Share

Chapter 07

Author: Piyu_Qu
last update Last Updated: 2024-05-10 09:38:02

Derap langkah bergemuruh memenuhi lorong istana. Terjadi kepanikan sepanjang lorong istana ketika sosok kaisar dengan wajah dingin bercampur khawatir berlari sepanjang lorong dengan membopong tubuh lemas seorang wanita.

"MINGGIR SEMUA?! CEPAT PANGGILKAN TABIB! PASTIKAN TIBA SEGERA!" teriak Duke Fernand menggema keseluruh istana.

Ia yang tadinya sedang bertemu dengan kaisar, ikut andil melihat apa yang terjadi pada Audreya. Ia dengan sigap mendampingi sang kaisar berlari menuju peraduannya.

Setiap prajurit dan pelayan kelimpungan berlari kesana kemari memberikan jalan sang kaisar.

"Apa yang terjadi dengan Yang Mulia Permaisuri?"

"Aku dengar karena selir agung."

"Sepertinya sebentar lagi akan terjadi kegegeran besar."

"Tapi aku ragu selir agung akan dihukum secara selir agung adalah orang ya—"

"Sttt kecilkan suaramu, Mira, kau mau kita bertiga berakhir dipancung?!"

Para pelayan yang berbaris di sepanjang lorong menunduk sembari saling berbisik-bisik membicarakan kemungkinan yang terjadi pada petinggi kekaisaran itu.

Sementara di ujung lorong terlihat seorang wanita yang memandang nanar apa yang baru saja terjadi di sepanjang lorong yang ada di depannya.

***

Brak

Pintu tertutup dengan kerasnya hal itu membuat sosok wanita yang sedari tadi duduk gelisah terperanjat mendegar gebrakan yang berasl dari arah pintu. Matanya membulat menyadari sosok kaisar sudah berdiri di belakangnya.

"Yang Mul—"

"JELASKAN!"

Sapaannya terpotong oleh bentakan dingim sang kaisar. Sorot mata tajam terkesan penuh amarah berpedar pada netra biru laut itu.

Sosok Jirea bergegas mendekat kepada sang kaisar. Tanpa aba-aba ia berhamburan memeluk tubuh gagah itu.

"Vernon, kau membuatku takut. Kau tak benar-benar marah kepadaku kan?" rengek Jirea masih mendekap tubuh tegap yang kini nampak bergeming.

Kedua tangan Vernon terangkat. Alih-alih membalas dekapan sang selir, ia justru mendorong tubuh ramping wanita itu hingga hampir terjerembab membentur ranjang.

"MENYINGKIR! APA KAU SADAR DENGAN APA YANG KAU LAKUKAN, JIREA?!" seru Vernon kini berteriak marah.

Tubuh wanita itu mendadak kaku, raut wajah tak percaya ketika menyadari sosok yang ia kira jinak ternyata buas.

Ia masih terpaku menyadari Vernon semakin mendekat dengan murka.

Vernon merunduk memperhatikan lebih dekat sosok Jirea yang masih tersungkur. Tak ada raut ramah, tak ada tatapan damai yang ada hanyalah raut dingin penuh amarah.

"Aku aku hanya—" tanggap Jirea tergagap takut.

"Kau mesti ingat yang kau sakiti adalah ratu kekaisaran. Jika kau masih belum bosan untuk bernafas, jangan bertindak bodoh seperti anakmu itu?!"

Netra sang selir terbelalak. Lagi-lagi ia tak habis pikir dengan sosok yang ada di hadapannya ini.

"Apa maksudmu? Apa kau lupa? Dia juga anakmu, Vernon!" balas Jirea berbalik menggertak.

Vernon tertawa sumbang menatap Jirea remeh. "Dia hanyalah kesalahan. Aku sudah memerintahkanmu untuk menggugurkannya tapi kau malah bersikeras ingin memeliharanya. Dan sekarang lihat apa yang kau dapat, dia menjadi anak pembangkang dan kurang ajar."

Dugg

Karena kepalang kesal, Jirea tanpa pikir panjang membenturkan kepalanya pada wajah sang kaisar. Tindakan konyol itu sontak membuat Vernon murka.

"Persetanan dengan egomu, Vernon! Kau sungguh sudah berubah, aku tak menyangka hanya karena wanita sok polos itu kau menjadi seperti ini?!" seru Jirea bangkit mendorong tubuh tegap kaisar yang masih syok mendapat serangan tiba-tiba.

