Share

BAB 206

Author: NawankWulan
last update Last Updated: 2025-01-31 13:51:28

Pagi ini, Hanum dan Ken kembali berangkat lebih awal ke cafe mereka. Sudah hampir seminggu mereka disibukkan dengan berbagai hal. Mereka menata interior, merapikan meja dan kursi, serta memastikan tempat itu terlihat nyaman dan estetik.

Hanum berdiri di tengah ruangan mengamati hiasan dinding dan lampu-lampu gantung yang baru mereka pasang kemarin malam.

"Mas, menurutmu kalau kita tambahin tanaman hias di sudut-sudut ruangan, bakal makin cantik nggak?" tanyanya sambil menoleh ke Ken yang sedang mengecek furniture lain.

"Bagus juga, Sayang. Aku lihat di marketplace ada tanaman gantung artificial, jadi nggak perlu repot nyiram tiap hari." Ken menoleh dengan senyum. Hanum pun balik tersenyum.

"Sip, Mas. Nanti Hanum pesan online saja kalau gitu."

Sejak sibuk menyiapkan keperluan cafe itu, mereka nyaris tidak punya waktu untuk hal lain. Setiap pagi mereka datang sebelum matahari terbit, dan baru pulang saat langit sudah gelap. Hanum bahkan mulai belajar memasak dari seorang chef kenala
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (5)
goodnovel comment avatar
Samsia Chia Bahir
Ni namax lalaki digoblokin istri, istri jg G tau diri, rasaiiinnn ............
goodnovel comment avatar
Wina Fauzi
rasain lo ren mampus lo...
goodnovel comment avatar
Hazwani Umira Kasim
mantul.. semangat thorr lanjutnya
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 323

    Langit yang tadi bersinar cerah kini berubah kelabu. Awan menggantung di angkasa dan Ken tahu sepertinya hujan deras akan segera turun dalam waktu dekat. Laki-laki dengan hoodie hitamnya itu mempercepat langkah keluar minimarket setelah membayar belanjaannya. Sampai teras minimarket, gerimis mulai datang mengguyur bumi. Ken buru-buru masuk mobil tepat saat air langit jatuh lebih deras. "Syukurlah nggak basah," ujarnya lirih sembari memakai sabuk pengaman. Baru saja menyalakan mesin mobil, tiba-tiba handphonenya berdering. Muncul kontak istri tersayangnya di layar. Wajah yang sebelumnya cukup lelah karena bertemu client yang ribet kini terlihat semringah. Ken tersenyum saat menekan tombol hijau di layar. Berharap suara istrinya terdengar, tapi ternyata justru suara asisten rumah tangganya yang terdengar gugup. Tubuh Ken menegang. Dia berusaha mencerna kata perkata yang diucapkan Bi Santi dari seberang. Derasnya hujan membuat suaranya tak terdengar jelas. Berkali-kali Ken menanyakan

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 322

    Birru Wicaksono Pratama adalah nama anak lelaki Raka dan Meira. Jagoan tampan yang akan meneruskan jejak papa dan Opanya sebagai pengusaha. Bisnis turun temurun yang kini semakin sukses dan memiliki cabang di mana-mana. Tak hanya di Jogja, tempat kelahiran mereka. Tapi, juga di Jakarta, Bandung, Surabaya, Pontianak, Solo dan kota-kota besar lainnya. Syukuran aqiqah sekalian pencukuran rambut sudah usai. Semua berjalan lancar. Bahkan mantan suami Meira, Baim dan keluarganya pun datang. Selain ingin mengajak Aldo liburan ke Jakarta, mereka juga ingin bersilaturahmi karena sudah lama tak bertemu. Baim ingin mempererat hubungan antara ayah dan anak. Dia juga berharap Aldo bisa menerima istri barunya, yang kini sudah sah menjadi ibu sambungnya. "Kami minta maaf nggak bisa datang di acara pernikahanmu bulan lalu, Mas. Maklum, sudah mendekati hari lahir jadi takut bepergian jauh," ujar Meira saat Baim dan keluarganya menjemput Aldo untuk diajak liburan bersama. Rencananya mereka ingin men

