Share

Istri Tuan Greyson yang Membalikan waktu
Istri Tuan Greyson yang Membalikan waktu
Author: Zeya

Bab 1

Author: Zeya
last update Last Updated: 2024-01-16 18:38:40

Mansion Greyson tampak sepi dari luar, namun berbeda dengan keadaan di dalam kamar seorang wanita bernama Lavender Pradivta. Di dalam kamar bernuansa abu-abu dan hitam itu terlihat sosok anak kecil yang sedang berdiri di hadapan Lavender dengan mendekap boneka kelinci .

"Ada perlu apa kamu ke sini?" ujar Lavender dengan nada dingin nya.

"A-aku kangen sama M-mamah." sahut anak kecil bernama Ezra Greyson putra tunggal Lavender.

Mendengar jawaban putranya, salah satu alis Lavender naik ke atas lalu dia berucap.

"Hanya itu keperluanmu datang kesini?"

Ezra menundukkan kepalanya lalu mengangguk lemah, tubuhnya sudah bergetar hebat sejak tadi karena ketakutan. Begitu juga dengan Kedua matanya yang memerah menahan tangis setiap kali mendengar ucapan ibunya yang sangat dingin padanya.

Lavender yang tadinya duduk di ranjang kini mulai berdiri. Dia melangkah menghampiri Ezra yang sejak tadi sama sekali tidak menatap matanya.

Sreet!

Lavender menarik dagu Ezra secara kasar, dia tidak menyadari jika itu menyakiti putranya.

'Apa aku terlalu kasar? wajahnya terlihat murung.' Batin Lavender bingung.

Lavender melepas dagu Ezra perlahan. Dia menatap tangannya, lalu bergantian menatap dagu Ezra yang memerah. Tiba-tiba Lavender merasa bersalah telah melakukan hal itu. Dia mengepalkan kedua tangannya hingga buku-bukunya memutih.

'Bodoh kamu, Lavender.' batin Lavender miris.

Lavender bukan orang yang peka. dia juga tidak tau cara menyampaikan rasa sayangnya kepada Ezra. Dari kecil Lavender selalu di didik secara keras oleh kedua orang tuanya. Hal itulah yang membuat Lavender sering menyakiti Ezra tanpa sadar karena dia mengira jika seperti itulah cara menyampaikan rasa kasih sayang terhadap seorang anak.

Tak jarang juga Lavender memperhatikan Ezra dari jauh, dia ingin akrab dengan putranya namun dia tidak tau cara mendekatinya.

"Ezra, kenapa tidak menjawab pertanyaan mamah?" ucap Lavender mengurangi nada dingin dalam ucapannya.

"Ma-maaf Mah, Eza calah." cicit Ezra dengan suara cadelnya.

Lavender menghela nafas berat, dia meraih tangan Ezra dan membawanya keluar dari dalam kamar.

Mereka sudah berada di luar pintu, Lavender menghentikan langkahnya saat bertemu kepala pelayan.

"Nyonya, anda mau ke mana?" ujar kepala pelayan dengan sopan.

"Aku ingin mengajak putraku minum teh, bisa kalian rekomendasikan tempat yang bagus di mansion ini." tanya Lavender, dia jarang keluar rumah jadi dia tidak paham tempat yang bagus untuk bersantai.

Kepala pelayan itu mengangguk paham. "Kebetulan taman belakang sudah selesai di renovasi, apa anda dan tuan muda mau kesana, nyonya."

"Baiklah, tolong bawakan tehnya ke taman dan beberapa camilan yang Ezra sukai." pesan Lavender.

"Baik, nyonya."

Kepala pelayan tersebut bergegas menuju dapur untuk menyiapkan camilan dan teh yang di minta Lavender.

Mereka berdua kembali melanjutkan langkahnya, baru beberapa langkah. Lavender merasakan pergerakan di tangannya, dia menundukkan kepalanya lalu melihat Ezra sedang berusaha melepaskan tangan yang di pegang Lavender.

"Kamu, tidak suka jika mamah memegang tanganmu?" ujar Lavender mengernyit heran.

