3 minggu kemudian…“Uwekk…”Diandra lari ke kamar mandi dengan cepat, perutnya begitu sangat mual. Ia mencoba memuntahkan isi perutnya, tetapi yang keluar hanya cairan bening yang terasa begitu pahit di tenggorokan.“Uwekk…uwekkk…”Wajah Diandra begitu terlihat pucat, ia menghidupkan air di wastafel, mencuci mulutnya dengan cepat.Wanita seksi itu menatap pantulan dirinya di cermin, baru kali ini ia muntah bahkan begitu sangat lemas. Satu kejadian terlintas di otaknya, ia mencuci mukanya mencoba menghilangkan pikiran itu.“Gak mungkin aku hamil,” gumam Diandra dengan panik.Diandra bingung, ia takut jika dirinya benar-benar hamil. Dengan langkah yang gemetar, Diandra keluar dari kamar mandi. Ia mengambil tas miliknya begitu saja, ia harus memastikan sesuatu, sebelum berspekulasi sendiri.“Pasti aku salah,” gumamnya mencoba denial dengan apa yang terjadi pada dirinya.Diandra butuh testpack untuk membuktikan semuanya, untung saja apotek dari apartemen miliknya tidak terlalu jauh. Jadi
Karena kejadian semalam Sheina begitu tampak canggung dengan Rayden. Bahkan ia memeluk Rayden sampai pagi tanpa ia sadari, jujur Sheina akui jika ia begitu nyaman tidur bersama dengan Rayden.Tetapi karena gengsi Sheina enggan mengakuinya, pagi ini Rayden juga tampak biasa saja. Tidak membahas soal semalam yang dirinya tidak ingin ditinggalkan oleh lelaki itu.“Aku mau ke anak-anak dulu,” celetuk Sheina dengan gugup.Berdua di dalam satu kamar yang sama bersama dengan Rayden ternyata cukup membuat hatinya tidak menentu. Kegugupan melingkupi hatinya saat ini, hingga ia merasa sesak, tetapi ia tidak bisa menghindari pesona Rayden begitu saja.“Anak-anak sudah dibawa kakek sama nenek jalan-jalan,” sahut Rayden dengan santai.Rayden menatap Sheina dengan lembut, tatapannya begitu dalam terhadap Sheina, hingga wanita itu kembali gugup dibuatnya.“K-kok mereka gak bilang ke aku?” tanyanya dengan gugup.Rayden tersenyum, pria dingin itu menarik Sheina hingga duduk di pangkuannya.“M-mas…”“H
Sheina mengerjapkan matanya berulang kali, ia tidak salah dengar kan jika Rosa adalah kakak kandungnya tapi beda ibu? Sahabatnya yang telah mengkhianati dirinya bersama dengan Reno?Apa ini alasan mengapa Rosa begitu benci kepada dirinya? Sheina merasakan sesak di bagian dadanya, semua benang kusut perlahan mulai terurai, ia mengerti sekarang kenapa Rosa mendekatinya dan berakhir menusuk dirinya dari belakang.“Rosa Kakakku?” ulangnya tidak percaya.Baskoro mengangguk. “Kakek sudah menyelidikinya. Dia Rosa sahabat kamu itu,” sahutnya dengan yakin.Sheina menggelengkan kepalanya dengan cepat. “Dia bukan sahabatku lagi, Kek! A-aku tidak ingin memiliki saudara sepertinya. D-dia begitu jahat,” ucap Sheina tercekat.Sheina kembali mengingat yang sudah-sudah, dan hatinya masih begitu terasa sakit. Walaupun ia tidak mencintai Reno kembali tetapi mengingat itu adalah membuka luka lama yang sudah ia kubur dalam-dalam di hidupnya.“Kakek juga tidak menganggap dia bagian dari keluarga ini. Kelua
Sheina begitu terkejut mendengar penjelasan Baskoro. Jadi, selama ini ia tinggal bersama dengan kakek dan neneknya? Keluarga dari pihak ayahnya yang belum pernah ia jumpai sebelumnya.Bahkan sampai ia dewasa seperti ini, dirinya belum pernah tahu seperti apa keluarga ayah kandungannya tersebut. Sheina tercekat, merasa masih tidak percaya dengan semua ini.“J-jadi…”“Iya, benar. Kamu adalah anak Mas Bayu Adjie,” ucap Rayden yang memang sejak dulu memanggil Bayu Adjie dengan sebutan Mas, walaupun terkadang ia juga menanggung Bayu dengan sebutan Om.Entahlah Rayden nyaman seperti itu, yang terpenting ia sopan memanggil seseorang.“K-kenapa bisa? M-maksudku kenapa kalian tidak pernah mencariku?” tanyanya dengan napas yang begitu berat.Ada ledakan emosi yang menguasai jiwa Sheina saat ini. Senang, sedih, dan kecewa sudah membaur menjadi satu hingga matanya berkaca-kaca, hingga air mata tak mampu ia tahan lagi.Baskoro tahu, ia saat ini Sheina sedang kecewa kepadanya. Tetapi dirinya juga t
Baskoro Adjie menghela napasnya dengan berat. Sudah sejak lama ia curiga dengan Sheina saat wanita itu tinggal bersama dengan dirinya dan sang istri.“Sheina cucu saya,” sahutnya dengan pelan.Ada ekspresi terkejut dari Rayden saat ini, tetapi setelah itu ekspresinya terlihat tenang. Sebab, sejak awal ia sudah mencurigai Sheina sebagai anak dari Bayu Adjie. Karena nama itu sama dengan nama Bayu Adjie anak dari Baskoro Adjie.“Jadi benar,” sahut Rayden dengan pelan.“Kamu sudah mengetahuinya, Ray?” tanya Baskoro menatap Rayden dengan serius.Setahun lalu diam-diam Baskoro dan Ranti mengambil rambut Sheina untuk melakukan tes DNA. Mereka yakin jika Sheina adalah cucunya yang sudah lama mereka cari, yang sampai saat itu belum membuahkan hasil.Sebab, Baskoro yakin ini adalah campur tangan Rosa dan ibunya. Di mana kedua orang itu adalah cucu dan mantan menantunya juga. Yang dulu ditinggalkan Bayu Adjie begitu saja demi menikahi perempuan yang menjadi cinta pertamanya.Karena ibu dari Rosa
Kedua orang tua berpelukan. Baskoro Adjie menepuk punggung Rayden dengan pelan, ia tampak bahagia ketika kembali bertemu dengan anak sahabatnya ini. Bahkan mereka sangat dekat dulunya, namun karena sang anak meninggal dan banyaknya masalah dalam keluarganya ia lebih memilih diam.Baskoro Adjie lebih memilih menyendiri dari siapa pun, ia ingin hidup tenang dengan banyaknya masalah di dalam hidupnya.“Bagaimana kabarnya, Om?” tanya Rayden dengan tersenyum tipis.“Ya beginilah, Rayden. Om sehat,” sahut Baskoro dengan ramah. “Ayo masuk. Sepertinya banyak yang harus kita ceritakan,” lanjutnya dengan menatap Sheina yang tampak bingung.Rayden mengangguk, ia menggandeng tangan Sheina dengan erat walaupun Nessa tertidur di gendongannya.Sedangkan Nevan hanya tampak bingung dengan suasana baru ini. Anak kecil itu memeluk leher mamanya dengan erat, ia merasa asing dengan tempat ini.“Mas, sini aku bawa Nessa tidur di kamarnya dulu,” ucap Sheina menurunkan Nevan dari gendongannya.Rayden mengang