Vernon meringis pelan mengusap cairan darah yang menetes dari hidungnya.

"Keparat! Jaga mulutmu!"

Mata jirea terlihat berkaca-kaca. Nampaknya emosinya tak terkendali melihat sosok yang ia sayangi memperlakukannya dengan sangat buruk.

"Apa? Aku benar kan, semenjak kau menikah dengannya janji yang kau ucapkan seolah meluap ntah kemana. Aku sudah cukup sabar menahan selama 20 tahun ini, tapi semakin lama kau semakin menjadi, Vernon," ujar Jirea kini wajahnya sudah berurai air mata.

Pyarr...

Botol-botol wewangian yang tertata di meja rias seketika pecah berserakan di lantai. Jirea benar-benar sudah kehilangan akal.

Vernon tak merespon. Ia terdiam sembari terus saja memperhatikan Jirea yang mengamuk.

"Jika akhirnya seperti ini, seharusnya aku menghentikanmu waktu itu dan tetap mempertahankan egoku. Kesalahan terbesar selama hidupku adalah tidak seharusnya aku terbujuk mulut manismu kala itu, SIALAN!!!" teriak Jirea menatap Vernon nyalang.

Jirea sudah dikuasai amarah. Akal sehatnya telah buntu dan emosi negatif yang selama ini ia pendam meluap seketika mengambil alih kesadarannya.

"Hey, justru kau yang di sini berubah. Aku tak mengenalmu, Jirea. Bagiku Jirea adalah wanita lemah lembut yang penurut. Justru kau yang telah kehilangan jati dirimu."

"TAPI INI SEMUA KARENAMU, VERNON!! KAU YANG MEMBUATKU SEPERTI INI, KAU YANG MENYERETKU KE DALAM LUBANG KESESATAN!" teriak Jirea benar-benar seperti orang kesetanan. Suara yang ia keluarkan terlampau melengking dengan kucuran air mata yang tak henti menetes membuatnya hanya bisa berteriak dengan suara parau.

Jirea ambruk dikursi riasnya. Ia terduduk di depan cermin dengan menangis tersedu-sedu. Jauh dari image sosok selir yang bersikap garang dan sinis. Kini hanya terlihat sosok wanita rapuh yang tengah dirundung patah hati.

Brakkk

Kembali pintu peraduan sang selir dibuka secara paksa. Kini sosok pemuda bermata coklat berdiri diambang pintu.

"APA YANG KAU LAKUKAN KEPADA IBUNDAKU, SELIR!!"

Jirea bersama Vernon kompak menoleh dan terkejut mendapati sang putra mahkota hadir ditengah-tengah mereka.

Dengan gerak cepat Jirea menghapus air matanya. Ia kemudian bangkit mendekat kepada pemuda berusia 18 tahun itu.

"Ak—u tid–ak—"

"Maafkan aku," lanjut Jirea justru tertunduk memohon ampun kepada sang putra mahkota.

Berbeda dengan ketika berhadapan dengan Vernon, Jirea justru terkesan merendah dihadapan George.

Amarah George nampak masih berapi-api apalagi mendapati permintaan maaf dari sang selir membuatnya semakin naik pitam.

"KAU HARUSNYA TAHU BATASAN! KAU HANYALAH SELIR DARI AYAHANDA. TAK ADA HAK KAU MENYAKITI IBUNDAKU!!" teriak George murka tepat di depan Jirea.

Jirea nampak tersentak, ia mendongak dan menatap sosok George dengan gamang. Air matanya mulai kembali menetes menuruni pipinya.

"GEORGE CUKUP! Ini akan jadi urusan ayah. Kau jaga ibundamu sekarang, ayah tak akan memaafkanmu jika kau lalai menjaganya," lerai Vernon menahan emosi pemuda itu yang meletup-letup.

"Ayah, aku hanya ingin—"

"Pengawal, bawa putra mahkota keluar dari sini. SEKARANG!"

Karena ini adalah titah sang kaisar, para pengawal tak dapat mengelak. Mereka mulai membawa keluar George sekalipun putra mahkota itu memberontak.

Pintu peraduan kembali tertutup hingga menyisakan kedua sosok yang tadi sempat bertengkar hebat.

Vernon menghembuskan napas berat melihat Jirea masih betah dengan posisi terakhirnya.

"Sebagai seorang kaisar, aku menjatuhkanmu hukuman kurungan selama 7 hari di tahanan bangsawan," cetus Vernon tak dapat diganggu gugat.