Ezra menggeleng pelan, kedua pipi chubby nya ikut bergerak ke kanan dan ke kiri. Lavender yang melihat itu menjadi gemas sendiri, hingga tanpa dia sadari kedua tangannya sudah lebih dulu bertengger dan mencubit pipi Ezra.

'Gemesin banget sih anak aku.' batin Lavender.

Cubitan Lavender membuat Ezra meringis kesakitan, namun dia tetap diam dan menahannya. Ezra takut jika dia bicara maka Lavender kembali mengabaikannya seperti biasa.

'Sepertinya dia menyukaiku sampai kedua pipi gembulnya memerah.' batin Lavender kesenangan.

Namun kegembiraan yang Lavender rasakan segera sirna saat terdengar langkah kaki mendekati mereka berdua yang kini sudah berada di samping tangga.

"APA YANG KAMU LAKUKAN PADA PUTRAKU, LAVENDER!" bentak Elios Greyson, suami Lavender begitu berhadapan dengannya. Mereka menikah lima tahun lalu, dan itu pun karena sebuah perjanjian.

Lavender mengernyit heran melihat wajah Elios yang merah padam dan tiba-tiba membentaknya. dia melepas kedua tangannya yang tadi mencubit pipi Ezra.

"Apa kamu buta, kamu bisa lihat sendiri apa yang sedang aku lakukan tanpa perlu menjelaskan nya, El." sahut Lavender datar.

Elios menggeram marah, Kedua tangannya mengepal erat. "Sialan, bagaimana bisa kamu menyiksa anak yang lahir dari rahim mu sendiri hah? kamu benar-benar kejam."

"Kejam kamu bilang? El, apa kamu lupa dengan perbuatanmu selama ini? Kamu bahkan tidak pernah sekali pun memperdulikan aku dan Ezra!" bentak Lavender ikut kesal.

"Lebih kejam mana aku atau kamu yang mengabaikan keluarganya sendiri hah?" imbuh Lavender.

Degh.

Elios terkejut, memang kesalahan satu malam yang terjadi di antara mereka bukan karena cinta. dan memang benar jika dia mengabaikan keluarganya selama ini. Hal itu dia lakukan karena sikap Lavender yang selalu dingin jika dia berada di dekatnya.

"Jaga bicaramu, Lav, di sini ada anak kecil!" geram Elios penuh penekanan.

"Kalau kamu tau ada anak kecil, setidaknya kamu jangan memancing pertengkaran denganku dan pergi dari sini sekarang." Sahut Lavender dingin.

Elios merasa terhina dengan ucapan Lavender barusan. Tanpa di duga Elios mengangkat tangannya dan menampar pipi Lavender hingga membuat sudut bibirnya robek.

PLAK!

Wajah Lavender menoleh ke samping tepat di mana Ezra sedang berdiri, Lavender melihat wajah shock putranya yang terbalut ketakutan.

'Elios, bajingan beraninya dia membuat Ezra takut.' batin Lavender geram.

Dia kembali menoleh ke arah Elios yang kini menatapnya penuh amarah.

"Sudah cukup aku memberi waktu padamu untuk berubah, sekarang aku tidak bisa lagi mentoleransi perlakuan kamu, Lavender. Kalau kamu tidak mau mengurus Ezra biar aku yang bawa dia pergi!" ancam Elios.

Mendengar hal itu Lavender terkekeh remeh, dia mendongak menatap tepat pada kedua netra Elios.

"Pfftt haruskah aku ambilkan kamu kaca, El? Di sini kamu yang tidak mau mengurusnya, bukan aku brengsek!" umpat Lavender.

Kesabarannya sudah habis untuk meladeni ocehan tidak berguna dari suaminya, Lavender menarik pergelangan tangan Ezra sedikit kasar tanpa dia sadari dan menyeretnya ke belakang tubuhnya.

"Kalau kamu masih berniat membawa Ezra pergi maka langkahi dulu mayatku, Elios Greyson!" tekan Lavender.

Kedua alis Elios menukik tajam. "Kamu berani mengancamku, Lav? kamu lupa siapa aku heh.''