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 321

    Waktu terus berjalan. Ken dan Hanum kembali ke Jakarta dengan dunia barunya. Raka dan Meira pun kembali disibukkan dengan pekerjaan kantor, mengurus Aldo dan Dee, bahkan kini sibuk mempersiapkan lahiran. Sementara Wicaksono dan Sundari seperti biasanya, menikmati hari tuanya dengan banyak istirahat dan liburan. Semua bahagia dengan cara yang berbeda. Sekalipun sibuk dengan dunianya, Sundari dan Wicaksono selalu menyempatkan waktu untuk menjenguk kedua cucu, anak dan menantunya. Mereka yang kini sudah pindah ke rumah sendiri karena ingin mandiri. Rumah yang tak terlalu jauh dari rumah utama yang kini hanya dihuni oleh Sundari dan Wicaksono bersama asistennya. "Sayang, kamu kenapa?" tanya Raka panik saat melihat istrinya meringis kesakitan di tepi ranjang. Meira meremas daster polkadotnya sembari memejamkan mata. Seolah dengan itu bisa mengurangi sedikit sakitnya kontraksi. Raka yang baru saja mandi buru-buru memanggil supir untuk menyiapkan mobil. Tas hitam yang sudah berisi barang-

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 320

    Suasana di halaman belakang rumah Wicaksono cukup ramai sore ini. Ada syukuran empat bulan kehamilan Hanum dan tujuh bulan kehamilan Meira di sana. Semua sudah disiapkan cukup matang jauh-jauh hari. Tak ada yang kurang. Sanak saudara dan para tetangga datang untuk menghadiri hari bahagia itu. Meira dan keluarga kecilnya memakai pakaian berwarna putih, sementara Hanum dan Ken memakai pakaian berwarna abu muda. Semua terlihat cantik dan tampan. Aura bahagia terlihat jelas dari raut wajah dan senyum mereka. Acara demi acara berjalan lancar, sampai pada pembacaan doa dan ceramah oleh seorang ustadz muda bernama Habibi. Beragam hidangan tersedia, camilan-camilan sebagai teman teh dan kopi pun terhidang di meja. "Bu Sundari bahagia banget pasti punya menantu dua cantik-cantik begini, mana hamil barengan pula. Dapat cucunya dobel sekalian." Seorang kerabat menepuk pelan pundak Sundari yang sedang bicara dengan Hanum. Kedua perempuan beda usia itu pun sama-sama menoleh. "Alhamdulil

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 319

    Dokter pribadi keluarga Wicaksono baru saja memeriksa Hanum. Dengan cemas Ken dan keluarganya menunggu di kamar bernuansa ungu muda itu. Sundari duduk di tepi ranjang, sesekali mengusap kening menantunya. Sementara Ken mengantar Dokter Yudistira ke teras. "Jadi, istri saya hanya kecapekan saja, Dok? Nggak ada indikasi lain?" tanya Ken memastikan setelah mendengar penjelasan dokter itu. "Benar, Mas Ken. Mbak Hanum kecapekan. Mungkin karena hamil muda, jadi agak kaget saat melakukan perjalanan luar kota. Istirahat yang cukup dan minum vitamin rutin, InsyaAllah akan segera membaik. Tak ada yang perlu dikhawatirkan, Mas. Hal seperti ini biasa untuk perempuan yang hamil muda." Dokter Yudistira menepuk-nepuk pundak Ken perlahan. Ken manggut-manggut. Dia cukup lega setelah mendengar penjelasan dokter tentang keadaan istrinya. Tadi dia sempat panik karena Hanum tampak pucat dan lemas. Tak biasanya dia seperti itu. "Syukurlah kalau cuma kecapekan, Dok. Yang penting nggak ada masalah serius

  • DITALAK LEWAT WA DINIKAHI DUDA KAYA   BAB 318

    Detik ini, suasana Jogja kembali dinikmati Hanum. Tak hanya makanan khas di kota itu, tapi juga lingkungan yang cukup nyaman dan tenteram. Semilir angin yang berbeda dia rasakan jua. Hanum memejamkan mata sesaat, menikmati hembusan angin pagi setelah sampai di rumah mertuanya. Rumah berlantai dua yang terlihat megah dan gagah. Dua satpam menyapanya ramah. Sopir pribadi mertuanya pun tersenyum tipis seraya mengangguk pelan. Asisten rumah tangga di sana juga menyambutnya dengan senyum dan keramahan yang sama. Tak terkecuali kakak iparnya, Raka dan Meira. Bahkan Aldo dan Dee anak mereka pun menghambur ke pelukan Hanum. "Eh, hati-hati, Sayang. Tante Hanum juga hamil kaya bunda. Ada adek bayi di perutnya." Sundari menasehati kedua cucunya. Meski Aldo anak Meira dengan suami pertamanya, tapi bagi Sundari dan Wicaksono, Aldo tetaplah cucu mereka. Keduanya pun sangat menyayangi jagoan kecil itu. Tak ada yang membedakan. Aldo mendapatkan cinta dan kasih sayang dari ayah sambung dan kakek ne

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status