Share

Istri Tuan Greyson yang Membalikan waktu
Istri Tuan Greyson yang Membalikan waktu
Penulis: Zeya

Bab 1

Mansion Greyson tampak sepi dari luar, namun berbeda dengan keadaan di dalam kamar seorang wanita bernama Lavender Pradivta. Di dalam kamar bernuansa abu-abu dan hitam itu terlihat sosok anak kecil yang sedang berdiri di hadapan Lavender dengan mendekap boneka kelinci .

"Ada perlu apa kamu ke sini?" ujar Lavender dengan nada dingin nya.

"A-aku kangen sama M-mamah." sahut anak kecil bernama Ezra Greyson putra tunggal Lavender.

Mendengar jawaban putranya, salah satu alis Lavender naik ke atas lalu dia berucap.

"Hanya itu keperluanmu datang kesini?"

Ezra menundukkan kepalanya lalu mengangguk lemah, tubuhnya sudah bergetar hebat sejak tadi karena ketakutan. Begitu juga dengan Kedua matanya yang memerah menahan tangis setiap kali mendengar ucapan ibunya yang sangat dingin padanya.

Lavender yang tadinya duduk di ranjang kini mulai berdiri. Dia melangkah menghampiri Ezra yang sejak tadi sama sekali tidak menatap matanya.

Sreet!

Lavender menarik dagu Ezra secara kasar, dia tidak menyadari jika itu menyakiti putranya.

'Apa aku terlalu kasar? wajahnya terlihat murung.' Batin Lavender bingung.

Lavender melepas dagu Ezra perlahan. Dia menatap tangannya, lalu bergantian menatap dagu Ezra yang memerah. Tiba-tiba Lavender merasa bersalah telah melakukan hal itu. Dia mengepalkan kedua tangannya hingga buku-bukunya memutih.

'Bodoh kamu, Lavender.' batin Lavender miris.

Lavender bukan orang yang peka. dia juga tidak tau cara menyampaikan rasa sayangnya kepada Ezra. Dari kecil Lavender selalu di didik secara keras oleh kedua orang tuanya. Hal itulah yang membuat Lavender sering menyakiti Ezra tanpa sadar karena dia mengira jika seperti itulah cara menyampaikan rasa kasih sayang terhadap seorang anak.

Tak jarang juga Lavender memperhatikan Ezra dari jauh, dia ingin akrab dengan putranya namun dia tidak tau cara mendekatinya.

"Ezra, kenapa tidak menjawab pertanyaan mamah?" ucap Lavender mengurangi nada dingin dalam ucapannya.

"Ma-maaf Mah, Eza calah." cicit Ezra dengan suara cadelnya.

Lavender menghela nafas berat, dia meraih tangan Ezra dan membawanya keluar dari dalam kamar.

Mereka sudah berada di luar pintu, Lavender menghentikan langkahnya saat bertemu kepala pelayan.

"Nyonya, anda mau ke mana?" ujar kepala pelayan dengan sopan.

"Aku ingin mengajak putraku minum teh, bisa kalian rekomendasikan tempat yang bagus di mansion ini." tanya Lavender, dia jarang keluar rumah jadi dia tidak paham tempat yang bagus untuk bersantai.

Kepala pelayan itu mengangguk paham. "Kebetulan taman belakang sudah selesai di renovasi, apa anda dan tuan muda mau kesana, nyonya."

"Baiklah, tolong bawakan tehnya ke taman dan beberapa camilan yang Ezra sukai." pesan Lavender.

"Baik, nyonya."

Kepala pelayan tersebut bergegas menuju dapur untuk menyiapkan camilan dan teh yang di minta Lavender.

Mereka berdua kembali melanjutkan langkahnya, baru beberapa langkah. Lavender merasakan pergerakan di tangannya, dia menundukkan kepalanya lalu melihat Ezra sedang berusaha melepaskan tangan yang di pegang Lavender.

"Kamu, tidak suka jika mamah memegang tanganmu?" ujar Lavender mengernyit heran.

Ezra menggeleng pelan, kedua pipi chubby nya ikut bergerak ke kanan dan ke kiri. Lavender yang melihat itu menjadi gemas sendiri, hingga tanpa dia sadari kedua tangannya sudah lebih dulu bertengger dan mencubit pipi Ezra.