"Tentu saja aku tidak lupa kamu tau, El? kamu adalah laki-laki paling menjijikkan yang pernah aku kenal. Jika saja para orang tua brengsek itu tidak menjualku, pasti aku tidak mungkin menikah dengan laki-laki sampah sepertimu!''

Tanpa Lavender duga, Elios langsung mencekik lehernya hingga dia kesulitan bernafas.

"Eugh...le-lepaskan aku, El." rintih Lavender kesakitan .

"Kamu benar-benar tidak bisa dinasehati, Lavender. lebih baik kamu mati dari pada hidup dan membuat hidupku susah."

Elios melupakan fakta jika putranya masih berdiri di sampingnya. Ezra yang tadinya berdiri di belakang Lavender, langsung melepas genggaman di tangannya dan bergegas menghampiri ayahnya. Dia menarik celana panjang Elios sembari memohon untuk melepaskan Lavender.

"J-jangan cakiti Mamah, Pah!" Pinta Ezra memohon.

Namun, Elios yang sudah dibutakan amarah tidak menghiraukan permintaan putranya yang terus menerus merengek memintanya untuk melepaskan Lavender.

"Pah, lepasin Mamah acu." ujar Ezra memohon.

Air matanya jatuh bercucuran membasahi pipi chubby nya. Lavender yang sedang merasa kesakitan menjadi semakin sakit kala melihat putranya menangis.

Di tengah perasaan aneh yang baru pertama kali dia rasakan, Lavender berusaha melepaskan tangan Elios.

"S-sakit, El.'' rintih Lavender.

Ezra yang melihat kedua mata Lavender mulai menutup segera berteriak histeris.

"MAMAH!" teriak Ezra lantang.

Elios terkejut mendengar teriakan Ezra, seketika dia melepaskan tangannya dari leher Lavender hingga membuatnya jatuh ke lantai.

Elios menatap tak percaya pada tangannya yang mencekik Lavender, hingga tanpa sadar dia mundur dua langkah. Ezra yang masih berdiri di sampingnya dan masih memegangi celananya. Tiba-tiba terhuyung ke belakang saat kaki Elios menyenggol tubuh mungil Ezra dan berakhir membuat tubuh Ezra limbung ke arah anak tangga.

Lavender yang sedang mengatur nafasnya, seketika melotot kala melihat tubuh Ezra limbung dan hampir jatuh di tangga.

"EZRA!" teriak Lavender panik.

Dia berdiri lalu berlari ke arah Ezra. Lavender mendekap tubuh Ezra sangat erat. Dia berusaha melindungi putranya, namun Lavender tidak bisa menjaga keseimbangan tubuhnya hingga dia pun tergelincir di tangga dan jatuh menggelinding bersama Ezra dalam pelukannya.

Lavender tidak memperdulikan rasa sakit yang mulai menyerang tubuhnya.

BRAAAAK!

Kepala Lavender menghantam sudut pegangan tangga yang membuat kepalanya bocor, dalam keadaan pusing yang menderanya. Lavender masih berusaha memastikan keadaan Ezra.

"K-kamu baik-baik aja, Nak? ada yang s-sakit." lirih Lavender sembari melepaskan dekapannya pada tubuh Ezra.

Bocah berumur tiga tahun itu tak menjawab, dia mulai menangis sesenggukan di samping Lavender. Hanya ada sedikit memar di pergelangan tangan Ezra, semua itu berkat Lavender yang melindunginya dan mengorbankan dirinya sendiri.

"Mamah, dalah hiks..hiks dalah banyak." racau Ezra cadel kala melihat darah keluar dari kepala Lavender.

Sedangkan Lavender mulai merasakan pusing tak tertahan, dia hanya bisa mendengar suara tangisan Ezra tanpa bisa menenangkannya.

"Ma-mamah.....hiks..hiks.. Mamah." lirih Ezra terus menerus memanggil nama Lavender.

Perlahan nafas Lavender mulai tersendat-sendat, Elios yang baru sampai di samping Lavender langsung meraih kepala istrinya ke dalam pangkuannya.

