lang hindi rin pala ito magta-tagal dahil muling magbabalik ang unang babaeng nag-patibok sa puso ng kanyang Boss.

Christmas is one of the most favorite holidays of the year, it isn't just a season, it's a feeling. After having an ill relationship with their parents while growing up; Hazel and Les returned home to save their parents from their state of dilemma. While in the midst of showing what they're capable of to their egocentric parents, Hazel and Les stumble into each other's life. Will the encounter be the beginning of something new? Will they be able to accomplish their goals? Come on let's find out.

After being held captive in a wooden house all through her pregnancy period, Adele Henderson gave birth to twins which she wasn't opportune to see as she signed a contract to never see or come for them but as years passed by, the feeling of a missing piece in her made her disguise as ugly maid just to get a glimpse of her twins and get close to the man who changed her dreams.

“Kenapa?” tanya Bigel saat Hasbi memilih tidak bersuara lagi, tapi fokusnya selalu pada leher Bigel. “Apa yang Mas lihat?” Hasbi menundukkan kepalanya dan seraya mendekat hingga membuat batasan tipis antara wajahnya dan juga wajah Bigel. “Aku, rindu ini.” Bigel tidak dapat berkutik untuk sesaat, tapi sekaligus jantungnya berdebar tidak karuan. Menurutnya, bukankah ini kesempatan agar Hasbi semakin terikat padanya? Cup! Bigel mencium bibir Hasbi lebih dulu, sekilas untuk membuat adrenalin pria itu semakin menggebu-gebu memakan Bigel. “Bigel.” “Jika lebih dari ini, kau mungkin tidak jadi ke kantor lagi.” “Tidak masalah,” sungutnya dengan napas turun naik menerpa permukaan wajah Bigel. “Yakin? Bagaimana jika aku menginginkanmu untuk diriku sendiri setelah ini?” *** Hasbi memejamkan matanya sebentar, laru menatap lembut pada Irasya. “Pulanglah, kepalaku sedang pusing untuk mencerna semuanya. Kita bicarakan nanti saja. Ada yang lebih penting untuk aku urus saat ini.” Ketika Hasbi hendak berbalik, Irasya menahan lengannya lagi dengan kuat. “I-itu Bigel, kan? S-sesuatu yang penting?” Tanpa ragu, Hasbi mengangguk sebagai jawaban. “A-aku hamil, anakmu, Hasbi.”