'Gemesin banget sih anak aku.' batin Lavender.

Cubitan Lavender membuat Ezra meringis kesakitan, namun dia tetap diam dan menahannya. Ezra takut jika dia bicara maka Lavender kembali mengabaikannya seperti biasa.

'Sepertinya dia menyukaiku sampai kedua pipi gembulnya memerah.' batin Lavender kesenangan.

Namun kegembiraan yang Lavender rasakan segera sirna saat terdengar langkah kaki mendekati mereka berdua yang kini sudah berada di samping tangga.

"APA YANG KAMU LAKUKAN PADA PUTRAKU, LAVENDER!" bentak Elios Greyson, suami Lavender begitu berhadapan dengannya. Mereka menikah lima tahun lalu, dan itu pun karena sebuah perjanjian.

Lavender mengernyit heran melihat wajah Elios yang merah padam dan tiba-tiba membentaknya. dia melepas kedua tangannya yang tadi mencubit pipi Ezra.

"Apa kamu buta, kamu bisa lihat sendiri apa yang sedang aku lakukan tanpa perlu menjelaskan nya, El." sahut Lavender datar.

Elios menggeram marah, Kedua tangannya mengepal erat. "Sialan, bagaimana bisa kamu menyiksa anak yang lahir dari rahim mu sendiri hah? kamu benar-benar kejam."

"Kejam kamu bilang? El, apa kamu lupa dengan perbuatanmu selama ini? Kamu bahkan tidak pernah sekali pun memperdulikan aku dan Ezra!" bentak Lavender ikut kesal.

"Lebih kejam mana aku atau kamu yang mengabaikan keluarganya sendiri hah?" imbuh Lavender.

Degh.

Elios terkejut, memang kesalahan satu malam yang terjadi di antara mereka bukan karena cinta. dan memang benar jika dia mengabaikan keluarganya selama ini. Hal itu dia lakukan karena sikap Lavender yang selalu dingin jika dia berada di dekatnya.

"Jaga bicaramu, Lav, di sini ada anak kecil!" geram Elios penuh penekanan.

"Kalau kamu tau ada anak kecil, setidaknya kamu jangan memancing pertengkaran denganku dan pergi dari sini sekarang." Sahut Lavender dingin.

Elios merasa terhina dengan ucapan Lavender barusan. Tanpa di duga Elios mengangkat tangannya dan menampar pipi Lavender hingga membuat sudut bibirnya robek.

PLAK!

Wajah Lavender menoleh ke samping tepat di mana Ezra sedang berdiri, Lavender melihat wajah shock putranya yang terbalut ketakutan.

'Elios, bajingan beraninya dia membuat Ezra takut.' batin Lavender geram.

Dia kembali menoleh ke arah Elios yang kini menatapnya penuh amarah.

"Sudah cukup aku memberi waktu padamu untuk berubah, sekarang aku tidak bisa lagi mentoleransi perlakuan kamu, Lavender. Kalau kamu tidak mau mengurus Ezra biar aku yang bawa dia pergi!" ancam Elios.

Mendengar hal itu Lavender terkekeh remeh, dia mendongak menatap tepat pada kedua netra Elios.

"Pfftt haruskah aku ambilkan kamu kaca, El? Di sini kamu yang tidak mau mengurusnya, bukan aku brengsek!" umpat Lavender.

Kesabarannya sudah habis untuk meladeni ocehan tidak berguna dari suaminya, Lavender menarik pergelangan tangan Ezra sedikit kasar tanpa dia sadari dan menyeretnya ke belakang tubuhnya.

"Kalau kamu masih berniat membawa Ezra pergi maka langkahi dulu mayatku, Elios Greyson!" tekan Lavender.

Kedua alis Elios menukik tajam. "Kamu berani mengancamku, Lav? kamu lupa siapa aku heh.''

"Tentu saja aku tidak lupa kamu tau, El? kamu adalah laki-laki paling menjijikkan yang pernah aku kenal. Jika saja para orang tua brengsek itu tidak menjualku, pasti aku tidak mungkin menikah dengan laki-laki sampah sepertimu!''

Tanpa Lavender duga, Elios langsung mencekik lehernya hingga dia kesulitan bernafas.