Lagi-lagi Jirea terperangah. Ia hendak memprotes, namun lidahnya mendadak kelu dan pasokan oksigennya berkurang drastis membuat napasnya tercekat.

"Persiapkan dirimu. Sore nanti kau akan dijemput Panglima Terreson," lanjut Vernon yang sudah berada diambang pintu hendak keluar.

"Kuharap kau mampu merenungkan perbuatanmu di sana. Aku tak bisa membantu banyak di sini karena ini murni kesalahanmu."

Vernon nampak tertunduk sejenak sebelum menutup pintu itu. Raut wajahnya tak terbaca, namun sorot matanya memancarkan kesedihan mendalam menatap sosok Jirea yang masih bergeming memahami apa yang baru saja menimpanya.

"Mengapa harus aku yang mendapatkan kemalangan ini? AKU KORBAN DI SINI MENGAPA AKU HARUS MENGALAMI INI SEMUA?!!" teriak Jirea frustasi usai sang kaisar benar-benar pergi dari peraduannya.

Bak orang yang telah kehilangan akal, Jirea tiba-tiba tertawa. "Kurasa sekarang waktunya aku menunjukkan taringku dan merebut apa yang seharusnya menjadi milikku, hahaha .... "

TBC

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Jelata Jadi Penguasa   Chapter 56

    Di dalam ruangan yang begitu gelap, Adrian berdiam diri. Ia masih terhenyak dengan kejadian hari ini. Dimulai dengan sosok Kimberly yang tiba-tiba muncul di sini sampai kematian permaisuri yang begitu mendadak. Pangeran itu mengacak rambutnya frustasi. Ia telah buntu memikirkan apa yang selanjutnya akan terjadi. Kematian permaisuri menjadi alarm bahaya untuknya. "Aku harus menemui Jirea karena seharusnya dialah dalang dibalik kematian permaisuri," ucap Adrian dengan suara parau. Dengan sisa-sisa harapan, ia keluar dari peraduannya untuk menemui sosok tersangka yang ia yakini. Ketika ia sampai di istana utama, banyak prajurit yang korban dari penyerangan yang telah tiba di istana. Adrian menarik lengan seorang prajurit yang sedang berjalan cepat. "Katakan, apa permaisuri telah tiba?" tanya Adrian menodong keras. Prajurit itu nampak takut melihat sosok Adrian yang berbeda. Penampilan Adrian memang terbilang kacau, namun tatapan tajam itu membuat siapapun tak mampu berkutik.

  • Jelata Jadi Penguasa   Chapter 55

    "Nyonya, apakah nyonya sudah dengar mengenai kabar permaisuri?" Jirea yang tengah sibuk menyulam tiba-tiba menghentikan kegiatannya begitu mendengar satu nama yang menarik perhatiannya akhir-akhir ini. Alisnya terangkat satu memandang penuh tanya. Ia lantas meletakkan sulamanya kemudian mengode Roger untuk mendekat Roger dengan segera menghampiri Jirea lebih dekat lantas membisikan sesuatu. "Rombongan permaisuri telah diserang." Sebaris kalimat itu membuat wajah Jirea seketika sumringah. Senyuman miring segera terbit dari bibir ranumnya. "Muez menangkap umpannya?" responnya dengan sebuah pertanyaam ambigu. Menangkap apa yang Jirea maksud Roger lantas mengangguk. "Kudengar seluruh prajurit terbantai dan itu artinya permaisuri telah tewas," balas pria tersebut berbinar senang. Wajah puas dan angkuh seketika terbit. Jirea bangkit dari duduknya lantas berjalan menuju nakas di samping tempat tidurnya. "Kau memang bisa diandalkan," ucapnya lantas melemparkan sebuah kantung berwarn