"Lav, buka mata kamu, Lavender." panik Elios, dia shock dan pikirannya kosong melihat istrinya berlumuran darah karena kebodohannya barusan.

Lavender merasa waktunya tidak banyak lagi, lamat-lamat Lavender menatap sayu ke arah Ezra.

"M-maafin Mamah, E-Ezra." lirih Lavender.

Perlahan kedua netra Lavender terpejam, kepala Lavender jatuh terkulai tepat ke pangkuan Elios bersamaan dengan hembusan nafas terakhirnya.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Istri Tuan Greyson yang Membalikan waktu   Bab 52

    Dua hari kemudian, Lavender dan juga Ezra serta Jasmine sudah kembali ke mansion Greyson. di sana juga sudah ada sang kakek yang sedang duduk di sofa. mereka semua menunggu pertanyaan yang akan di berikan tetua keluarga Greyson tersebut. "Jelaskan maksud dari berkas yang Kakek terima, El!" pinta Kakek Elios. Elios menghela nafas berat, dia sudah membaca isi map itu tempo hari. begitu juga dengan Lavender, mereka berdua juga sudah berdiskusi mengenai hal yang akan mereka lakukan setelah mendapat pertanyaan itu. "Maaf, kami sudah membohongi kalian semua." ujar Elios membuka pembicaraan. Kening Jasmine mengkerut, dia tidak memahami maksud ucapan putranya. "Ada apa, Nak? kenapa kamu meminta maaf?" "Kami.... sudah melakukan pernikahan kontrak, Bu." sahut Lavender. Sontak kedua pupil Jasmine membulat sempurna, dia tak menyangka putra dan juga menantunya akan melakukan hal itu. "Kalian bohong, kan? nggak mungkin kalian cuma nikah kontrak?" ujar Jasmine masih menolak fakta itu.

  • Istri Tuan Greyson yang Membalikan waktu   Bab 51

    Lavender mengendap-endap menghampiri para pria tersebut, dia mengambil balok kayu yang tergeletak di sisi salah satu pria tersebut. untungnya mereka semua tengah mabuk berat, hal itu membantu Lavender untuk menyelematkan Ezra dan juga Jasmin. Lavender mengambil ancang-ancang, dia mengangkat balok tersebut dan mengarahkan pada leher salah satu pria di sana. Buugh. Sontak rekan-rekan pria itu menoleh begitu melihat teman mereka tersungkur di lantai. mereka mengernyit heran saat melihat wanita berpakaian seksi berada di depan mereka. "Wah, sepertinya si bos mengirimkan wanita pada kita haha." ujar salah orang tersebut. "Bos memang yang terbaik." sahut rekan pria itu. Tak ingin membuang waktu lebih lama, Lavender kembali melayangkan pukulan pada pria-pria itu. selang beberapa saat Lavender telah berhasil membuat mereka semua pingsan, dia menghela nafas kasar. Lavender turun memasuki area dalam kapal tersebut, dia bisa melihat Jasmine sedang duduk di lantai sambil memeluk Ezra.

  • Istri Tuan Greyson yang Membalikan waktu   Bab 50

    Di sisi lain, Elios baru saja selesai mendapat pengobatan. dia keluar dari ruang rawat, begitu dia sampai di depan pintu dia melihat Luca sedang duduk di bangku sembari menundukkan kepalanya. Elios menepuk pelan pundak pemuda tersebut, Luca mendongak dia segera berdiri dan menanyakan kondisi Elios."Bagaimana kondisi anda, Tuan?" ujar Luca."Saya baik-baik saja, kemana istri dan anakku? apa mereka sudah pulang duluan?" Luca meneguk ludahnya kasar, dia bingung apa yang harus dia katakan saat ini. terlebih posisi Lavender dalam bahaya, Luca takut kalo Elios panik. Elios memperhatikan gelagat Luca yang aneh, dia merasakan firasat buruk sedang menimpa istri dan anaknya."Dimana Lavender? jawab, Luc, jangan membuatku bertanya dua kali." Tegas Elios, sorot matanya sangat tajam, seperti belati yang siap menancap di tubuh Luca jika dia berbohong. "Nona Lavender sedang mencari Tuan muda Ezra, Tuan." jawab Luca setengah bimbang.Sontak Elios langsung melotot, dia mencengkeram kedua pundak Luc