"Eugh...le-lepaskan aku, El." rintih Lavender kesakitan .

"Kamu benar-benar tidak bisa dinasehati, Lavender. lebih baik kamu mati dari pada hidup dan membuat hidupku susah."

Elios melupakan fakta jika putranya masih berdiri di sampingnya. Ezra yang tadinya berdiri di belakang Lavender, langsung melepas genggaman di tangannya dan bergegas menghampiri ayahnya. Dia menarik celana panjang Elios sembari memohon untuk melepaskan Lavender.

"J-jangan cakiti Mamah, Pah!" Pinta Ezra memohon.

Namun, Elios yang sudah dibutakan amarah tidak menghiraukan permintaan putranya yang terus menerus merengek memintanya untuk melepaskan Lavender.

"Pah, lepasin Mamah acu." ujar Ezra memohon.

Air matanya jatuh bercucuran membasahi pipi chubby nya. Lavender yang sedang merasa kesakitan menjadi semakin sakit kala melihat putranya menangis.

Di tengah perasaan aneh yang baru pertama kali dia rasakan, Lavender berusaha melepaskan tangan Elios.

"S-sakit, El.'' rintih Lavender.

Ezra yang melihat kedua mata Lavender mulai menutup segera berteriak histeris.

"MAMAH!" teriak Ezra lantang.

Elios terkejut mendengar teriakan Ezra, seketika dia melepaskan tangannya dari leher Lavender hingga membuatnya jatuh ke lantai.

Elios menatap tak percaya pada tangannya yang mencekik Lavender, hingga tanpa sadar dia mundur dua langkah. Ezra yang masih berdiri di sampingnya dan masih memegangi celananya. Tiba-tiba terhuyung ke belakang saat kaki Elios menyenggol tubuh mungil Ezra dan berakhir membuat tubuh Ezra limbung ke arah anak tangga.

Lavender yang sedang mengatur nafasnya, seketika melotot kala melihat tubuh Ezra limbung dan hampir jatuh di tangga.

"EZRA!" teriak Lavender panik.

Dia berdiri lalu berlari ke arah Ezra. Lavender mendekap tubuh Ezra sangat erat. Dia berusaha melindungi putranya, namun Lavender tidak bisa menjaga keseimbangan tubuhnya hingga dia pun tergelincir di tangga dan jatuh menggelinding bersama Ezra dalam pelukannya.

Lavender tidak memperdulikan rasa sakit yang mulai menyerang tubuhnya.

BRAAAAK!

Kepala Lavender menghantam sudut pegangan tangga yang membuat kepalanya bocor, dalam keadaan pusing yang menderanya. Lavender masih berusaha memastikan keadaan Ezra.

"K-kamu baik-baik aja, Nak? ada yang s-sakit." lirih Lavender sembari melepaskan dekapannya pada tubuh Ezra.

Bocah berumur tiga tahun itu tak menjawab, dia mulai menangis sesenggukan di samping Lavender. Hanya ada sedikit memar di pergelangan tangan Ezra, semua itu berkat Lavender yang melindunginya dan mengorbankan dirinya sendiri.

"Mamah, dalah hiks..hiks dalah banyak." racau Ezra cadel kala melihat darah keluar dari kepala Lavender.

Sedangkan Lavender mulai merasakan pusing tak tertahan, dia hanya bisa mendengar suara tangisan Ezra tanpa bisa menenangkannya.

"Ma-mamah.....hiks..hiks.. Mamah." lirih Ezra terus menerus memanggil nama Lavender.

Perlahan nafas Lavender mulai tersendat-sendat, Elios yang baru sampai di samping Lavender langsung meraih kepala istrinya ke dalam pangkuannya.

"Lav, buka mata kamu, Lavender." panik Elios, dia shock dan pikirannya kosong melihat istrinya berlumuran darah karena kebodohannya barusan.

Lavender merasa waktunya tidak banyak lagi, lamat-lamat Lavender menatap sayu ke arah Ezra.

"M-maafin Mamah, E-Ezra." lirih Lavender.

Perlahan kedua netra Lavender terpejam, kepala Lavender jatuh terkulai tepat ke pangkuan Elios bersamaan dengan hembusan nafas terakhirnya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status