  • Jelata Jadi Penguasa   Chapter 54

    Kegaduhan di dalam istana tidak terkendali. Banyak para pelayan dan prajurit yang berlarian. Sama halnya dengan sosok jenderal gagah yang melangkahkan kakinya lebar-lebar. Dari raut wajahnya yang tegas tulang rahangnya nampak begitu menonjol seolah tengah memendam amarah. "Panglima Agung!" teriaknya dengan keras begitu memasuki sebuah ruangan.Sang empu yang tadinya tengah memejamkan mata tersentak kaget."APA APAAN KAU INI!" teriak Roger berbalik marah.Terrson menggeram marah. "Disaat kegaduhan yang terjadi bagaimana bisa kau justru tidur?" tanyanya dengan sarkas.Raut lugu ditunjukkan oleh Roger. "Apa maksudmu?" "Rombongan permaisuri di serang—""APA?!" Belum usai Terrson menjelaskan, Roger sudah terlebih dahulu menyela. Nyatanya jabatan tak menjamin pengetahuan seseorang. Panglima tertinggi itu ternyata tak tahu menahu mengenai kejadian yang menimpa permaisuri. "Aku perintahkan kau menghadap kaisar. Aku akan mengurus sisanya," ucap Roger cepat. Ia bergegas menggunakan pakaian

  • Jelata Jadi Penguasa   Chapter 53

    Bughh Begitu melihat lawannya lengah, sosok bertudung hitam itu segera menendang perut mangsa di depannya. Adrian yang mendapat serangan kejutan itu terdorong mundur. Ia lantas terbatuk dan merasakan nyeri yang sangat pada perutnya. "Ahh sial aku lupa masih memiliki cidera," gumam Adrian lantas meludahkan air liur bercampur darah.Mata elang sang pangeran menyorot tajam."Hey, Kimberly! Berhentilah bercanda. Aku tak mengerti sejak kapan kau menguasai bela diri," ucap Adrian masih tidak bisa melihat situasi yang terjadi.Wanita dibalik tudung itu sempat menatap pangeran heran. Namun tak berlangsung lama begitu melihat Adrian mendekat, itu segera mengayunkan bilah pisaunya diarahkan ke tubuh lawan. Namun Adrian tidak lagi membiarkan lawannya menghajarnya, dengan sigap ia membaca gerakan tangan wanita itu kemudian menangkapnya. "Hey! Kim, ini kakak! Apa kau tidak mengenaliku?" seru Adrian bersuara keras tepat di depan telinga begitu berhasil mengunci pergerakan sosok perempuan yang i

  • Jelata Jadi Penguasa   Chapter 52

    "Hah?! Apa yang baru saja terjadi?"Pangeran segera bangkit dari tempat tidurnya. Ia berdiri di depan cermin lantas terpaku menyaksikan bayangannya sendiri. Ia terbelalak menyaksikan pantulan cermin yang memperlihatkan postur tubuhnya yang berusia 25 tahun. Masih dengan kemeja putih yang lusuh dan tatanan rambut berantakan. Sayangnya begitu ia mengerjapkan mata, pantulan cermin berganti menjadi sosok pemuda berpakaian kerajaan dan berusia 18 tahun."Apa aku tadi sedang bermimpi?"Tangannya seketika menyentuh dadanya yang beberapa saat lalu terasa sakit.Matanya menyorot lurus bola matanya yang terpantul dalam cermin."Tidak, itu bukan mimpi. Itu adalah ... prekognisi," bisik Adrian lantas secepat kilat berlari menuju pintu peraduannya. Prekognisi merupakan bagian dari ilmu parapsikologi yang membahas mengenai kemampuan seseorang untuk melihat atau memprediksi gambaran masa depan. Biasanya hal itu datang melalui media mimpi prekognitif.Knop pintu berusaha Adrian putar, namun pintu t

  • Jelata Jadi Penguasa   Chapter 51

    Semburat jingga terlihat di ufuk barat pertanda hari sebentar lagi berganti malam. Angin bertiup lembut menenangkan jiwa. Namun berbeda dengan sosok pria yang sedari tadi berjalan ke sana ke mari di depan sebuah pintu yang dijaga ketat oleh prajurit."Ayolah pangeran keinginanmu sudah ditolak, pasti keputusan permaisuri tak akan berubah.""Kita tidak akan tau sebelum mencobanya hingga detik terakhir," ucap sang pangeran dengan sok bijak padahal dalam hatinya terbesit rasa takut dan putus asa.Ceklek ...Pintu itu terbuka lebar lantas muncul sesosok wanita bergaun tertutup dengan dua dayang di belakangnya."Heira, kau pastikan jangan ada barang yang tertinggal," ucap sang permaisuri lantas kembali berjalan tanpa mengindahkan dua pemuda yang menantinya di depan pintu."Permaisuri ... " panggil Adrian terus mengikuti jalan sang wanita. Beberapa kali ia memanggil namun wanita itu tak menggubris. Adrian tak kehabisan akal, ia mencegat jalan sang permaisuri. Namun tetap sang permaisuri me

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status