  • Istri Tuan Greyson yang Membalikan waktu   Bab 49

    Di sisi lain, lebih tepatnya di sebuah dermaga. terlihat seorang pria sedang berdiskusi dengan beberapa orang. Namun di tengah percakapan mereka, salah satu bodyguard yang berjaga datang dengan tergopoh-gopoh, keringat nampak jelas di kening bodyguard tersebut."Hosh... hosh... T-Tuan gawat." ujar bodyguard itu terengah-engah."Ada apa?" sahut pria tersebut."Di depan, a-ada seorang wanita! dia mencari anda."Kening pria itu berkerut, dia tidak merasa memiliki janji dengan siapa pun di jam selarut ini. terlebih tidak ada yang tau bahwa dia berada di sana.Merasa ada yang tak beres, pria itu bergegas menuju tempat yang di sebut oleh bodyguardnya.Tap.Tap.Tap.Dari kejauhan, pria itu melihat siluet yang tak asing meski orng tersebut sedang memunggunginya. semakin dia mendekat tiba-tiba perempuan itu berbalik menatap ke arahnya, begitu wajah perempuan itu terlihat jelas pria tersebut langsung membeku di tempat."Bagaimana kabarmu..... Bara?" sapa Lavender seraya tersenyum smirk."L-Lav

  • Istri Tuan Greyson yang Membalikan waktu   Bab 48

    Ucapan Lavender bukan sekedar gertakan, karena tak berselang lama muncul para polisi dari pintu depan. Mereka mulai mengepung ballroom itu sambil menodongkan senjata ke arah para bawahan Reynold.Lavender menarik sudut bibirnya ke atas, sebuah seringai muncul di wajah perempuan itu. Dia sudah bertekad untuk menghancurkan Reynold dan juga seluruh orang yang terlibat menyakiti dirinya."Tangkap pemuda itu! bawa juga pria bernama Baskaran dan istri keduanya. Semua berkas bukti kejahatan mereka sudah saya berikan ada asisten saya, dia akan menyusul ke kantor polisi nanti." Ucap Lavender memberi perintah.Para polisi mengangguk patuh, mereka menangkap Reynold, Baskara dan juga istrinya. lalu mereka di bawa keluar dari ballroom menuju kantor polisi untuk di mintai keterangan.Saat semua orang sudah pergi, Lavender pun berniat menyusul Elios menuju rumah sakit. namun baru saja dia keluar dari pintu, ponselnya tiba-tiba berdering menandakan adanya panggilan masuk.Lavender mengeluarkan ponsel

  • Istri Tuan Greyson yang Membalikan waktu   Bab 47

    Lavender tak percaya dengan tindakan suaminya barusan, dia rela menjadi tameng menggantikan dirinya terkena tusukan belati."ELIOS." Teriak Lavender panik.Dia menghampiri suaminya, dia menunduk melihat darah yang keluar dari balik baju Elios."El, kita kerumah sakit sekarang." ujar Lavender.Elios mengangguk, bibirnya mulai terlihat pucat dan itu membuat Lavender semakin panik.Namun baru saja Lavender ingin memapah Elios dan membawanya keluar, tangan Reynold langsung menarik pergelangan tangan Lavender hingga membuat tubuhnya limbung dan melepas tubuh Elios hingga terjatuh ke lantai."Elios." Lavender hendak berlari namun tangannya masih di pegang oleh Reynold."Kamu mau kemana, Lav? sudah biarkan saja suamimu mati di sini." Ujar Reynold tanpa beban.Seketika amarah Lavender naik, dia berbalik menatap ke arah Reynold. "Lancang sekali mulutmu berbicara! kalau memang harus ada yang mati, itu bukan suami ku tapi kamu bajingan!"Degh.Raut terkejut nampak jelas di wajah Reynold, baru ka

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status